Lucy Light Forest menghilang dari Esplanade setelah sepuluh hari. Sayang aku belum sempat ambil foto buat Ara. Hari pembukaan Light Forest kemarin adalah terahir kalinya aku pergi ke Boston. Kerja sambilan di Esplanade Café sudah kuputus lewat telepon, jadi gajinya dikirim transfer.
Hari minggu begini Baker House agak sepi karena kebanyakan penghuninya kelayapan ke Yosemite. Waktu mau buka kunci kamar, di gagang pintu kutemukan paper bag warna merah yang digantungkan. Aku agak kaget melihat tulisan namaku di sudut bawah tas yang dibuat dari tinta hijau timbul. Dari Kak Garnet.
Tas kecil itu berisi sebuah amplop resmi milik Pusat Penelitian Neuro-psikologi Harvard. Hidung dan mulutku mengepulkan napas panjang di udara yang membekukan. Kubuka amplop untuk membaca isinya. Surat ini adalah undangan resmi dari Profesor Altman, yang mengepalai dua puluh mahasiswa doktoral yang sedang melakukan penelitian tentang LLI. Dua lembar kertas terlampir di belakang undangan. Kertas ini memuat dua tabel yang berisi daftar nama peneliti dan data diri para subjek penelitian.
Sore itu aku keluar ke halaman asrama. Aku duduk di kursi kayu panjang sambil membaca tabel responden. Selain IQ-ku yang paling rendah di dalam daftar, aku punya rasio LI yang lebih tinggi dari responden lain. Aku beruntung karena LI-ku sangat dekat dengan normal, meskipun masih tergolong bermasalah.
Tabel ini menunjukkan bahwa penderita ber-LI sangat rendah rata-rata tidak sekolah, tidak peduli seberapa tinggi IQ mereka. Bukan, aku yakin dulunya mereka pernah sekolah. Tapi lingkungan terlalu 'gila' di mata mereka sehingga ahirnya mereka terpaksa putus sekolah.
Iseng kuketik nama para responden di Google. Beberapa nama dibahas dalam majalah dan artikel. Nama pertama yang muncul adalah Carla Meyer, anak ajaib umur 6 tahun yang bisa berkomunikasi lancar dalam 7 bahasa, dan bisa memahami 4 bahasa lain hanya karena pernah nonton kartun dan film animasi dalam bahasa-bahasa tersebut. Kucari namanya di Youtube karena ekstremitas seperti ini tidak mungkin diabaikan dunia. Ternyata dia muncul di Britain's Got Talent yang ditonton oleh jutaan viewer.
Robin Stern penulis asal Irlandia, menjelaskan secara singkat dan tidak lengkap bagaimana binatang bermimpi, dan berkomunikasi dengan cara menangkap sinyal aura dari mahluk hidup lain termasuk manusia. Bukunya dikritik keras karena kosakatanya sulit dimengerti dan asumsinya tidak punya dasar teori. Tapi sekarang, fakta bahwa binatang bisa bermimpi sudah dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern. Dan research tentang komunikasi binatang yang selama ini hanya terfokus pada gelombang getaran dan suara, mulai berkembang ke arah metafisika.
Aku sudah tahu tentang Daniel King si legenda orkestra panggung Broadway yang sebenarnya tuli. Juga Helena si anak indigo yang sedang booming karena bisa memprediksi bencana longsor di Alpen, jatuhnya pesawat militer rusia paling mutahir, dan kematian seorang aktor Hollywood. Hanya saja aku tidak menyangka kalau mereka juga mengidap LLI.
Aku tidur-tiduran di kursi sambil whatsapp-an dengan Ara, Mita, Steven, dan Yoga di grup. Karena guguran daun-daun merah di bawah kursiku sedang indah, aku mengirimkan foto untuk mereka. Sekarang grup whatsapp ini cuma beranggotakan lima orang. Nama Alan masih ada meskipun nomor hapenya sudah tidak dipakai. Tapi mungkin setelah Alan dimakamkan, ibunya sengaja mengganti foto whatsapp Alan. Profil yang dulunya menampilkan foto wajah Alan sudah berganti jadi foto seragam yang belum terkena coretan di hari kelulusan. Cuma ada satu kalimat kecil di tengah dada seragam; ALAN SAYANG KALIAN.
Aku dan teman-teman memakai nomor Alan yang sudah kadaluarsa untuk mengirim curhatan waktu hari kami sedang berat. Kami tetap mengirim meskipun chat kami tidak pernah terbaca. Dan karena nomornya sudah tak terpakai, foto seragam itu tidak akan berubah selamanya.
҉
"Hello," sapa Dr. Cook yang punya sederet gelar di meja praktek psikiatrinya. Awalnya aku tidak mau repot-repot ke psikiater, tapi kejadian di Esplanade minggu lalu sering jadi pikiran. "How can I call you?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RALD
Teen FictionKadang terlalu sempurna berarti abnormal. Berkali-kali top-5 di #Keren #Psikologi