Fact & Fake

607 63 31
                                    

Fact-1: Alumni Harvard disayang Presiden itu fakta. Ga peduli yang pinter atau yang nilainya pas-pasan.

Fact-2: Dojo karate unik yang aku tulis di sini emang beneran ada, dan aku pilih tempat ini sebagai setting soalnya tempatnya nggak biasa. Aku bela-belain nginep 5 hari di Surabaya buat observasi kegiatan dojo dan wawancara Kak Jonny pelatihnya. Cuman karena sekarang Kak Jonny udah pindah rumah ke luar kota, jadi gedung 5 lantainya kosong karena ga ada yang latihan karate di sana.

Fake: Telaga di desa kelahiran Radit di Jogja tuh cuma fiktif. Ga tahu deh ada telaga kayak gitu beneran apa gak di pedalaman Sleman. Daerah ini belum bisa diakses pake Street view. Males juga mau dateng ke setting yang susah banget dijangkaunya.

Fact-3: Kereta maglev emang beneran ada. Iya beneran jalan ga pake roda. Semua keterangan tentang maglev di sini udah ditulis sesuai referensi dari YouTube Jepang dan Jerman.

Fake: Bagian yang berkaitan dengan Seiru cuma fiksi. Seiru  aku jadiin desainer kaca maglev soalnya si maglev tercepat di dunia (Linear) emang belom bisa ngatasin masalah perihal kaca jendelanya yang bunyi keras banget kayak petasan waktu dipake salipan. Ngeri kek mau pecah gitu kacanya padahal tebel banget bikinnya.

Fact-4: Hipnosis yang dilakukan Radit aku tulis berdasarkan buku panduan clinical hipnosis dari Harvard dan Stanford. Kenapa ga salah satu aja? Soalnya kondisi Rald emang ga ada dalam contoh-contoh kasus di buku panduan. Jadi aku pake metode Stanford yang simpel, divariasi sama metode Harvard yang lebih fleksibel, trus disambung sama metode Age Regression. Kalo ada pembaca sekalian yang dari jurusan Psikologi dan kedokteran Neurologi, mohon koreksinya kalau ada bagian dari skenario hipnosis Radit yang masih perlu revisi.

Fake: Terapi LLI yang dilakukan Radit tiap Rald pulang sekolah itu cuma fiksi. Jurnal kedokteran dan psikologi yang membahas treatment LLI tuh semuanya BERBAYAR, gaess. Mau gimana lagi? Yang aku bisa cuma me-reka pake logika sederhana. Ga tau deh gimana cara treatment aslinya.

Fact-5: Inget waktu Panthera bilang ke Rald kalo Radit nyuruh dia nanem cabe? Yang ahirnya bikin Panthera merasa tertolong banget dalam masa rehabilitasinya. Faktanya, menanam emang merupakan salah satu treatment psikologis yang digunakan dalam berbagai metode terapi.

Fact-6: Snooping tuh seru banget, sumvah. Apalagi Radit kan tipe-tipe psikolog jahil gitu. Tapi di sini aku musti minta maaf karena ga tahu gimana cara nulisnya. Sulit banget bikin adegan Radit snooping waktu Rald lagi tidur, soalnya novel ini ditulis dalam sudut pandang Rald.

Fact-7: Albert Einstein adalah salah satu tokoh dunia yang menderita LLI. Coba lihat bedanya; anak-anak paling jenius di dunia jaman now IQ-nya antara 166 sampai 263. IQ Einstein diperkirakan antara 160-190 saking jeniusnya dia, TAPI para ilmuwan yang melalui penelitian panjang menulis kalo perkiraan IQ Einstein cuma 142-146. Iya cuma kira2; kan jaman dulu belom ada tes IQ. IQ 146 dengan LLI bakal lebih unggul daripada IQ 180an yang normal. Meskipun, data menyebutkan bahwa penderita LLI yang ber-IQ di bawah 148 banyak yang mengalami kegilaan akibat stress dan kerusakan otak.

Makanya otaknya Einstein tuh diawetin buat terus diteliti. Sama kayak Almarhum Pak Habibie yang otaknya juga dipesen buat diawetin. Tapi Pak Habibie kita gak LLI, kok. Kondisi unik beliau lebih mirip sama Hyperthymesia, atau yang sering diplesetin  sebagai Photographic Memory. Tapi Photographic Memory di film-film tuh ga ada, coy. Yang ada Hyperthymesia dan Eidetic memory.


Meskipun udah pernah terbit, novel ini masih jauh dari sempurna. Jadi temen-temen yang punya kritik atau saran jangan sungkan-sungkan, ya. Pintu kritikan pedas aku bukain lebar-lebar dengan penuh harap.


Best regards,

From me who's gonna thank you from afar

RALDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang