Maaf bukan bermaksud membuka luka lama, tapi ini hanya karangan semata yang author buat cuma mengambil tempat dan cerita dari tragedi bencana yang ada.
_________
Suasana saat itu biasa saja tidak ada firasat atau apapun yang akan terjadi, suasana di sekitar kediaman Alex pun biasa saja masih nampak keceriaan yang terasa sampai saat ini.
Saat itu Alex dan Musa kecil yang baru berumur 2 tahun tengah bermain-main di halaman depan sambil tertawa riang dan di perhatikan oleh Arin dari teras rumah, sementara itu Moza yang masih berumur kurang dari setahun sudah terlelap tidur.
"Yah hati-hati, jangan terlalu berlebihan bermain-main nya" teriak Arin sambil tertawa melihat mereka berdua.
"Iya bun".
Mereka pun berhenti bermain-main lalu lekas kembali ke teras rumah dengan Musa dalam gendongan Alex.
"Haus bun" Alex tersenyum tipis.
"Nih di minum yah" Arin menyodorkan segelas jus yang langsung di teguk sekaligus.
"Pangeran bunda mau minum juga ?" Arin tersenyum ramah.
"Wau bun" jawab Musa kecil yang belum jelas.
Arin pun memangku Musa kecil, lalu memberi nya segelas air putih.
Tiba-tiba suasana di depan rumah sangat ramai dengan beberapa orang yang berlarian kesana-sini. Alex lalu mendekat dan bertanya kepada salah seorang dari mereka.
"Ada apa pak Rozak ? Kok terlihat sangat panik begitu" tanya Alex heran.
"Itu itu. Air laut pasang sangat tinggi" jawab Rozak tetangga mereka yang bekerja sebagai nelayan.
Tiba-tiba terdengar suara sirine mengaum bak suara singa, semua orang di lepas pantai mengerti arti dari sirine tersebut lalu lekas berhamburan dari dalam rumah.
"Bun cepat kita pergi" Alex berlari dengan panik, begitu pun Arin terlihat sangat panik sambil memeluk tubuh Musa kecil.
"Putri kita masih di kamar yah" suara Arin terdengar sangat bergetar.
"Biar Ayah yang bawa Moza, bunda tunggu sebentar" Alex langsung berlari ke arah kamar dimana putri kecil nya berada.
Alex segera menggendong putri kecil nya lalu lekas pergi keluar, di luar suasana sangat kacau dan Alex sudah tidak menjumpai Arin dan Musa kecil di depan rumah.
Alex terlihat sangat panik, lalu lekas berlari mencari tempat yang aman. Iya berlari bersama yang lain sambil menggendong tubuh putri mungil nya.
"Arin... Musa" teriak Alex berusaha memanggil keluarga nya. Iya terus berlari kesana kemari sambil terus mencari keberadaan mereka berdua.
Doa terus iya panjatkan di sepanjang jalan yang iya lalui, entah mau kemana mereka berlari yang pasti langkah kaki nya terus melangkah tak tau arah tujuan.
Alex berlari terus berlari, sampai mereka tiba di sebuah bukit yang sangat tinggi dan mereka pikir mudah-mudahan mereka akan aman berada di sana.
Di atas bukit iya juga masih mencari keberadaan keluarga nya sambil terus memanjatkan doa supaya di beri perlindungan oleh yang maha kuasa.
