2. Kutukan?

2.3K 414 64
                                    

"Junet jangan tepe-tepe cepat kejar bolanya!!" seru Caca yang gemas melihat kelasnya yang tengah bertanding dengan kelas IPA-1.

"Duduk Ca duduk," suruh Mina malu dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Eh hati-hati dong Jun, bolanya hampir kena Vino ntar gak ganteng lagi doi!" amuk Hanna pada Junet yang tak melempar bola dengan benar untung saja Vino bisa menangkap bolanya dan kini sudah di oper ke Lingga.

"Masukkin ke ring Ngga kalo sampai nggak masuk gue kutuk lo jadi jelek!" Bianca ikut berteriak. Kadang Mina ingin melipir dari sana dibandingkan harus berada di dekat sahabat-sahabatnya yang bermulut toa ini.

"Eh eh eh jangan senggol Yayang gue dong!" Caca semakin menggebu-gebu saat ada yang menyenggol Javier, sementara Javier hanya tersenyum kecil mendengar kata-kata Caca.

"Boleh duduk sini?" Suara halus dan lembut yang sangat kontras dengan tiga gadis bar-bar cukup membuat tiga gadis tak tahu malu itu berhenti berteriak dan melihat sosok Rasti yang tersenyum ke arah mereka.

"Duduk aja Ras." Mina satu-satunya orang yang waras mempersilahkan Rasti untuk duduk di dekat mereka.

"Kenapa dia di sini? Dia bukan kelas kita. Dia juga bukan kelas IPA 1," bisik Hanna kepada Caca dan Bianca yang sebenarnya bisa didengar oleh Mina dan juga Rasti, hingga Mina harus menyenggol Hanna agar gadis cablak itu berhenti menggosipkan orang yang ada di dekat mereka.

"Yeay masuk!"

Hanna mengalihkan pembicaraan setelah disenggol oleh Mina begitu pun dengan Caca dan Bianca yang kembali meneriakkan keluhan pada anak kelasnya yang membuat kesalahan saat bermain basket seperti Bram dan Junior yang selalu tepe-tepe mentang-mentang mereka memiliki paras yang lumayan tampan, tapi jelas bagi Caca, Javier yang paling tampan.

"Ca Ca Ca liat tuh!"

Bianca menunjuk ke arah kumpulan gadis yang dulu sempat dilabrak Caca karena mengganggu Javier. Mengganggu dalam hal ini adalah menggoda hingga Javier sendiri merasa kesal karena lokernya penuh dengan makanan yang kadang sampai membusuk di dalam loker dan hal itu yang membuat Caca bersama dengan temannya mendatangi mereka satu- persatu untuk menghentikan aksi mereka tentu saja dengan sedikit bentakan.

Jika kalian bertanya apakah Javier tahu? Lelaki itu tahu, tapi dia pura-pura tak tahu. Dia malah bersyukur setelah apa yang dilakukan oleh Caca lokernya menjadi bersih.

"Wah masih berani si kampret, liat aja berani nyamperin Javier gue hapus makeup-nya biar kapok," kata Caca sambil menyingsingkan lengannya.

"Bukan buat Javier Ca," kata Mina sambil menunjuk Disa yang mencegat Lingga.

"Oalah udah ganti target dia. Syukur deh," kata Caca tenang karena bukan gebetannya yang digebet adik kelas yang kalo kata Bianca menel itu.

"Please jangan!" ucap Rasti sambil melihat ke arah Disa yang tengah malu-malu menyodorkan minuman dan handuk ke arah Lingga.

"Lo cemburu ya?" goda Hanna pada Rasti padahal mereka tak pernah akrab sebelumnya.

"Nggak," jawab Rasti sambil menghembuskan napas panjang.

"Gue takut kakak gue bakal ngelakuin hal buruk ke cewek itu," kata Rasti masih memandang ke arah dua insan itu.

"Maksud lo pacarnya Lingga?" Rasti menganggukkan kepalanya, Caca sendiri hanya mendengarkan sekilas dia tak nyaman dengan topik itu.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang