Part 4

4K 268 30
                                    

Sandra kembali ke asrama sehari setelah merayakan ulangtahun Charles, selama ini dia memang lebih banyak tinggal di asrama kampus karena lebih nyaman dan tidak membutuhkan biaya perjalanan apalagi tempat tinggalnya cukup jauh dari kampus tempatnya bekerja dan kuliah.

Dia tiba dengan disambut sebuket bunga yang dia sudah tahu siapa pengirimnya, dia memberikan buket bunga itu pada pengurus asrama karena dia sama sekali tidak tertarik, dan melihat buket bunga itu pasti akan membuatnya semakin kesal. Rasa kesalnya tentang pembicaraan dengan daddynya kemarin masih ada dan dia baru bisa melampiaskannya saat di asrama karena tentu saja dia tidak ingin melihat Charles bersedih.

Sandra duduk dikursi meja belajarnya yang langsung menghadap kejendela yang menampilkan pemandangan langit senja menjelang malam.

Kamu tidak perlu tahu. Kamu disini saja tinggal dengan daddymu yang miskin, dan jangan cari mommy lagi.

Kata-kata penolakan yang didengarnya saat dia berusia 2 tahun selalu muncul saat dia sedang kesal seperti ini, kata-kata itu telah membekas sampai dia membiarkan dirinya diejek teman-temannya karena tidak memiliki mommy, untunglah mereka pindah kepinggiran kota, dia berharap kepindahannya ketempat dimana tidak ada yang mengenalnya bisa membuatnya melupakan tentang mommynya tetapi ternyata sama saja, teman-temannya disana juga selalu mengejeknya karena tidak memiliki mommy, membuat dia lebih suka menyendiri dan menghabiskan waktu dengan membaca.

Mungkin orang melihatnya selalu ceria dan santai tetapi dalam hatinya dia menyimpan kesedihan yang mendalam yang selalu disembunyikannya dibalik senyumnya.

Teleponnya berbunyi menandakan pesan masuk.

Sudah di asrama? Sudah terima bunganya? Suka?

Sandra sama sekali tidak berniat membalas pesan itu, dia tahu siapa Andreas dan dia sebenarnya justru ingin menjahui pria itu, dia tidak ingin berhubungan dengan keluarga Clark, sejak kecil dia sudah tahu Ken Clark adalah pria jahat oleh karena itu sebisa mungkin dia menghindar selama ini, tetapi semester ini profesornya kembali mengajar di kelas Andreas dan pria itu kelihatannya mulai gencar untuk mendekatinya.

Apakah perlu dia mengatakan jika dia adalah kakaknya? Bagaimanapun mereka berdua lahir dari rahim yang sama. Tentu saja tidak mungkin dia mengatakan itu karena dia sama sekali tidak pernah ingin berhubungan lagi dengan Flora ataupun Ken Clark.

Sandra mematikan teleponnya sebelum Andre menghubunginya karena dia tidak membalas pesan yang dikirimkannya, dia menyalakan laptopnya dan mulai mencoba mengumpulkan konsentrasinya untuk mengerjakan makalah kuliahnya.

"Dia ingin bertemu denganmu, putrinya mengidolakanmu." Kata Aston sambil melangkah ke lemari bar untuk mengambil minuman.

"Apakah dia ingin menjodohkan putrinya padaku?" kata Mike tanpa mengalikan pandangannya dari laptop dan computer dimeja kerjanya.

"Kelihatannya begitu, bagaimana kamu berminat?" jawab Aston.

"Ambilah jika kamu berminat padanya, atau berikan pada Derek."

"Hahahaha, aku tidak membayangkan Derek menikah dengan wanita seusia anaknya, lagian mana mungkin dia mau menduakan istrinya....untuk aku, aku sama sekali tidak berminat, setelah bertemu semalam aku langsung menghubungi istriku dan berpesan untuk mengawasi pergaulan putriku."

Mike hanya tersenyum, kedua rekan kerja dan sahabatnya memang berusia lebih tua dari dirinya, bahkan mereka juga sudah memiliki putra dan putri tetapi kesetiaan mereka dalam bekerja padanya sama sekali tidak diragukan dan keluarga mereka juga mendukung mereka, "Bagaimana dengan penawaran kita?"

"Dia ingin menukarnya dengan mempertemukanmu dan putrinya, tetapi tentu saja dia salah memilih lawan, besok pagi dia akan menyerahkannya padaku. Kali ini siapa yang akan kamu kirim mewakilimu untuk menghadiri acara pemberian penghargaan itu?"

Love Shouldn't HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang