Diskusi singkat

384 67 24
                                    

"Nee, nee, denger gosipnya dari Luz-senpai gak?"

"Yang mana?"

"Yang katanya Kain-senpai mau nantang Soraru-senpai dalam karate loh!"

"Ehhh?! Seriusan?! Ntar gimana nasib Soraru-senpai?! Kain-senpai kan juara daerah!"

"Tapi Kain-senpai kan juga gak mungkin ngelawan orang sembarangan! Mungkinkah Soraru-senpai sebenarnya punya keahlian karate juga?"

Aku dan Amatsuki hanya bisa nonton saat dua gadis itu segera menghampiri Luz-senpai, memanggil namanya dengan genit dan bertanya tentang "duel" Kain-senpai dan Soraru-senpai yang akan terjadi siang ini, sepulang sekolah, di lapangan sekolah.

Kami memang lagi gak ke atap dulu, soalnya kemarin hujan deras dan lantai atapnya jadi basah. Jadinya kami duduk di bangku panjang yang ada di dekat kantin. Kan gak enak kalo celananya ikut basah, bisa-bisa kita dikira ngompol.

Oke, kami kan udah SMA. Masa ngompol?

"Kain-senpai itu kayak gimana sih orangnya, Ama-chan?" tanyaku.

Dia mengangkat bahu, dan setelah meneguk kola yang dia minum, dia menjawab pertanyaanku, "Belum pernah liat orangnya secara langsung sih. Tapi kalo kata Luz-senpai anaknya baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong"

Yha kau kata budi pekerti.

"Luz-kun! Luz-kun!"

Suara riang seorang lelaki menarik perhatian satu kantin, termasuk kami. Seorang kakak kelas bersurai coklat dan bermata biru menghampiri Luz dan berhenti di hadapannya, "Luz-kun ngeliat Soraru-san gak?" tanyanya.

"Ehh??? Soraru-san yang dicariin? Bukan akoeh, yang?" Luz-senpai mulai ngedrama dengan ekspresi terpukul dan nada sedih yang kedengerannya kayak asli.

Lelaki itu tertawa lepas, tampak sudah biasa menerima gombalan kakak kelas kami yang punya leher terpanjang dalam sejarah sekolah, "Geer kamu, Luz-kun! Aku serius nih!"

"Iya deh, yayank Kain. Soraru-san tadi pergi ke arah gudang belakang sekolah bareng Kashitarou-kun. Mau pacaran kali disana, hehehe"

"Gak boleh berprasangka gitu dong. Ya udah deh, Luz-kun. Sankyu!" lelaki itu, yang rupanya adalah Kain-senpai, melambaikan tangan padanya sembari berlari keluar kantin.

"Douita, yang~" Luz-senpai senyum-senyum sendiri, Hati-hati wahai readers author yang budiman, kalo ngeliat orang kayak gini mah langsung lapor aja ke Satpol PP, biar gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kain-senpai mau bicara soal duelnya kah?" gumamku, sebelum bangkit dari bangkuku, "Ama-chan, aku mau pergi dulu. Jangan kangen yah"

"Anakku kelewat pede amat sih" aku dapat mendengar Amatsuki menggerutu saat aku berlari meninggalkannya menjomblo di bangku kantin. Semoga dia nggak diincer Luz-senpai. Kalo sampai beneran ya tinggal kutebas lehernya biar jadi pendek.

Itupun kalo aku dibolehin author...

Aku akhirnya sampai ke gudang belakang sekolah, dan melihat Kain-senpai sedang berbicara dengan Soraru-senpai sementara Kashitarou-senpai cumin liatin sambil senderan ke batang pohon yang ada di dekatnya.

Aku tersentak mendengar langkah-langkah kaki dari arahku datang. Tiga senpai itu bahkan juga mendengarnya dan mereka langsung memasuki gudang, tidak peduli dengan betapa gelapnya keadaan di dalam bangunan tua itu.

Tubuhku menegang saat mendengar geraman seseorang yang kukenal baik.

"Cih! Mana sih albino sialan itu?!"

Kuso, itu Lon-senpai!

Sebelum kakiku bergerak untuk membawaku kabur, aku merasakan udara dingin mengenai kepalaku sebelum tangan seseorang mencengkram kerah belakangku dan menarikku ke atas pohon dalam hitungan detik, seakan-akan aku seringan kertas. Refleks, aku menghunus belatiku dan berputar, mengayunkan bilahnya untuk menebas tangan siapapun itu.

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang