Jam 11 malam, seperti yang sudah di sepakati S.I.C menerima tantangan geng ARGUS untuk melakukan aksi tawuran, mereka sudah berada di tempat yang di sepakati. Kini S.I.C yang berjumlah lebih dari 50 orang sudah berhadapan langsung dengan ARGUS yang berjumlah hampir sama.
"Woey si Musa mana ? Takut apa ama gue apa lagi sembunyi di ketiak nyokapnya. Ha" teriak Ronal setelah melihat Musa tidak ada di barisan depan lalu yang lain mulai tertawa. Ronal adalah pemimpin geng ARGUS.
"Heuh. Tanpa Musa pun lo kagak mungkin bisa ngalahin kita" sahut Egi dengan sangat lantang sambil menertawakan mereka.
"Heuh. Bilangin ama pemimpin lo, hadepin gue kalau memang dia jantan. Jangan kaya banci" Ronal kembali menyeringai.
"Siapa yang lo bilang banci" teriak seseorang yang langsung ikut bergabung. Itu Musa yang baru saja datang dan langsung berdiri di barisan paling depan.
"Akhirnya lo datang juga, gue udah gak sabar buat ngalahin lo" teriak Ronal dengan sangat pedenya.
"Coba buktiin ama gue. Jangan banyak belaga dasar bego" cibir Musa dengan santai.
"Anjing lo. Serang" intruksi Ronal lalu mereka segera menyerang.
"Time is... Party" teriak Musa mengkomandoi.
"Yeahhh" semua langsung menyerang setelah melihat intruksi Musa. Seketika itu pertempuran segera di mulai.
Preng preng
Suara dari senjata yang beradu mulai terdengar di seantero tempat tersebut, baku hantam saling pukul saling serang mulai terjadi dan semakin memanas.
Musa kini sudah berhadapan langsung dengan Ronal, setelah mereka mengalahkan beberapa orang terlebih dahulu.
"Lebih baik lo pergi sebelum babak belur di tangan gue" ucap Ronal dengan nada mengancam.
"Apa gue kagak salah denger, harusnya elo bego yang lari sebelum gue bikin mampus" sahut Musa dengan santai-nya.
"Anjing lo" teriak Ronal lalu segera mulai menyerang.
Ronal melayangkan pukulan dan tendangannya, namun dengan santai Musa berhasil menghindar, beberapa kali Ronal mencoba namun hasilnya sama saja gagal.
Bukk
Musa berhasil menendang tubuh Ronal sampai terjungkal "Enak" ledek Musa lalu kembali menyerang, kini Ronal berhasil menghindar dari serangan Musa.
Namun sayang Musa lebih cekatan dan berhasil memukul kembali Ronal, dengan membabi buta Musa terus menyerang dan berhasil membuat Ronal terkapar tak berdaya.
Namun pertempuran belum usai karna anak buah Ronal belum semuanya tumbang.
"Om" teriak Egi lalu Musa segera menoleh "Itu noh" tunjuk Egi ke arah seseorang cewe yang berada di dalam keributan.
"Moza" gumam Musa setelah melihat siapa cewe tersebut. Musa segera mendekat dan langsung menghantam seseorang yang berniat memukul Moza.
Bukk
Orang tersebut langsung terkapar akibat hantaman yang di layangkan Musa, lalu segera menarik tangan Moza.
"Ngapain sih lo disini ?" sentak Musa dengan kasarnya.
"Gu gue cuma kebetulan lewat" bela Moza dengan gugup-nya.
"Alesan aja lo jadi cewe" bentak Musa kembali. Beberapa saat kemudian tawuran berakhir setelah semua anggota ARGUS terkapar tak berdaya di atas tanah.
"Semuanya Ok" teriak Musa menanyakan kondisi teman-temannya.
"Yeah... Luka gini kagak ada apa-apanya bagi kita" sahut Egi mewakili semuanya.
"Balik" intruksi Musa lalu mulai melangkah ke arah motor mereka masing-masing. Tanpa mereka sadari Moza mengintil mereka dari belakang.
"Ngapain lo ngikutin kita ?" tanya Musa setelah melihat Moza mengikuti mereka.
"Anterin gue balik dong" pinta Moza kepada Musa.
"Gi anterin nih anak balik" intruksi Musa lalu di sanggupi oleh Egi.
"Ogah. Gue pingin balik bareng lo" tegas Moza dengan santai nya.
"Kagak sudi. Datang sendiri ya balik juga sendiri lah kaya jaelangkung" cibir Musa dengan serius.
"Ish. Lo gitu amet sama gue, anterin gue cepetan" pinta Moza namun lebih pantes memerintah.
"Terus tadi lo kesini naik apaan heuh ?" tanya Musa heran.
"Gue sengaja kesini naik taksi" ceplos Moza lalu segera menutup mulutnya sendiri menggunkan kedua tangannya.
"Nah. Ketauan kan lo ngintilin kita" sambung Egi sambil terkekeh.
"Ya elah ampe segitunya lo suka ama gue Za" ucap Irwan dengan pedenya.
"Najisin lo Wan" cibir Moza.
"Cih. Balik sono sendiri, atau mau di anterin ama temen-temen gue ?" Musa menaikan nada bicaranya.
"Ogah. Gue mau balik bareng lo" ujar Moza lalu dengan cepat naik ke atas motor Musa.
"Minggir kagak dari motor gue" intruksi Musa dengan nada tinggi.
"Ogah".
"Cih. Nih bawa aja sendiri motor gue" Musa langsung melemparkan kunci motornya.
"Gue kagak bisa bawa motor Sa. Sekali ini aja anterin gue. Pleass" pinta Moza lebih memelas.
"Dah lah om keburu ada polisi. Anterin aja lah" sambung Aji menyarankan. Lalu di setujui oleh yang lain.
"Bener tuh om. Kalau perlu ajak ke hotel aja sekalian" saran Firda sangat ngasal.
"Gila li Fir" cibir Musa sambil menatap ke arah Firda dengan tajam.
"Santai om santai" ucap Firda dengan watadosnya.
"Cepetan anterin gue" pinta Moza lagi.
"Heuh terpaksa deh. Dimana rumah lo ?" tanya Musa dengan sangat terpaksa.
"Entar gue kasih tau sambil jalan. Gitu dong Sa, kan jadi makin cinta akunya" ujar Moza sambil mengedipkan sebelah matanya berulang-ulang ke arah Musa.
"Najis anjing" jijik Musa setelah melihat wajahnya Moza.
"Kalian balik duluan ke markas, gue mau anterin nih parasit ke habitatnya" ucap Musa mengintruksi, lalu di angguki oleh semuanya.
Dengan sangat sangat sangat terpaksa akhirnya Musa mengantarkan pengganggu kecil ini kehabitat aslinya, yang lain pun bergegas pergi namun menuju arah berlawanan dengan arah tujuan Musa.
Tbc geng...
Maaf gak jelas...
Maaf juga kalau gak seru...
![](https://img.wattpad.com/cover/214680187-288-k358984.jpg)