Prolog ✅

6.7K 484 103
                                    

Jam 6.55 dimana sebagian besar siswa-siswi sudah masuk ke dalam kelas masing-masing, tapi seorang gadis dengan seragam putih abu-abu masih saja sibuk mengintip dari luar kelas, tak tahu apa yang menarik perhatiannya hingga dia se-khusuk itu dalam mengamati sampai akhirnya seorang guru menegurnya.

"Caca! Masuk kelas!" Caca menatap guru yang tak lain adalah wali kelasnya sendiri.

"Ini kelas saya pak?" Wali kelasnya memang selalu menyediakan kesabaran ekstra untuk siswa nakalnya yang satu ini.

"Memangnya kesedihan kamu separah itu sampai lupa kelas sendiri?" Kenapa wali kelas Caca mengatakan Caca mengalami kesedihan? Mari tengok surat ijin yang dibuat oleh caca kemarin untuk sang guru tercinta.

Yth bapak Haidar
Di kelas

Bersamaan dengan surat ini, saya Naura Cahaya Fadillah meminta ijin untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini dikarenakan sedang berkabung atas meninggalnya ikan saya yang sudah saya besarkan seperti anak saya sendiri. Dikarenakan rasa sedih ini mungkin mempengaruhi cara ananda menerima pelajaran lebih baik ananda tidak masuk sekolah, karena jika dipaksakan masuk sekolah niscaya ananda hanya akan membuat bapak ibu guru tercinta akan kesal dan mengalami tekanan darah tinggi. Jadi untuk kebaikan bersama ananda memohon ijin untuk tidak mengikuti pelajaran.

Sekian dan terima kasih sudah mengijinkan.


Ananda yang bersedih

Naura Cahaya F

"Masih Pak, tapi ini lebih baik."

"Kalo begitu masuk," suruh Pak Haidar sambil mendorong tubuh Caca yang kurus itu.

"Pak."

"Apa lagi Caca, nyamuk kamu meninggal?" tanya pak Haidar.

"Ini Pak tempat duduk saya di tempati orang asing." Caca menunjuk lelaki yang duduk di samping Javier.

"Dia teman baru kamu, makanya masuk sekolah!" Caca diam masih menatap lelaki yang duduk di bangkunya itu.

"Caca duduk!"

"Kan ada orangnya Pak, masa saya minta pangku, kan keenakan dia." Haidar tersenyum dengan paksa.

"Mulai sekarang Lingga akan duduk di samping ketua kelas, kamu duduk di belakang sana. Lagian itu lebih cocok bukannya kamu selalu mengantuk." Benar sih, tapi itu bukan yang diinginkan Caca.

"Tapi, nanti saya jauh dari calon imam Pak," kata Caca.

Bukan rahasia lagi jika Caca selalu saja mengganggu sang ketua kelas entah itu hanya candaan atau gadis itu memang tertarik pada Javier atau lebih sering di panggil Jay.

"Kalo jodoh nggak akan kemana, sekarang duduk." Caca akhirnya mengalah dan duduk di belakang tepat di samping Yogi dan juga Vino.

"Yog, lo duduk sini dong, sepi gue," suruh Caca dan tanpa pikir panjang Yogi langsung duduk di samping Caca karena apa saudara-saudara? Tentu saja itu karena tas Caca berisi makanan dibandingkan dengan buku.

"Caca jangan buka jajan, buka buku kamu."

"Siap pak," katanya, tapi tetap saja gadis itu berbagi yupi dengan yogi. Makan di kelas tanpa ketahuan adalah keahlian Caca.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang