35.war

285 20 0
                                        

21.00 waktunya mereka untuk melancarkan aksinya. Dengan wajah yang cukup tegang,mereka mempersiapkan segala sesuatunya.

"Sebelum itu. Kita berdoa dulu kepada yang maha kuasa supaya niat baik kita ini di berikan kelancaran serta kemudahan dan mudah-mudahan kita semua selalu ada dalam lindungannya. Aminnn" ucap Musa panjang lebar.

"Berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai" lanjut Musa memimpin doa. Dan semua langsung menundukan kepala mereka sejenak.

"Berdoa selesai" sambung Musa mengakhiri.

"Yeaahhhh" teriak semuanya lalu mulai bertepuk tangan untuk mencairkan suasana yang sedikit tegang.

"Sebelum itu,gue cuma mau bilang. Sayangi nyawa kalian ,jika kalian sudah merasa terpojok lebih baik kalian pergi dan jangan hiraukan keselamatan gue, nyawa kalian lebih berharga" jelas Musa lalu di angguki oleh semuanya.

"All right. Time is party geng" teriak Musa memberi semangat. Lalu segera naik ke atas motor miliknya.

"Yeahh" sahut semuanya lalu segera menaiki kendaraan mereka masing-masing.

Mereka langsung capcus pergi menggunakan puluhan motor dan dua buah mobil angkot, untuk membawa persenjataan dan beberapa kotak p3k.

Seperti biasa Musa berada di barisan paling depan untuk memimpin semua anak buahnya.

_____

Musa mengacungkan satu tangannya dan memberi tanda untuk segera berhenti.

"Ji. Ini bukan rumahnya ?" tanya Musa kepada Aji.

"Menurut data sih bener ini" jawab Aji yakin.

"Ok. Lets go geng" teriak Musa mengintruksi lalu mereka segera turun dan kini sudah tepat berada di depan gerbang.

"Dobrak" teriak Musa memberi perintah.

Bruukk brukkk

Gerbang besar tersebut lalu terbuka setelah beberapa kali di dobrak,lalu datanglah beberapa orang penjaga yang langsung menghadang.

"Biar cecunguk-cecunguk ini kami yang hadapi" teriak Panji. Lalu mereka segera menerobos masuk dan kembali menghancurkan pintu depan rumah.

"Menyebar" teriak Musa lalu semuanya langsung bergerak.

Musa masuk lebih dalam lagi dan menjumpai Budi sang pemimpin mereka tengah berada di sebuah ruangan.

"Akhirnya lo datang juga" ucap Budi santai.

"Cuihhh. Buka topeng lo Budi" teriak Musa.

"Oh. Jadi lo udah tau identitas gue. Hebat hebat" bales Budi santai kemudian bertepuk tangan kecil.

"Heuh. Dasar iblis" cibir Musa. Lalu di balas senyuman miris oleh Budi.

"Lo salah besar karna udah berani menyerang kesini. Lo akan mati di tangan gue. Dan teman-teman lo akan pergi ninggalin lo sendirian" cibir Budi dengan yakin.

"Heuh. Setidaknya teman-teman gue selamat dan mereka tidak perlu ngorbanin nyawanya demi gue" Musa tersenyum miris.

"Anjing" umpat Budi lalu mulai menyerang. Begitupun Musa langsung berlari menerjang.

Preng preng

Suara senjata mereka yang saling beradu terdengar seantero rumah besar tersebut. Budi mencoba memukul namun Musa berhasil menangkisnya.

Srkkk

Senjata yang di ayunkan Budi berhasil mengenai tangan Musa dan menyisakan luka cukup lebar.

"Heuh.".

Dari arah belakang seseorang mencoba menghantamkan balok kayu ke arah Musa namun segera di tahan oleh Budi.

"Tahan. Biar dia urusan gue. Kalian main-main saja ama yang lain" Budi mengintruksi lalu mereka kembali pergi.

"Anjing" umpat Musa lalu segera menyerang.

Preng preng

Suara senjata mereka yang saling beradu kembali terdengar. Musa mencoba memukul namun dengan sigap Budi berhasil menangkisnya lalu membalas menendang musa.

Bugh

Musa terjatuh menghantam meja setelah tubuhnya berhasil Budi tendang. Budi kembali menyerang dan mencoba menyabetkan senjatanya ke arah Musa.

Preng

Musa berhasil menahan sabetan senjata budi dengan senjatanya.

Bukk

Musa berhasil menendang tubuh Budi supaya menjauh. Lalu musa segera bangkit.

"Cih" Musa meludah ke arah Budi lalu segera menyerangnya kembali.

"Rasakan ini anjing" umpat Musa lalu segera menyabetkan senjatanya. Beruntung bagi Budi senjatanya hanya mengenai jubah kebesarannnya yang sekarang sudah sobek.

"Cih. Hebat juga lo bocah" cibir Budi "Namun kali ini lo bakalan mati" Budi kembali menyerang Musa namun kali ini iya lebih brutal dan lebih cepat lagi.

Srkk

Budi berhasil melukai kakinya Musa.

Srkk srkk

Budi kembali melukai beberapa bagian tubuh Musa dan membuatnya melenguh kesakitan dengan darah yang mulai mengalir deras. Pandangannya mulai kabur akibat terlalu banyak mengeluarkan darah.

Budi tersenyum puas melihat Musa yang mulai tak berdaya. Musa mengedarkan matanya kesekitar dan melihat lumayan banyak anggotanya yang mulai terkapar.

"Apakah ini akhir dari hidupku. Kalaupun benar ijinkan aku mendengar suaranya sekali lagi" bhatin Musa. Lalu samar-samar terdengar suara gadis yang iya cintai mengeluh-eluhkan namanya.

"Musa. Bangun. Musa" teriak seseorang yang lantas menyadarkan Musa kembali.

"Seylla" gumam Musa lalu segera mengedarkan matanya dan di lihatnya Seylla tengah berlari ke arahnya dan membuat Musa tersadar sepenuhnya.

"Musa" Seylla mendekap tubuhnya Musa.

"Seyl. Ngapain disini ?" tanya Musa heran.

"Gue..." sebelum perkataannya selesai, Budi segera memotongnya "Heuh. Sungguh reuni yang menyedihkan. Namun tuhan kami akan senang mendapatkan tumbal sepasang kekasih. Ha" Budi langsung berlari menerjang ke arah pasangan tersebut.

"Terimalah pengorbanan kami duhai sang raja neraka" teriaknya lagi lalu mencoba menyabetkan senjata di tangannya "Rasakan ini".

Dengan wajah ketakutan Seylla membekap tubuh Musa dengan erat dan tak ingin melepaskannya sedetik pun.

"Mati lah kalian" teriak Budi langsung mengarahkan senjatanya, dengan sedikit di perlambat adegannya, biar kaya di sinetron-sinetron gitu. Biar keliatan dramatis maksudnya.

"Go to hell. Ha ha ha" Budi menyeringai lebar "Ini spesial untuk mu tuhan. Hahaha".

Dor

.....

Tbc kuy...

Maaf adegannya di potong dulu,biar sedikit drama-drama gitu...

Next time di lanjut...

ZERO ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang