16. Tahanan Rumah

1.3K 264 32
                                    

Tahan rumahan, iya Caca sekarang beralih menjadi tahanan rumahan dan semuanya berkat Javier. Kenapa bisa? Alasannya sudah jelas bukan? Iya teror itu, sang lelaki yang katanya akan membiarkan rencana Caca dan bertingkah akan melindunginya malah membocorkan rahasianya dan membuatnya berakhir menjadi tahanan rumah. Ingatkan dia untuk memberi sedikit cap tangan pada wajah mulus Javier.

Sebenarnya tahanan rumah sendiri tak begitu membosankan, semua yang dibutuhkan Caca ada di sana, yang tak ada mungkin hanyalah keinginannya untuk mengecek apa yang dilakukan oleh ibu kandungnya di rumah sakit.

Apa beliau sakit? Atau menjenguk seseorang? Pertanyaan itu begitu menghimpitnya hingga mau tak mau dia harus kabur dan pergi ke rumah sakit.

Namun, perkara kabur tak mudah saat sang mama tiri berinisiatif menjaganya. Bahkan kabar yang ia dapat dari hasil nguping mamanya sudah mendapat identitas sang penabrak dan akan melakukan perhitungan. Ceta bahkan menahan mamanya dan mengatakan bahwa lelaki itu yang akan menemui sang pengendara sialan itu, karena tentu hasilnya akan sangat bar-bar jika mamanya yang turun tangan. Walaupun mamanya terkesan begitu lemah lembut, tapi ia bisa berubah jadi beruang madu saat diganggu.

"Lo bisa berhenti mondar-mandir nggak? Pening gue liat kelakuan lo yang kek setrika." Bianca heran kenapa temannya yang satu ini tak bisa tenang layaknya seorang gadis pada umum—ehm mungkin bukan umumnya paling tidak seperti Mina yang tengah duduk tenang di ujung kasur sambil melihat video tiktok.

"Bantuin gue pergi dari sini. Ada yang perlu gue periksa." Mina melirik ke arah Caca.

"Lingga udah baik-baik aja lo udah video call juga kan. Lupain dulu masalah ini. Setelah nyokap lo tenang atau pas dia sibuk ngurusin butiknya yang katanya buka cabang ntar kita usut lagi." Saran yang cukup baik, tapi sayang Caca tak bisa menerima saran itu. Rasa penasaran ini membunuhnya, dia ingin memastikan banyak hal.

"Nggak bisa Min, ini darurat gue harus segera ngecek. Sebelum terlambat."

"Biar gue yang ngecek, lo stay aja. Kalo lo keluar bisa-bisa lo home schooling abis ini." Caca terlihat menimang-nimbang apa ia harus mempercayakan masalah ini kepada Mina atau dia menunggu bebas dari hukuman kurungan ini.

"Ini menyangkut nyokap gue."

"Kenapa nyokap lo? Dia masih di bawah."

"Bukan nyokap tiri, tapi nyokap kandung gue!" Hanna dan Bianca tentu tak tahu siapa dan bagaimana rupa dari mama kandung Caca.

"Nyokap lo kenapa?" tanya Mina, dia semakin penasaran.

"Kemaren sebelum gue diangkut sama si kampret, tapi gantengnya kebangetan minta dipacarin i—"

"Kebiasaan lebay kalo ngomongin Jay. Udah langsung kenapa sih keburu nyokap lo masuk ke kamar. Mampus lo!" Bianca sepertinya sedang PMS karena sedari tadi dia hanya marah-marah.

"Sebelum gue dibawa paksa sama Jay, gue liat nyokap gue di rumah sakit. Tapi, begitu gue panggil, gue denger dia manggil nama gue juga abis itu cabut mau gue ikutin tuh tiba-tiba si ganteng, tapi kampret langsung bawa gue kek kantong beras. Awas aja gue aduin ke nyokapnya baru tau rasa."

"Ngapain tante Yuni ke rumah sakit?" tanya Mina.

"Gue nggak tau, apa dia check up, atau suami barunya sakit atau Rasti— ah Rasti nggak mungkin bangetkan dia masuk sekolah kemaren." Caca melirik ke arah Mina dengan tatapan memohon.

"Iya-iya gue cek ke rumah sakit." Caca tersenyum dari ujung ke ujung. Namun, senyum itu langsung tenggelam saat Vino membuka pintu kamarnya bersama dengan tersangka yang membuatnya jadi tahanan rumah.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang