14. bodyguard

1.5K 286 37
                                    

Mina berani bertaruh bahwa hampir seluruh siswi di SMA-nya sekarang pasti ingin menggantikan posisi yang sedang disandang oleh Caca Marica Hehe. Tidak sependapat? Yakin? Caca saat ini sedang diapit oleh dua orang manusia tampan walaupun bukan yang paling tampan di sekolah, tapi jelas kondisi wajah dua orang itu pantas untuk disebut sebagai bidadara di SMA-nya yang fakir orang tampan.

Siapa dua orang itu? Yak benar. Mereka Javier dan juga Lingga. Keduanya kini terus mepet ke Caca tak peduli kemana pun mereka akan mengikuti. Jika istilah anak indie ini seperti kumbang dan bunga, sedangkan menurut Caca ini seperti anak itik yang mengikuti induknya.

Jika dalam keadaan biasa Caca pasti akan menyanyi, "Senangnya dalam hati jika bersuami dua", sayangnya situasi ini terlalu genting untuk menyanyikan lagu ciptaan Ahmad Dhani itu. Dia merasa seperti terkekang, seperti tahanan. Mau kemana-mana selalu diikuti bahkan ke kamar mandi sekali pun, untung saja mereka masih mau menunggu di depan.

Namun, masalahnya mereka setiap berapa menit memanggil nama Caca. Jika ini diteruskan bagaimana bisa Caca menangkap orang yang menggunakan nama kakaknya itu.

"Bisa kalian kasih gue space? Gue butuh tempat buat bernapas oke?" Kedua lelaki itu hanya saling melihat tak menggubris omongan Caca yang meminta mereka untuk menjauh.

"Gini lho Abang tampan titisan dewa yunani. Menurut buku yang pernah gue baca—oke jangan liatin gue kayak gitu seolah-olah gue nggak pernah baca buku. Gue baca buku oke?" Dalam hati javier menambahkan kata "buku mewarnai" sementara Lingga memilih untuk diam dan pura-pura percaya.

"Jadi apa kata buku yang lo baca?"

"Kita nggak boleh berdiri deket-deket ntar nggak tumbuh, sedangkan gue masih pengen tinggi paling nggak setinggi Rose Blackpink lah 168 cm. Nah kalo kalian sedeket ini gue nggak bakal tumbuh tinggi."

"Itu nggak bener buku yang lo baca, bohong," kata Javier menyanggah ucapan caca.

"Itu udah dibuktikan secara ilmiah Jay." Alis Lingga naik sebelah, memang iya? Jika benar, orang mana yang meneliti?

"Oh ya?"

"Iya, liat aja tuh padi nggak bakal tumbuh tinggi kalo kedeketan nanemnya, terus liat juga Upin Ipin mereka nggak gede-gede gara-gara deketan terus. Jadi, kalian berdua jaga jarak sama gue kurang lebih 3 meter." Alasan Caca sungguh sangat tidak masuk di akal dua lelaki yang sebenarnya cukup jago dalam segala hal yang berhubungan dengan science, jadi ini akan percuma saja.

"Ca," panggil Javier.

"Alasan sebenernya." Caca menghela napas, susah memang menyimpan rahasia dari orang sepintar Javier atau mungkin dia yang terlalu bodoh menyimpan rahasia.

"Oke kalau ada lo berdua, gue nggak bisa bebas gibah bareng mereka." Caca menunjuk tiga gadis yang tersentak akibat dilibatkan secara tiba-tiba oleh temannya. Walaupun mereka juga tahu bahwa Caca akan selalu melibatkan mereka dalam segala masalahnya.

"Ca." Lingga memanggilnya pelan.

"Please!" Mau tak mau Lingga menarik Javier untuk menjauh dari Caca.

-o0o-

"Tumben makan bareng kita, biasanya lo nempel banget sama Caca perasaan," kata Farel pada Lingga.

Raut wajah Rasti agak berbeda sejak sang pacar membahas tentang Caca.

"Dia nggak mau gue buntutin lagi." Farel terkekeh mendengarnya.

"Ya ngapain lo buntutin sih?" tanya Rasti agak heran dengan tingkah Lingga yang tiba-tiba sedekat itu dengan Caca  padahal dulu dia tak seperti itu setelah ditinggal Jingga.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang