15.00 . Mereka sudah melupakan kejadian barusan dan kini kedua sejoli tersebut tengah asik berbincang-bincang.
"Eum. Katanya banyak tugas. Kok gak di kerjain ?" tanya Musa to the point.
"He. Aku sedikit bingung nihhh dengan tugas nya" jawab Seylla sambil tertawa kecil.
Emangnya apaaan ?".
"Ini nih matematika. Pusing aku jadinya".
"Mana coba aku lihat. Siapa tau bisa bantu" ucap Musa menyarankan.
"Emangnya bisaa... Kamu kan masih SMP".
"Mgeremehin nihhh ceritanya".
"Euh. Engga kok gak ngeremehin".
"Gini aja. Kalo misalnya aku bisa, kamu teraktir aku makan. Namun misalnya aku gak bisa aku di traktir kamu makan. Gimana... Deal" ucap Musa memberi penawaran.
"Yeee. Same aja bohong kalo gitu. Keduanya cuma enak di kamu aja" balas Seylla protes.
"He. Canda kok sayang. Mana coba tugasnya aku liat dulu..." ucap Musa mengintruksi.
"Nihhh.." Seylla lalu menyodorkan buku tugasnya kepada Musa. Kebetulan gadis tersebut belum berganti pakaian serta tas sekolahnya masih berada di punggungnya.
Dengan seksama Musa memperhatikan setiap jengkal pertanyaan yang ada di dalam buku tugasnya Seylla.
Sambil ngangguk-ngangguk, Musa terus membaca setiap jengkal pertanyaan tersebut.
"Oh begitu. Gini nih cara ngerjainnya..." ucap Musa sambil menunjukan rumus dan cara untuk mengerjakan tugas tersebut dengan benar.
Seylla hanya memandang Musa dengan intens, iya tertegun melihat kapandaian Musa yang dengan mudahnya mengerjakan tugas sekolah milik nya.
"My god. Apa bener ini musa yang aku kenal sebagai brandalan,tapi kok otaknya encer kaya gini" batin Seylla yang seakan-akan tak percaya dengan apa yang tengah iya liat sekarang.
"Are you sure ?" tanya Seylla sedikit ragu.
"Ya... Liat aja besok. Namun aku yakin ini jawaban paling tepat, seperti cintaku padamu tak pernah salah" jawab Musa sambil sedikit merayu.
"Ishhh. Kamu masih bisa aja ngegombal" ucap seylla malu namun dalam hatinya pasti sumringah bahagia.
"Harus... Biar kamu terhibur" balas Musa sambil mencolek ujung dagunya seylla.
"Tumben kamu pinter...".
"Sudah dari sono nya aku pinter. Soalnya pas lagi pembagian otak, aku datang lebih awal jadi bisa nego dulu ama penjaganya" ucap Musa ngasal.
"Are you serius...?" tanya Seylla polos.
"He. Canda sayang... Selain jago tawuran dan berantem, pacarmu ini juga jago dalam setiap mata pelajaran. Jadi jangan heran kalau aku selalu ranking 1 di kelas".
"Masa sihhh... ?" tanya Seylla ragu namun dengan yakin di balas oleh Musa dengan anggukan.
"Eumm. Kalau tugas ku ini semuanya benar,bisa tolong ajarin aku gak sayang ?" tanya Seylla meminta.
"Tentu saja boleh. Tapi harus bayar" jawabnya cengengesan.
"Bayar pake apa ? Uang ?" tanya Seylla polos.
"Aku gak butuh uang kamu. Yang aku butuh cuma cinta tulus kamu hanya untukku" jawab Musa tegas.
"Euh. Selalu. Aku akan selalu memberi cintaku hanya untuk kamu seorang" balas Seylla lebih tegas.
Sejenak hening lalu mata mereka saling memandang satu sama lainnya dengan penuh arti.
"Ouuuhhh so sweaattt" ucap seseorang yang langsung membuyarkan tatap-tatapan mereka.
"Ups. Sorry... Ganggu" sambung wanita tersebut yang ternyata adalah Erika adiknya Seylla.
"Eriiikkaaa,ganggu aja sihhh" protes Seylla sambil melotot ke arah adiknya tersebut.
"Upss... Ishhh sereemmm. Mata kakak itu looo kalau di liat seksama seperti..." ucap Erika yang lantas menghentikan ucapannya.
"Sepertiii apa ?" tanya Seylla penasaran.
"Eum. Seperti..." ucap Erika yang lantas membuka pintu rumah "Seperti... Kuntilanak" lanjutnya lagi lalu langsung berlari ke dalam rumah.
"Adeekkkk nyebelinnn" teriak Seylla kesal lalu mencoba mengejar namun sayang pintu rumah keburu di kunci dari dalam.
"Awasss yaa kalau ketangkep kakak jitak pala kamu dekkk" teriak Seylla mengancam sambil menggedor-gedor pintu rumah.
"Coba aja kak..." ledek Erika dari dalam rumah.
"Awas ya... Nanti kakak gak akan beliin kamu lagi kue brownis looo" teriak Seylla kembali mengancam.
Ckrekk
Pintu rumah kembali di buka lalu seketika itu Erika keluar dengan memasang wajah sok manisnya.
"Candaa doang kak. Jangan ngambek dong" ucap Erika merayu.
"Urusan kue aja... Langsung ijo" cibir Seylla lalu mendekati adiknya.
Plakk
Seylla menjitak kepalanya Erika cukup keras.
Aww.sakit kakak... Aduin kak Musa looo" ancam Erika lalu segera mendekat ke arah Musa.
"Kak Musa tolongin dong" ucap Erika yang sudah tidak takut lagi kepada Musa.
"Tumben kamu... Katanya takut sama Musa ?" tanya Seylla heran.
"Eum. Engga lagi,soalnya calon kakak ku ini ternyata baik. Tadi aja dia nolongin aku pas lagi di bully" jawab Erika jelas.
"Si bully ? Di bully sama siapa dek ?" tanya seylla lalu mendekat ke arah mereka.
"Di bully senior kelas. Untung ada kak Musa yang nolongin..." jawab Erika jelas lalu mendekatkan kepalanya ke telinga kakaknya "Ya walaupun kak Musa masih sedikit kejam..." lanjutnya berbisik di telinga Seylla.
Musa yang mendengar bisik-bisik mereka berdua cuma bisa tersenyum sambil terus memperhatikan kedua gadis tersebut dengan intens.
"Eh kak Musa..." ucap Erika yang menyadari bahwa Musa tengah menatap mereka berdua.
"Ganggu yaa. Kalau gitu Erika masuk dulu takutnya malah jadi nyamuk lagi" lanjut Erika lalu segera berjalan ke dalam rumah.
"Loo udah jadi nyamuk kelwsss" teriak Seylla gemas. Erika tak membalas dan terus nyelonong masuk ke dalam rumahnya.
"Eum. Makasih ya uda nolongin adek aku tadi" ucap Seylla sambil tersenyum manis ke arah Musa.
"Sama-sama" balas Musa lalu membalas senyum pacarnya tersebut lebih manis.
Yap... Setelah mengenal Seylla kini musa selalu tersenyum dengan tulus dan perlahan sipatnya pun mulai berubah menjadi lebih baik.
Pintar... Sebagian dari anugrah, begitupun dengan cinta yang akan selalu menjadi anugrah terindah__bhatin Musa.
Tbc deui...
Cape nih ngetiknya...
Apalagi kalau gak ada yang vote lebih cape lagi...