Bantuan dari si rubah

492 65 26
                                    

Aku piket, jadinya Amatsuki balik duluan. Aku lagi asik-asik ngepel kelas sambil bernyanyi saat aku menyadari ember isi air sabun yang tadi kutaruh di depan kelas menghilang. Aku mengangkat sebelah alisku,

"Ember? Kamu dimana?" aku ngomong sendiri sambil berjalan keluar kelas, celingak-celinguk kesana kemari, tapi nggak ngeliat ember itu dimana-mana.

Aku menghela nafas berat. Mentang-mentang aku yang dibuli jadinya aku piket sendiri terus yah...

Jadinya aku ngepel lantai kelas sebisaku aja deh, untung tinggal dikit lagi. Setelah selesai, aku meletakan pelnya di pojokan kelas, mengambil tasku, dan berjalan keluar kelas. Aku duduk dulu di depan kelas untuk memakai sepatuku yang tadi kulepas saat ngepel sebelum bangkit dan berjalan keluar gedung.

BYUUURR!!!

Oalah, pantesan embernya ilang.

Aku menghiraukan tawa yang menggema dari atasku saat aku menggelengkan kepala dengan cepat, membuat air terciprat ke sekelilingku.

"Hahaha! Rasain tuh!"

Lagi-lagi aku bodo amat sama ejekan para kakak kelas yang telah menumpahkan seember air sabun dari lantai 2. Yang penting sekarang hanyalah isi tasku. Bisa butuh waktu lama nih buat keringin semua buku-bukuku. Masa harus kujemur pake AC di kamarku? Repot bener.

Tapi daripada bukuku rusak semua. Sensei marah maka tamatlah aku.

"Kau baik-baik saja?"

Aku sedikit terkejut saat sebuah tangan menyodorkan handuk padaku. Bentar, itu handuk dia dapet darimana? Aku menggelengkan kepalaku lagi saat aku menerima handuk itu dan mengangkat kepalaku untuk berterima kasih padanya.

"Arigatou, Kashitarou-senpai"

Senpai bertopeng kitsune itu mengganguk, sebelum melirik para kakak kelas yang ada di lantai 2. Dia terkekeh pelan, "Ara, jadi kalian ini benar-benar hanya sekelompok pecundang yang berani menindas adik kelas kalian"

Salah satu dari mereka langsung berteriak marah, "Jangan sok kau, Itou! Kau itu hanya anak kelas XI! Kau masih di bawah kami!"

"Begitukah?" sorot mata Kashitarou-senpai tiba-tiba menajam, dan senyumnya menghilang, "Di bawah dalam hal apa, jika aku boleh bertanya? Kalian kira aku tak tau siapa kalian? Kalian yang terus membawa masalah bagi sekolah tidak pantas merendahkanku, apalagi Mafu-san. Jika kalian masih sayang nyawa, pergi dari sana sebelum aku naik dan saat pulang nanti, coba ngaca untuk melihat betapa rendahnya pangkat kalian sebagai manusia" suaranya sangat solid, dan itu membuatku takut.

Dia membuatku merinding, karena ucapannya sekaligus dingin yang mulai merambat di tubuhku bekas siraman air yang tadi. Aku dapat melihat para kakak kelas itu menggeram kesal, sebelum sosok mereka menghilang dari jendela lantai 2.

"Se- Senpai tau namaku...?" aku bertanya pelan.

Seluruh ekspresi gelapnya hilang dan dia memberiku senyumannya yang dapat membuat para fangirl-nya pingsan dengan sangat tak elitnya. Aku ini beruntung banget ya, "Ya, walaupun senpai minta maaf bahwa senpai tau dari segala rumor tentangmu"

Dia pakai sudut pandang orang ketiga? Lucunya. 

Aku memaksakan sebuah senyum. Melihatnya bersikap lembut dan baik padaku membuatku merasa hangat, "Tumben senpai sendiri, biasanya bareng sama Soraru-senpai"

"Ah, Soraru-san?" dia menggaruk-garuk belakang lehernya sendiri sambil menjulurkan lidahnya dengan gaya iseng. Kok aku gemes ya? Ya ampun, sadar woi, aku sukanya sama Soraru-senpai, "Dia ninggalin senpai soalnya dia ada ujian di tempat les karate-nya. Kejam banget ya tuh anak, masa senpai disuruh balik sendiri, hihihi"

"Soraru-senpai ikut karate?"

"Mm-hmm! Kuberitau deh, dia tuh kuat banget walaupun tampangnya ngantuk mulu! Gerakannya cepet, kuat, dan tak bisa diprediksi! Yang mau macam-macam dengan dia sama saja nyari mati!"

Aku mengganguk-angguk. Yes! Info baru soal Soraru-senpai!

Kashitarou-senpai melirikku yang tampak antusias, dan tiba-tiba bertanya sesuatu yang sedikit aneh menurutku, "Kau tidak jijik dengan senpai?"

"Huh?" aku memiringkan kepalaku seraya meremas-remas rambut putih basahku dengan handuk yang dia kasih ke aku tadi, "Jijik kenapa?"

"Senpai ingat melihatmu ada di kantin saat senpai mengecup pipi Soraru-san. Melihatmu yang berbicara tanpa rasa aneh atau terganggu sama sekali dalam suaramu membuat senpai tertarik. Senpai ulangi, kau tidak jijik dengan senpai?" lanjutnya serius, tapi nadanya berkata sebaliknya.

"Tentu saja tidak, senpai!" tapi kenapa suara senpai sendiri sedih saat mengucapkannya? Aku memutuskan untuk menyimpan pemikiran itu pada diriku sendiri, "Kenapa aku harus jijik? Kan itu hubungan senpai dengan Soraru-senpai! Ya terserah senpai lah!"

Tetap saja ada rasa sakit di hatiku karena mengatakan hal itu.

Kashitarou-senpai terdiam sejenak, sebelum mengacak-acak rambutku, tampak tak peduli akan tangannya yang basah dan berbau sabun karena itu, "Ayo, senpai antar kau pulang. Kau bisa demam jika terus dibiarkan seperti ini" senyumnya.

"E- Eh? Baiklah..."

Aku tidak menyangka membiarkan Kashitarou-senpai ikut denganku ke rumah merupakan suatu titik balik penting dalam hidupku//eaa bahasanya.

~~~

A/N : Sumpah, kadang kalo author ngetik Mafu yang udah biasa dan sans aja dengan pembuliannya malah ketawa sendiri. Duh jahadnya author...

M : "Tau! Author jahad! Aku lapor ke Ama-chan nih!" *auto lari ke Amatsuki*

A : "EH JANGAN WOI!!!" *ngejar Mafu*

M : "Ama-chan! Author-chan ngebuli aku!!!" *ngerengek*

Ama : "Kamu apain anakku hah?!"

A : "Fitnah, Mat! Fitnah! Jangan percaya! Fitnah itu lebih kejam daripada makan es krim!"

S : "Ya jelas lah gblk"

A : "Dih, muncul-muncul udah nyolot. Dasar husbu gak bener"

S : "Mimpi aja terus, gak bangun gue gak peduli. Gue ini setianya sama Mafu ye" *masang muka pede dan cool*

M : *blush* "Se- Senpai, jangan blak-blakan gitu..."

Ama : "HEH!! Sembarangan aja kamu! Jadi selama ini kalian pacaran di belakangku?! Kalian tega! Tega! Teganya kalian yang telah menyakiti perasaanku! Huweee!!! Kashitarou-senpai!!! Soraru-senpai tega sama aku!!!" *lah dia ikut ngerengek*

K : "Soraru-san! Kamu ngapain uke aku hah?!?!"

S : "Dia yang salah! Kok gue yang kena marah sih?!"

K : "Lalu kok dia bisa nangis gini?!" *puk puk Amatsuki sekaligus modus*

S : "Bukan salah gue! Semua salah Mafu yang mulai!"

M : "Kok aku, senpai?! Aku kan anak baik-baik!"

S : "Baik-baik pala lo kelindes truk isekai!"

A : "A- Author pergi aja deh... Bahaya netep disini terus..." *kabor ke Saturnus*

Hiraukan perbincangan gaje di atas ini//ini spoiler tau--///hush.

See you next time!

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang