Episode 14 - Bertahanlah Sang Gagak II

1.1K 101 1
                                    

Di bawah teriknya matahari, Scarra dan anggotanya sedang berhadapan dengan 10 Hunter dari Aliansi Mawar Merah.

Kesepuluh Hunter itu dipimpin langsung oleh Shion yang merupakan Hunter Rank S di Aliansi Mawar Merah tersebut.

Shion dan anggotanya saat itu sedang melakukan sebuah misi penyelamatan, namun sialnya mereka harus berhadapan dengan Hunter Gagak Hitam di tengah perjalanannya.

Shion dan para anggotanya merasa bahwa kehadiran Hunter Gagak Hitam saat itu, yang muncul secara tiba-tiba didepannya adalah merupakan sebuah upaya penghambatan.

"Tuan, mereka hanya bertiga." Bisik salah satu anggota Mawar Merah terhadap Shion.

Para anggotanya merasa penuh percaya diri, karena jumlah mereka saat itu lebih banyak dari jumlah Aliansi Gagak Hitam yang menghadangnya.

Namun Shion merasa sebaliknya, belajar dari pengalamannya dalam hal penyerbuan, dirinya merasa ada sesuatu yang janggal. Dirinya berfikir bahwa mungkin ada beberapa Hunter yang lain yang sedang bersembunyi dan siap untuk menyerang.

Di tengah-tengah pemikiran Shion yang sedang berkecambuk, Scarra mencoba memulai pembicaraan. "Kami akan ke sana." Ucap Scarra sambil menunjuk ke arah salah satu jalan.

Arah yang Scarra tunjuk adalah arah yang akan Shion dan anggotanya lewati saat itu. Shion berfikir apa yang diucapkan Scarra adalah sebuah permainan kata-kata, dan biasanya hal itu dilakukan untuk melihat seberapa kuat mental lawannya.

"Tidak, kami yang akan ke sana." Ucap Shion.

"Tapi aku yang bilang duluan." Scarra menyambung ucapannya.

"Tapi kami sudah berniat mau ke sana." Shion tidak mau kalah.

"Jadi terus kau mau apa?" Ucap Scarra sambil memegang dan melenturkan lehernya.

Melihat hal itu, para Hunter Mawar Merah langsung bersiap. Mereka berfikir ucapan tersebut adalah puncak dari permainan kata-kata tersebut, dan merupakan sebuah pembuka pertarungan.

"Perhatikan sekitar dan jangan lengah." Bisik Shion kepada para anggotanya.

"Jadi bagaimana?" Scarra bertanya sekali lagi.

"Iya oke, ayo ke sana!" Jawab Shion. Maksud dari perkataan Shion adalah "iya oke, ayo bertarung" kata-kata tersebut dia ubah kalimatnya, karena dia beranggapan bahwa mereka sedang bermain kata-kata saat itu.

"Yasudah, ayo!"

Mendengar jawaban tersebut, para Hunter Aliansi Mawar Merah langsung bergerak dan membuat sebuah formasi melingkar. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi serangan dadakan dari berbagai arah.

Mereka terlihat sangat waspada terhadap Scarra dan anak buahnya, meskipun saat itu jumlah mereka jauh lebih banyak daripadanya. Karena dahulu mereka pernah mendengar sebuah rumor, bahwa kekuatan 1 orang Hunter Gagak Hitam setara dengan kekuatan 3 orang Hunter dari Aliansi lain.

"Eh, mereka ngapain?" Bisik Lee Sun.

"Kelompok Mawar Merah isinya orang aneh semua ya." Sahut Renka.

Dengan perlahan Scarra dan anak buahnya berjalan menyamping melewati mereka, dan kelompok Mawar Merah tetap bertahan dengan formasinya sambil terus menatap dan mengawasinya.

Setelah melewatinya, Scarra dan anak buahnya kemudian berlari pergi meninggalkan Shion dan kelompoknya.

"Tuan, mereka pergi." Ucap salah satu anggota Mawar Merah.

"Jadi, sekarang apa yang akan kita lakukan?" Sahut anggotanya yang lain.

"Mmm, tetap waspada dan amati sekitar." Jawab Shion, sambil terus mengawasi sekitarnya. "Keluarlah! Maju!" Teriak Shion menantang.

Setelah beberapa lama menunggu, Scarra dan anak buahnya tidak kunjung muncul dan serangan yang mereka waspadai pun tidak terjadi.

"Eh... Ternyata mereka hanya lewat!" Shion berteriak kesal karena merasa tertipu.

**

"Huwaaa...." Aragiri terluka sangat parah, sekujur tubuhnya penuh dengan luka sayatan pedang. Namun dirinya mencoba bertahan dan melawannya hingga titik darah penghabisan.

"Cih, serangan seperti itu tidak akan membunuhku!" Teriak Aragiri.

Aragiri melihat bahwa kemampuan para kelompok misterius tersebut tidak lebih tinggi darinya, hanya saja saat itu mereka di untungkan karena jumlahnya yang lebih banyak. Dengan 3 orang Class tipe petarung jarak dekat, 2 orang Class tipe petarung jarak jauh, dan 1 Class tipe pendukung, membuat transisi serangan dan pertahanan kelompok tersebut sangat solid.

Ucapan Aragiri membuat kelompok misterius tersebut sangat kesal, mereka mengerahkan seluruh skill terkuatnya. Rasa lelah Aragiri membuat pergerakannya menjadi semakin lambat dan mudah dibaca.

Kini Aragiri mulai terpojok, dirinya bersandar pada sebuah pohon besar yang berada di belakangnya. Nafasnya mulai terasa sangat berat, satu tangannya patah dan tak bisa digerakkan, kakinya pun gemetar karena kelelahan, dan dia pun sudah kehabisan tenaga untuk mengayunkan pedangnya.

Dengan semua rasa sakit yang dideritanya, dirinya masih mampu memberikan sebuah senyuman kepada Araki yang saat itu sedang menatapnya. Dan senyuman tersebut terasa seperti sebuah senyuman perpisahan.

Aragiri hanya tersenyum, lalu dia pun memejamkan matanya. "Maafkan aku, yang tidak bisa terbang tinggi bersamamu, Araki."

"Tidaaaaakk...!"

Araki berteriak sangat keras saat melihat para kelompok misterius tersebut melancarkan sebuah serangan secara bersamaan.

"Aku duluan, Araki." Aragiri mengucapkan kata perpisahan dengan suara yang pelan dan bahkan hampir tidak terdengar.

Bersambung.

Jangan lupa dukung terus author dengan cara like, coment, and vote kalau berkenan. semua dukungan kalian akan membantu author agar lebih semangat lagi dalam menulis cerita. thnks.

King Of The CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang