The Moon

429 56 53
                                    

Aku membuka mataku, dan melihat cahaya Ilahi--

Bentar, ini si author kok salah naskah sih? Mau digeplak sejuta kasih sayang?

//eh iya Mat sori, gak sengaja ehehe...

Dasar. Mari kita balik ke cerita.

Aku mengerjapkan mataku terbuka perlahan, melihat cahaya matahari pagi yang memasuki kamar 311. Aku terduduk dan membenamkan kepalaku di Masamune, menghirup wangi dawni yang selalu kugunakan untuk mencucinya. Aku tau dengan aku yang terbangun di kamar ini artinya aku bolos sekolah. Aku harus siap-siap nulis surat izin untukku dan Mafu sekalian.

"Ohayou, Amatsuki-sann"

"Oh, ohayou, Soraru-senpai..."

Soraru-senpai sedang sarapan di ranjangnya, menghadap ke arahku. Jadi gini, ranjangnya Soraru-senpai ada di antara ranjang Mafu dan sofa tempatku duduk, jadi dia ada di sampingku sekarang. Dia menelan lauknya dan menyodorkan sebuah onigiri padaku, "Nih makan. Tadi gue sempat minta biar elu gak kelaperan"

"Arigatou, senpai" aku berterima kasih padanya, membuka bungkus onigiri, dan memakannya.

Kami memakan sarapan kami dalam keheningan. Yang bisa kudengar palingan hanya suara dokter dan suster yang berlalu lalang di lorong di luar kamar. Aku melirik ranjang Mafu sejenak, mengharapkannya untuk bangun secepatnya, tapi sepertinya dia masih tidur nyenyak.

"Amatsuki-san" Soraru-senpai membuka pembicaraan, dan aku mengalihkan pandanganku padanya, "Ayah lo udah cerita situasinya kan kemaren malam? Gue belum tidur soalnya"

Aku mengangguk pelan, "Mm... Ayah memberitauku bahwa ada orang jahat yang ingin mengambil Mafu-kun kembali. Iya bukan sih?"

Soraru-senpai menutup matanya, meletakkan nampan makanannya di meja samping ranjang dan memijit keningnya, "Iye bener. Gue sempet depresi banget saat pelakunya kabur dari cengkraman keluarga gue. Selama hampir 10 tahun, gue belum pernah denger kabar dia lagi, sampai di jerapah tiba-tiba ngasih tau gue kalo orang itu menemuinya"

Aku spontan merinding, "Dia menemui Luz-senpai...?"

"Tau tuh, katanya orang itu minta si jerapah untuk mencari si curut. Ampe dikasih fotonya segala. Gue cuman bisa ngarep orang itu gak tau siapa Luz-kun sebenernya, karena kalo itu bener, kita bisa gunain itu untuk keuntungan kita"

"Biarkan aku membantu, senpai" ujarku penuh percaya diri, "Aku menyayangi Mafu-kun seperti anakku sendiri, senpai juga tau kan kalau aku punya surat hak asuh sahnya. Jika ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk menangkap orang itu dan menjaga Mafu-kun darinya, aku akan lakukan apapun!"

Soraru-senpai tersenyum, mendengus bangga padaku, "Rupanya benar kata ayah gue, keluarga Amanogawa itu penuh dedikasi ya. Gue seneng"

"Soraru-senpai memujiku? Tsundere-nya ilang kemana?"

"... Gue geplak juga pala lo"

"Mending jangan deh, senpai" aku tertawa kecil, "Dulu, siapapun yang berani menyakitiku akan kena tikam pisaunya Mafu-kun~"

"Begitukah? Tapi dia kan tergila-gila padaku~" Soraru-senpai membalas ucapanku,mengangkat satu alisnya "Aku penasaran siapa yang akan dia pilih. Kau atau aku?"

//anjer ini suruh milih antara MafuTsuki sama SoraMafu gitu?///plak.

.

"Soraru-san~! Amatsuki-kyun~! Kami datang~!"

"Apa sih lu jerapah masuk-masuk udah ribut aja" gerutu Soraru-senpai saat Luz-kun dan Kashitarou-senpai memasuki kamar 311 pada jam 10, waktu dimana sekolah sedang jam istirahat. Apa mereka gak apa-apa seenaknya madol dari sekolah?

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang