Melewati pertahanan

339 55 103
                                    

"Kita berhenti disini"

Osora memarkirkan mobilnya sekitar 500 m dari lokasi pelabuhan, "Daripada kita seenaknya berkendara masuk dan membuat keributan yang lebih ngaco dari yang kita rencanakan, lebih baik kita berjalan kaki saja kesana"

//padahal dia cuman gak mau mobilnya rusak kok :v

Lima orang yang ikut bersamanya mengangguk dan beranjak keluar dari mobil.

Osora membawa dua Beretta di balik kemejanya, terisi penuh dan siap untuk beraksi. Hikari membawa sebuah Heckler und Koch dan satu senjata "rahasia" yang ada di saku celananya. Ruko bahkan sampai mengepang surai biru gelapnya yang panjang itu biar gak menghalangi pandangannya saat dia membunuh anak buah Akatin. Mafu tampak polos seperti biasa, itu pun jika semua pistol dan belatinya kagak ketahuan. Kedua Itou sama-sama memakai kimono, membawa katana, dan shuriken yang tersembunyi.

"Sesuai rencana, minna-san. Ikuzo"

Mengikuti perintah Osora, mereka pun melangkah maju.

Saat mereka mendekati pelabuhan yang penuh dengan kontainer-kontainer dari berbagai kapal, Kashitarou memasang topeng kitsune-nya dan menaiki salah satunya dengan lincah. Suara geta-nya yang bergemeletuk dengan permukaan kontainer menggema di malam yang sunyi. Tak hanya manusia, bahkan sesuatu juga menengok mendengarnya.

"Berhati-hatilah, putraku. Jangan sampai kau hilang kendali" pesan Kirihara sebelum mereka berlima mengambil jalan lain, jalan yang berbeda dengan Kashitarou yang mulai parkour sepanjang pelabuhan.

Tak terpengaruh oleh tusukan malam, mereka memasuki labirin gelap penuh dengan rintangan yang tersebar di setiap sudut.

.

Kashitarou melepas geta-nya setelah beberapa menit berpindah dari satu kontainer ke kontainer lainnya. Dia meletakkan alas kakinya perlahan dan menarik nafas dalam, melihat ke bawah dimana sekumpulan orang bersenjata sudah berkumpul, mencari-cari darimana suara ketukan kayu itu berasal.

"Shinigami-sama, saya akan segera mempersembahkan kepada anda..."

Kashitarou menghunus katana-nya. Bilah perak itu bersinar di bawah sinar bulan yang menjadi pendamping sang kitsune. Jika hanya dilihat sekilas, di bilah itu hanya ada pantulan Kashitarou. Namun jika dilihat lebih dekat lagi, maka sesuatu akan tampak di samping pantulan sang kitsune. Sesuatu yang telah terikat pada keluarga itu sejak dahulu kala.

Angin kencang tiba-tiba berhembus malam itu, dan setiap orang yang masih punya akal pasti akan menjauhi pelabuhan saat itu juga ketika mereka merasakan energi negatif besar yang menyelimuti lokasi tersebut. Pancaran mata Kashitarou menggelap, dan aura di sekitarnya seakan-akan berubah menjadi mencekam.

"Sebuah persembahan murah hati dari diri saya yang fana dan setia kepada anda"

Kashitarou melompat turun dari atas kontainer, membelah setiap peluru yang mengarah ke arahnya. Tangan satunya lagi meraih lima shuriken sekaligus dari obi-nya dan melemparkannya pada kumpulan orang bersenjata tersebut. Putaran bilah bergerigi itu sukses menebas 10 leher sekaligus, mewarnai kimono Kashitarou dengan goresan merah yang indah.

"Saya harap anda menyukai persembahan saya yang tidak seberapa"

Dalam setiap langkahnya, Kashitarou akan mengambil nyawa setiap orang yang dia temui. Peluru bagaikan meluncur dengan lambat di dekatnya, memudahkannya untuk menghindar maupun mengirisnya menjadi dua. Teriakan dan puluhan suara tembakan memenuhi lorong gelap tersebut, namun semuanya dibungkam oleh ayunan katana maupun lemparan shuriken dari sang bertopeng kitsune

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang