Episode 37 - Dihadapkan Sebuah Pilihan

1K 88 0
                                    

"Apa yang kau lakukan di wilayahku?" Tanya Scarra.

"Aku hanya berniat beristirahat, sungguh!" Ares berdiri dan mencoba meyakinkan Scarra. "Aku bukan penyusup, percayalah!"

"Berlutut! Siapa yang menyuruhmu berdiri?!"

"Maaf, My Lord!" Ares kembali bersujud.

"Apa kamu pikir Kastil ini telihat seperti penginapan?!"

"Ti-Tidak, My Lord! Bukan seperti itu...," Sambil tertunduk, Ares menangis. "Kumohon... Lepaskan Aku, Aku harus kembali." Ucap Ares sambil tersedu-sedu.

"Memang sih. Karena terlalu tua, Kastil ini jadi terlihat seperti tidak berpenghuni."

Melihat hal itu Maggie merasa tidak tega. Dia pun berbisik kepada Scarra dan menyuruhnya untuk melepaskannya saja.

Saat itu Scarra merasa enggan untuk melepaskannya. Karena sebelumnya, ketika Ares bertarung dengan para Prajuritnya dia sempat melihatnya, dan dia sangat kagum akan kecepatan serta cara bertempur nya.

Akan tetapi saat itu Scarra berfikir kembali, karena jika mencoba memaksanya untuk bergabung, mungkin saja kesan jahat dan rasa dendam tentang dirinya akan timbul padanya. Sehingga suatu saat dimana ada kesempatan dia pasti akan pergi atau mungkin akan berkhianat.

Scarra berdiri dan berjalan menghampiri Ares. "Dengar, Aku bukanlah Raja yang jahat. Aku akan memberimu dua pilihan."

"Apa itu, My Lord?"

"Pilihan pertama. Kau bergabung dan menjadi salah satu bawahanku. Jika kau memilihnya, maka hidupmu akan terjamin, lalu Aku juga akan membuatmu menjadi semakin kuat. Dan juga Prajurit yang kau hadapi tadi, aku akan menaruhnya beberapa dalam perintahmu."

Mendengar hal itu Maggie dan Cezar sedikit terkejut, dan mereka sama sekali tidak mengerti apa yang Scarra katakan dan apa yang dia coba rencanakan. Namun dibalik itu semua mereka tidak berani berkata apa-apa selain hanya mendengarkannya.

"Pilihan kedua. Kau boleh saja pergi dari sini, akan tetapi kau harus menyerbarkan sebuah informasi."

"Informasi apa itu, My Lord?"

"Dengan rasa bahagia, kau harus memberitahukannya kepada semua orang yang kau jumpai. Bahwa Xstrike Kingdom telah berdiri dan akan mempersatukan seluruh Negeri di dataran ini!"

"Eeeeehhh... Apa dia serius?" Maggie sangat terkejut.

"My Lord!" Cezar bersujud.

"Jadi tentukan pilihanmu!" Tegas Scarra.

"Aku... Ta-Tapi Aku...?" Saat itu Ares teringat dengan Adiknya, dan dia tidak ingin meninggalkannya.

"Aku akan memberimu kemudahan. Kau tidak harus menjawabnya sekarang, Aku akan melepaskanmu dan memberimu waktu tiga hari untuk berfikir. Jika kau memilih pilihan yang pertama, maka kau harus kembali kesini sebelum hari ketiga berakhir."

Ares terlihat menyimak dengan sangat serius.

"Dan jika dalam waktu tiga hari kau tidak kesini, maka aku anggap kau memilih pilihan yang kedua. Apa kau mengerti?!"

"A-Aku mengerti, My Lord."

"Kalau begitu, ambil ini!" Scarra memberikan satu buah Full Life Potion kepada Ares.

"Po-Potion...?" Ares melihat sebuah Life Potion dalam wadah yang cukup besar, dengan hiasan serta ukiran-ukiran indah menyertainya. Dan saat itu menjadi pertama kali baginya melihat Potion yang sedemikian indahnya.

"Dengan itu lukamu akan sembuh, dan kau bisa kembali menemui adikmu."

"Terimakasih, My Lord!"

"Pergilah!" Ares pun melangkah pergi dengan sedikit rasa kebingugan. Ares hampir tidak percaya bahwa dirinya akan dilepaskan begitu saja, dengan diberi syarat yang sebenarnya bisa saja dia abaikan.

"Ares! Kau boleh membawa adikmu kesini jika kau mau! Aku mengijinkannya" Teriak Scarra dari kejauhan.

Ares pun hanya menggaguk dan kemudian berlari pergi.

"Ahh... Dengan begini, mungkin Aku akan menemukan temanku-temanku."

Maggie berlari menghampiri Scarra. "Scarr, apa itu tadi? Apa maksudnya? Sebenarnya apa yang kamu rencanakan?"

"Aku punya rencana."

"Rencana apa? Kenapa tidak memberitahuku?" Maggie memotong ucapan Scarra.

"Tenanglah, ayo ikut Aku!" Scarra mengajak Maggie menuju Ruangan Rahasia. "Cezar!" Teriak Scarra dari kejauhan. "Kenapa diam saja? Ayo cepat, kau juga harus tahu!"

"Ba-Baik!"

**

Ares berlari terbirit-birit meninggalkan Kastil Tua tersebut, sambil sesekali melihat ke arah belakang.

"Syukurlah mereka benar-benar melepaskanku. Tapi siapa orang itu tadi, Raja? Yang benar saja, sejak kapan ada seorang Raja? Tapi jika bukan, kenapa banyak sekali pengikutnya? Apa jangan-jangan dia benar-benar seorang Raja?"

Saat itu dalam pelariannya, banyak sekali pertanyaan yang mengganjal di benaknya. Sambil berlari Ares terus memikirkannya dan mencoba menolak mempercayainya.

"Tapi, Potion ini... Sepertinya sangat mahal."

Berjam-jam Ares berlari tanpa henti, dan kemudian dia pun tiba di Desa Hillon.

Desa Hillon adalah Desa yang masuk kedalam Wilayah Aliansi Mawar Merah. Desa tersebut merupakan Desa terluar dari wilayah Arcanean yang berbatasan langsung dengan Hutan terlarang.

Setibanya Ares di Desa Hillon, Dirinya langsung berlari ke arah penginapan untuk mencari Riku.

Namun di tengah perjalanannya, dari kejauhan Ares melihat Riku sedang mengumpulkan para Hunter yang ada di Desa tersebut. Dan nampaknya Riku sedang mencoba mencari bantuan sebanyak mungkin untuk kembali dan menyelamatkan Ares.

"Riku...!" Teriak Ares dari kejauhan.

"Kaka?" Riku pun berlari menyambut Ares dan menangis dalam pelukannya.

Malam itu, setibanya Riku di Desa Hillon, dia langsung mencari bantuan dari para Hunter yang singgah di Desa tersebut.

Dirinya tidak henti-hentinya mencari dan membujuk para Hunter untuk membantunya. Bahkan dia sampai membuat gaduh di Desa tersebut, agar para Hunter yang saat itu sedang tertidur menjadi terganggu dan lalu keluar menghampirinya.

Ares memeluknya sangat erat. "Kamu sudah berjuang, kamu hebat."

"Tidak Kak, Aku tak berguna! Aku telah meninggalkan, Kakak!" Ucap Riku sambil menangis tersedu-sedu.

"Tidak! Itu karena Kakak yang menyuruhmu. Sekarang, Kakak telah kembali. Kakak sudah menepati janji, kan?" Menjawab hal itu, Riku pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi dia itu Kakaknya? Yah... Tidak jadi deh."

"Ayo pulang-pulang! Buang-Buang waktu saja." Para Hunter yang telah Riku kumpulkan merasa sedikit kecewa.

Riku pun hanya bisa meminta maaf kepada mereka sambil tersenyum bahagia karena Kakaknya telah kembali.

Kemudian Ares pun mengajak Riku kembali ke tempat penginapan untuk beristirahat.

"Kak, bagaimana Kaka bisa lolos dari mereka?" Tanya Riku sambil tertidur memeluk Ares.

"Ceritanya panjang. Lebih baik kita tidur, biar besok saja ceritanya."

"Aku tidak bisa tidur, Aku terus kepikiran. Ceritain ayo...."

Dengan terpaksa Ares pun menceritakannya pada Riku, termasuk pilihan yang harus dia pilih dalam waktu tiga hari.

"Kenapa Kaka tidak mengabaikannya saja? Lagian Kaka kan berhasil kembali, kita pergi saja dari Desa ini dan jangan kembali lagi."

"Entahlah... Sudah ayok kita tidur!"

Saat itu Ares tergiur akan pilihan yang pertama, dan dia tidak bisa berhenti membayangkannya.

Bersambung.

King Of The CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang