Nginep di rumah sakit

459 59 2
                                    

A/N : Akhirnya bisa ngetik judul yang santuy..

Aku mencengkram kepalaku saat kakiku berlari membawaku ke rumah sakit. Dipikir-pikir lagi, kenapa aku gak naik angkutan umum aja yah?

Oh iye, dompetku ketinggalan. Sed :(

Sakit apa ini di kepalaku? Sebuah luka lama kah?

Sesampainya di rumah sakit, aku tidak ragu untuk melesat menaiki tangga menuju lantai 3 dan menyusuri lorong putih yang tampak mencekam itu. Menghiraukan sahutan suster, mataku menyapu sekitar, berusaha mencari kamar orang yang kucari-cari. Melihat angka 311 tertempel pada sebuah pintu, aku pun mengerem lariku dan memasukinya.

DOR!!

Aku dikejutkan oleh suara tembakan, tapi perempatan Ciamis segera terbentuk di dahiku menyadari bahwa itu hanyalah suara tembakan AK seri berapa aku lupa dari hp Soraru-senpai yang kemungkinan besar lagi main P*BG.

"Ah, lu disini toh" Soraru-senpai mengangkat kepalanya ke arahku dan meletakkan hp-nya, "Ngapain lu dateng kesini malem-malem?"

Nafasku masih terengah-engah bekas seluruh lari serta suara tembakan tadi. Aku berjalan ke ranjangnya dan memanjatnya, menyaksikannya merona hebat dan berusaha mendorongku menjauh darinya. Ah, Soraru-senpai memang seorang tsundere akut~.

"Ba- Baka! Lu mau ngapain?!" Soraru-senpai memalingkan wajahnya ke samping, dan di saat itulah aku menyadari balutan perban di pergelangan tangan kanannya. Itu bukan bekas duelnya dengan Kain-senpai. Itu pasti luka baru...

Aku sedikit menjauh darinya dan meraih pergelangan tangannya, menelitinya sembari bertanya padanya, "Senpai... Mengiris diri sendiri...?"

Dia mendelik tajam padaku, sebelum pancaran matanya melembut dan kembali senderan di punggung ranjangnya yang sudah dia naikkan, "Ya mau gimana lagi. Gue perlu ngundang lu kesini tanpa ada yang lain. Kalo gue minta saat tadi siang, si jerapah atau si rubah pasti denger dan akan ngikutin lu kesini, makanya gue pancing lu pake darah gue"

Aku meneguk ludah, dan menjilat darahnya yang masih tersisa di bibirku, "Se- Sebenernya siapa dirimu, senpai? Kenapa darah senpai terasa saat familiar di lidahku? A- Apakah kita pernah bertemu sebelumnya...?"

Soraru-senpai meletakkan tangannya di kepalaku dan menggelusnya. Kehangatan menjalar dari sentuhannya menuju seluruh tubuhku, dan lagi-lagi, rasanya familiar. Apakah dia pernah melakukan ini padaku sebelumnya? Seingatku tidak pernah. Dia kan dingin banget kalo di sekolah. Mana mau menyentuhku seperti ini.

"Kau mau mendengar sebuah cerita, Mafu-san?" lah bahasa gaulnya ilang kemana?

Namun aku tetap mengangguk.

Dia mencerminkan aksiku dan tanpa menghentikan gerakan tangannya, dia mulai bercerita.

"Sekitar 12 tahun yang lalu, seorang gadis menemukan seorang bocah terdampar di gang, sendirian dan basah oleh hujan. Bocah ini mempunyai penampilan yang membuat sang gadis tertarik, maka dia membawanya pulang ke rumahnya"

"Penampilannya seperti apa?" aku menyela seenak jidat.

Soraru-senpai merengut padaku, "Sela ceritaku, maka akan kubungkam kau dengan bibirku"

Wajahku merona, dan aku mengangguk cepat.

"Orangtua sang gadis terkejut melihat siapa yang putri mereka bawa pulang. Mereka terpana oleh kecantikan sang bocah. Penampilan sang bocah sangatlah langka, dan sebuah ide licik tak berperikemanusiaan terbesit dalam pikiran mereka. Mereka meminta putri mereka untuk kembali belajar di kamarnya sementara mereka akan merawat sang bocah.

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang