Bonus Chapter #1

404 49 46
                                    

Pulang dari sekolah, Luz serta Tomohisa beranjak turun dari mobil sang surai silver dan memasuki gedung kepolisian. Biar identitasnya gak ketahuan, Tomohisa memakai sebuah kacamata hitam dan sebuah masker putih. Kalo Luz mah biasa aja karena dia udah sering bolak-balik ke gedung kepolisian.

"Luz-kun? Sedang apa kau datang kesini?" Rahwia yang baru saja membuat kopi di mesin pembuat kopi menghampiri mereka, "Dan siapa pria di belakangmu ini?"

"Hanya salah satu temanku" Luz tersenyum kecil, "Inspektur Rahwia, aku punya sesuatu yang cukup berharga bagimu, sesuatu yang bisa membantumu untuk memburu sisa-sisa sindikat Akatin-san yang masih tersebar di seluruh Jepang"

"Oh?" Rahwia mengangguk-angguk, "Cukup menarik. Karena Akatin-san dibunuh oleh tembakan di kepala, kami tak bisa menanyainya tentang organisasi gelapnya itu" jelasnya saat dia mengikuti Luz dan Tomohisa ke tempat parkir kepolisian.

"Lebih baik seperti itu. Bisa-bisa dia bermain dengan pikiran kalian saat kalian menginterogasinya" Luz mengibaskan tangannya dengan cuek dan menghentikan langkahnya di depan bagasi mobilnya. Tanpa perintah pun, Tomohisa segera membukanya, dan Rahwia terkesigap melihat apa yang ada di baliknya.

Seorang pria dengan kain lusuh di mulutnya dan tali tambang di seluruh wajahnya meronta-ronta liar di bagian bagasi yang sudah dikosongkan. Tatapan matanya penuh ketakutan dan wajahnya tampak sangat pucat, dihiasi oleh bulir-bulir keringat dingin yang menetes dari dagunya. Namun yang menarik perhatian Rahwia bukanlah itu.

Melainkan pergelangan kaki kanannya yang menghilang.

"Dia salah satu anak buah Akatin-san yang, menurut informasi yang kudapat dari sahabatku, memiliki posisi cukup tinggi di sindikatnya" jleas Luz saat dia dan Tomohisa menyeretnya keluar dari bagasi dan menjatuhkannya di permukaan aspal tanpa belas kasihan sama sekali, "Kami jamin Inspektur Rahiwa dapat mendapatkan banyak hal darinya dengan mudah. Pikirannya sudah terlalu rusak untuk melawan perintahmu"

Rahwia menatap pria itu dengan horror, "Kau... Yang melakukan itu padanya?"

"Sayangku, tentu saja bukan aku yang melakukannya. Aku terlalu baik untuk itu" Luz terkekeh, mengedipkan sebelah matanya pada sang inspektur, "Kau bisa bilang bahwa ini adalah pekerjaan sang rubah yang bertugas membawa pesan dari sang langit. Aku tak lebih dari sebuah perantara darinya dengan kalian. Sudah ya, Inspektur Rahwia. Aku ada kerja kelompok sore ini. Tschüss~"

Dengan itu Luz dan Tomohisa menderu pergi dari gedung kepolisian, meninggalkan Rahwia yang masih tercengang di tempat dengan pria itu yang tak pernah berhenti meronta-ronta. Inspektur itu segera meraih ketenangannya kembali dan memanggil anak buahnya untuk membawa pria ini ke ruang interogasi.

Sang rubah yang dia maksud pasti Klan Itou, klan yakuza paling ditakuti di seluruh Jepang... Dan sang langit? Mungkinkah dia membicarakan Crimson Sky pimpinan Osora-san itu?

Sang inspektur merasakan seluruh bulu kuduknya berdiri seketika.

Informan muda itu punya banyak koneksi dengan orang-orang berbahaya huh... Dasar anak jaman sekarang...

(Sfx : Eaa kids jaman now--//plak)

.

"Makasih yach Tomohisa-san udah mau nemenin akoeh~"

"Sama-sama, Luz-san"

Luz kemudian menurunkan Tomohisa di depan pintu gerbang mansion keluarga Osora, melambaikan tangan padanya sebelum dia tancap gas ke rumah Kain dimana dia, Kashitarou, Soraru, Naruse, Kain sendiri, dan Kradness bakal kerja kelompok bersama disana.

Memarkirkan mobilnya di depan rumah Kain, Luz menyambar tasnya dari jok belakang dan berlari memasuki rumah, mengetuk-ngetuk pintu depan beberapa kali, "Yayank Kain~! Akoeh udah hadir nich~! Bukain pintunya dongs~!"

Naas, yang buka pintunya malah si surai biru gelap. Luz sedikit menyerengit melihat tatapan penuh selidik dalam manik safir tersebut, "Kain-kun lagi permisi ke toilet dulu bentar, jerapah. Cepetan masuk. Elu kelamaan datengnya" ujar Soraru tajam seraya berbalik menuju ruang tengah dimana yang lain sudah berkumpul.

"Hehehe, maap yak, Soraru-san~" Luz menjulurkan lidahnya dengan iseng, melepas sepatunya sebelum melangkah memasuki rumah. Entah kenapa dia jadi keinget waktu Amatsuki marah-marah pada dua penyusup yang bikin lantai rumahnya kotor. Hal itu membuat dirinya tertawa kecil, mengundang sebuah pertanyaan dari Kradness.

"Napa, Luz-kun? Kamu masih waras kan?"

"Iih Kradness terzayank, ya iyalah akoeh masih waras~" Luz bersenandung saat dia duduk di antara Naruse dan tempat kosong yang dia kira sebagai tempatnya Kain duduk.

"Gue gak yakin" celetuk Naruse seenak jidat, "Di antara kita semua, cuman elu doang yang ngomongnya pake bahasa alien lagi kepeleset jengkol"

"Gue setuju dengan Naruse-kun" Soraru menganggukkan kepalanya saat dia duduk di samping Kashitarou yang lagi nulis pembukaan laporan di kertas folio.

"Aku sibuk nulis, jadi aku no comment" Kashitarou tersenyum kecil, masih tak mengalihkan perhatiannya dari kertas folio.

//kalo begitu author mau jadi kertas folio aja biar bisa diperatiin Kashi--///stop

"Ah, Luz-kun! Maaf ya tadi bukan aku yang bukain pintunya buat kamu!" Kain keluar dari arah kamar mandi dan duduk di tempat kosong di sebelah Luz, "Gimana tadi pemberian 'informasi'nya ke kepolisian?"

"Sukses kok, yank! Santuy ae~" Luz menyeringai sok padanya.

"Dah yuk, kita mulai aja kerja kelompoknya" tukas Kradness seraya membuka beberapa bukunya sekaligus di lantai, "Nanti malam aku mau ngebantu ibu buat ngirimin paket ke pembeli dari luar negeri"

"Untung malam ini gue bebas" gumam Soraru, "Bisa lanjut maen game"

"Mungkin malam ini aku akan ke tempat Kashitarou-kun buat penugasanku minggu ini" Kain tersenyum kecil.

"Kuy lah mulai, gue mau luluran sampe jam dua pagi biar kulit gue makin mulus sambil nge-chat bareng Araki-chan" celetuk Naruse sambil nepuk-nepuk lengannya sendiri.

Luz tersenyum kecil pada sahabat-sahabatnya. Dia senang mempunyai sahabat seperti mereka, yang tak hanya baik padanya (kecuali Soraru atau Naruse, tapi mereka memang rada gitu lah), namun juga sama-sama bekerja di bidang illegal sepertinya. 

Soraru dengan keluarga mafia-nya, Kashitarou dengan klan yakuza-nya, Luz dengan jaringan informasinya, Kain yang juga dengan klan yakuza Kashitarou, Kradness dengan bisnis pengedar spare part illegal-nya, dan Naruse dengan kasinonya.

Mungkin kasino tidak terlalu terdengar berbahaya, tapi siapa tau apa saja yang sudah terjadi di meja judi dan bar, bukan?

"Ja, mari kita mulai"

Dengan itu, berbagai murid dengan koneksi berbahaya itu mengerjakan tugas kelompok mereka bersama-sama. Sesekali keributan muncul sana sini, tapi pada akhirnya semua berjalan lancar, dan laporan selesai saat senja mulai menghitam.

~~~

A/N : Gomen gak sepanjang biasanya. Author lagi gak mau bikin kalian puyeng dengan kebanyakan kalimat :). Semoga kalian suka.

Tschüss : Sapaan selamat tinggal/sampai berjumpa lagi.

Ja : Ya.

Btw puasa terakhir udah selesai gaes. Besok dah lebaran ehey.

See you next time!

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang