8. Penguntit

1.6K 333 29
                                    

Hanna tak tahu apa korelasi antara komik dengan penyelesaian kasus kutukan Lingga hingga sore tadi dia mendapat pesan singkat dari Caca yang katanya mencari solusi, tapi malah kini mereka berada di toko buku di bagian rak komik.

Kesal, bingung adalah hal yang dirasakan Hanna, tapi ia pendam mengingat sang pujaan hati alias mas Vino yang polosnya mengalahkan kepolosan balita juga berada di sana sambil bersandar di rak terlihat memilih antara komik One Piece atau komik Boruto.

Tak hanya mereka bertiga ada juga satu makhluk yang kini sedang berdiri sok gagah di dekat kasir hanya untuk menggoda mbak kasir, memberikan satu dua tiga gombalan yang membuat pipi mbak-mbak kasir Gramedia memerah. Walaupun kata Caca otak Yogi itu cuma separo, tapi secara harafiah Yogi memiliki tampang yang perlu dipertimbangkan.

"Ca, ini kenapa ke sini sih? Katanya mau nyelesaiin tuh kutukan? Terus kenapa Mina sama Bianca nggak ikut?" rengek Hanna.

"Ah mereka nggak ketipu kayak lo sama Yogi." Hanna tak percaya Caca lagi-lagi menipunya gadis itu pasti memiliki banyak dosa karena menipu orang. Hanna jadi kasihan pada malaikat Atid pasti melelahkan menulis dosa-dosa Caca yang begitu banyak.

"Seriously Caca!"

"Ya nggak juga sih. Kita juga nyari study kasus."

"Study kasus?"

"Ca yang One Piece apa Boruto?" Belum sampai Caca menjawab pertanyaan Hanna, Vino sudah menyela lebih dulu.

"Yang One Piece aja, Bang Ceta koleksi yang Boruto ntar lo pinjem dia."

"Oke sip!"

"Ca!"

"Oh ya lo tanya apa tadi?"

"Lo bilang study kasus Caca."

"Oh itu, nih liat!" Caca menunjuk rak yang berisi Detektif Conan.

"Ca, gue lagi nggak mood bercanda ini."

"Lho ini tuh maksud gue biar kita belajar dari kasus-kasusnya detective conan."

Haruskah Hanna marah? Tidak, dia tak boleh marah, dia harus sabar karena ada gebetan.

"Kenapa nggak nonton Scooby Doo sekalian Ca?"

"Wah iya kok gue nggak kepikiran ya? Kan mereka malah berburu hantu." Salah, memang mengatakan hal sarkas pada Caca, jika akhirnya gadis itu malah seperti itu.

"Vino balik yuk nonton Scooby Doo." Vino mengangguk saja.

"Si Yogi mana?"

"Tuh ngerdusin orang." Tunjuk Vino.

-o0o-

Caca terus saja melihat ke arah belakang saat di mobil gadis itu merasa diikuti oleh mobil di belakangnya.

"Ca, lo kenapa sih? Liatin apa?"

"Kita diikutin kayaknya."

"Yakin?" tanya Yogi sambil mengintip di spion mobil.

"Coba ke Indomaret itu dulu deh, terus ntar balik ke Gramed." Yogi selaku sopir yang baik mengikuti.

Mereka parkir di depan Indomaret lalu yang turun hanya Yogi dan juga Caca. Sementara Vino dan Hanna disuruh tunggu di mobil.

"Mereka parkir di arah jam tiga," kata Caca lalu Yogi melihat ke arah pergelangan tangannya dan sadar bahwa ia tak membawa jam tangan.

"Gue nggak bawa jam tangan, lo jangan sok-sokan kode arah jam dong." Caca berdecak lalu memperlihatkan jam tangannya.

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang