6. Twin?

1.8K 353 36
                                    

Ruangan VIP tempat Mina dirawat mejadi begitu ramai karena lima orang pengunjung tak diundang yang mendatanginya yang tentu saja itu karena Caca. Caca tak pandai berkata-kata untuk menjelaskan kepada Bianca dan Hana yang terus meminta penjelasan sementara Vino dan Yogi jangan harap mereka membantu mereka mungkin akan menambahkan kata-kata yang tak penting untuk didengarkan apalagi Vino yang polos minta ampun.

Suara helaan napas berat dari Mina terdengar sangat jelas karena memang sedari tadi mereka hanya diam tak ada yang ingin bicara bahkan mungkin akan terus diam hingga Caca ataupun Mina mulai menceritakan semuanya.

"Gue bilang ke semua orang kalo gue cinta Lingga."

Kali ini Mina ikut terkejut ia tak tahu bahwa Caca segila itu maksudnya gadis itu rela kehilangan lelaki yang ia kejar-kejar sejak SMP hanya untuk Jingga yang bahkan tak akan memuji karena membelanya.

"Jay denger?"

"Jelas banget, Jay di sebelah Lingga waktu itu," lapor Vino sambil memakan apel yang didapat dari kulkas Mina.

"Lo gila Ca!"

"Gue bilang juga apa? Temen lo ini gilanya udah stadium akhir," tambah Hanna menggebu-gebu.

"Min, lo setuju sama gue kemaren, kenapa lo nggak belain gue sih!"

"Lo setuju sama si kampret ini? Setuju apaan? Kalian nyembunyiin sesuatu?" Mina ikut dalam posisi sulit sekarang.

"Sebenernya Mina juga sengaja deketin Lingga waktu itu makanya sampai kayak gini," adu Caca dia tak ingin dimusuhi sendirian setidaknya dia harus menyeret salah satu temannya yang tak lain adalah Mina.

"Aih gue nggak nyangka Mina goblok juga kayak Caca." Yogi berkomentar yang langsung dihujani tatapan kesal Mina.

"Bener Min?" Dengan sangat terpaksa Mina mengakuinya.

"Lo berdua kenapa sih? Gila bisa bareng-bareng gitu?" Bianca berteriak lupa diri bahwa mereka sedang berada di rumah sakit.

"Bi, kita di rumah sakit please diem, biar kita jelasin oke."

"Emang dari tadi kita nunggu penjelasan dari kalian."

Mina menghembuskan napas lalu melirik Caca memberi kode untuk Caca memulai menjelaskan.

"Gue sama Mina ngelakuin ini buat buktiin kalo kutukan itu nggak bener."

"Ca bener nggaknya kutukan itu nggak ngaruh sama hidup lo berdua, kalian nggak deket sama Lingga bahkan bukannya lo kesel sama Lingga Ca gara-gara dia duduk di tempat lo."

"Karena ini menyangkut Jingga. Gue ataupun Mina nggak akan peduli kalo nama Jingga nggak diikutin dalam kutukan sialan ini." Gadis-gadis itu diam lalu muncul pertanyaan, mengapa mereka harus peduli pada Jingga?

"Apa hubungan lo sama hantu Jingga?"

"Dia saudara kembarnya Caca, sahabat kami," jawab Yogi sambil menunduk.

"Kembar?" Hana dan Bianca hampir mengatakannya secara bersamaan mereka terlalu kaget dengan berita itu.

"Nyokap bokap gue pisah waktu gue masih SD. Gue ikut bokap dan Jingga ikut nyokap."

"Heol daebak, gue lagi nonton drama nggak sih ini? Ntar lo jatuh cinta beneran sama Lingga terus kutukan itu selesai karena lo adik kandung Jingga, tamat," kata Hana menggebu-gebu ia kemudian berkesimpulan bahwa keadaan Caca yang baik-baik saja sejak memeluk Lingga berarti kutukan itu selesai.

"Bener, berarti kutukan itu sele—"

"Gue juga kena teror." Hanna dan Bianca terkejut jelas-jelas kutukan itu mengatakan bahwa yang bisa dekat dengan Lingga hanya adik Jingga kenapa Caca tidak termasuk.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang