REVISI SAMBIL BERJALAN GENG
HAPPY READING
.....
Sudah seperempat jam ini arin mengantar seylla pulang ke rumah, setelah sisa harinya ini di pake olehnya untuk menjaga musa yang tengah sakit.
"nak,udah lama kenal sama musa...?" tanya arin memulai pembicaraan.
"euh.engga kok tante, baru beberapa minggu ini kami kenal" jawab seylla lalu menatap ke arah arin.
"eum.maaf ya kalo musa selalu bikin kamu susah. sipat nya itu masih seperti anak kecil, harap di maklum aja ya...".
"iya tante...aku lebih suka musa yang kaya gini kok" ucap seylla di barengi senyuman arin yang terkesan manis.
"udah berapa lama jadi pacar nya musa...?" tanya arin lebih dalam.
"eum.eh.anu.kita belum jadian kok tan" jawab seylla lalu tersenyum kecil ke arah arin.
"oh ya...tante kira udah,soalnya musa selalu cerita kalau ia mempunyai pacar bernama seylla dan selalu membicarakannya" ucap arin lalu memutarkan kedua bola matanya "anak itu dari dulu selalu saja kepedean" lanjut arin menggeleng kepalanya.
Seylla hanya tersenyum mendengar musa yang mengaku pacarnya namun itu sangat membuat seylla bahagia.
"oh ya tan.musa orangnya selalu romantis ya...?" tanya seylla.
"setau tante sih engga romantis, malah terkesan acuh dan cuek" jawab arin mengingat-ngingat "kenapa emangnya...?" lanjutnya bertanya.
"euh.enggak kok tan gak ada".
"tapi...akhir² ini dia sering banget senyam senyum sendiri kaya orang gila" sambung nya.
"oh.gitu ya tan. apa musa pernah punya pacar tan...?".
Arin tersenyum lalu memandang ke arah seylla dengan intens, "perasaan musa dari dulu gak pernah punya pacar,bahkan setiap ada cewe yang deketin dia musa slalu mengacuhkannya. yang tante tau sih segitu" lanjutnya.
Seylla hanya tersenyum setelah mendengar perkataan arin barusan.
"kenapa...cemburu...?" tanya arin membuyarkan konsentrasi seylla.
"euh.engga kok tan" jawab gadis itu malu².
"kamu tenang aja,cuma kamu satu² nya wanita yang dekat dengan musa,setelah tante tentunya" ucap arin menenangkan kalbu.
Seylla sangat sumringah setelah mendengar perkataan arin, walau pun tidak ia tunjukan langsung.namun masih saja tergambar jelas di wajahnya.
"eump.tante boleh minta tolong gak sama kamu...?" tanya arin sedikit lirih.
"minta tolong apa tente...?".
"tolong bimbing dia supaya tidak salah melangkah" jawab arin.
"kenapa...?".
"musa orang nya sedikit pedendam dan terkadang sangat berlebihan dalam menanggapi segala sesuatunya" ucap arin yang membuat seylla menatapnya dengan intens.
"kenapa...?" tanya seylla mulai penasaran.
Arin tidak segera menjawab lalu mulai menghela napasnya panjang sebelum melanjutkan kembali perkataannya.
"eump.sebenarnya sejak dia masih sekolah dasar musa selalu di ejek cungkring lah,pendek lah, atau apalah. musa selalu menjadi bahan olok²an teman²nya, selalu begitu tidak pernah melawan mereka. sampai..." arin menghentikan sejenak perkataannya.
"sampai apa tente...?" tanya seylla sedikit penasaran.
"sampai suatu ketika di saat iya tengah berada di teras depan rumah, iya mendengar perkataan seorang anak tetangga rumah yang mengatai tante dengan kata² kasar dan kotor, iya sangat marah lalu berjalan dengan sangat emosi mendekatinya sampai kejadian tersebut terjadi..." lanjutnya sambil mengusap sedikit air matanya yang mulai menetes.
"kejadian apa tante...?" seylla semakin penasaran.
"saat itu musa langsung menghajarnya tanpa ampun, lalu...lalu dia menarik tangan anak tersebut kebelakang sampai tangan anak itu patah. tante menyaksikan sendiri kejadian tersebut dengan kedua mata kepala tante sendiri, bahkan sampai sekarang pun kejadian tersebut masih terngiang-ngiang di pikiran tante" sambung arin lagi.
Seylla sedikit tertegun tak mampu mengucap satu patah kata pun.tanpa terasa iya mulai meneteskan air matanya seakan sedang merasakan bagaimana perasaan arin saat itu.
"sejak saat itu lah musa bersikap dingin dan cenderung kejam, namun hanya kepada orang² tertentu sajalah iya bersipat seperti itu" sambung arin lagi.
"euh...lalu bagaimana dengan kondisi anak itu dulu...?" seylla kembali bertanya.
"anak itu hanya mengalami patah tulang saja.beruntung saat itu banyak warga yang langsung menghentikan musa,tante gak tau gimana jadinya kalau gak ada warga yang melerai. mungkin anak itu sudah tiada" jawab arin lalu menghela napasnya.
"eumm. sekarang aku mengerti kenapa musa menjadi kejam" gumam seylla.
"eumz.apaan nak...?" tanya arin sedikit mendengar gumam nya seylla.
"euh.engga kok tan.mudah²an seylla bisa membimbing musa ya tan..." ucap seylla lalu menghela napasnya lagi.
"mudah²an sayang.aminnn...".
_____
Seylla turun dari dalam mobilnya arin setelah tadi ibunya musa tersebut menolak untuk mampir dulu karna alasan musa yang tengah sakit.
Lambaian tangan seylla mengiringi kepergian arin.
"hati² tante" ucap seylla lalu di balas suara klakson mobil beberapa kali.
Tanpa seylla sadari sepasang bola mata tengah memandang nya dari dalam rumah.seperti biasa itu erika adiknya seylla yang selalu saja kepo akan urusan kakaknya.
"malem semuanya" ucap seylla yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"malem sayang, baru pulang" sahut asih.
"iya mah.mana papah...?" tanya seylla setelah kedua bola matanya tak menjumpai aldy dimana pun.
"papah lagi tugas ke luar kota.besok baru pulang" jawab arin.
"eueueummmz, siapa tuhh yang barusan nganter kakak...?" tanya erika kepo.
"kepo amet sih jadi adek".
"iks kakak ini.kan cuma pingin tau".
"mo tau aja apa mo tau bingit" ucap seylla lebai.
"ishh,lebai amet sih kakak ini. cuma tinggal jawab doang pake ribet gini" ucap erika protes.
"he.iya maaf adek ku. yang barusan itu...calon mertua kakak" jelas seylla lalu langsung pergi menuju ke kamarnya.
"seriusan kak..." teriak erika.
"iya...serius" sahut seylla dari atas.
Asih hanya tersenyum lalu sedikit tertawa melihat tingkah laku kedua anaknya. namun di sisi lain asih masih sangat hawatir sama kedua anaknya yang mulai beranjak dewasa.
"semoga mereka selalu ada di jalan yang benar...aminnnn" ucap asih berdoa kepada yang maha kuasa.
Aku yakin aku bisa membuat mu berubah,walau perlahan-lahan__bhatin seylla.
Tbc...
Maaf kalau gak seru ya...
