Ramadhan Drabbles #1

377 50 55
                                    

A/N : Mayan ngetik habis Shubuh daripada tidur lagi--

- Tarawih -

"Mafu-kun! Hayaku! Dikit lagi azan 'Isya nih!"

"Iya mak!"

Mafu berseru saat dia membenarkan posisi peci hitamnya di atas surai saljunya. Dia menghabiskan waktu sejenak di depan cermin untuk mempelajari dirinya yang sudah dibalut baju koko putih dan sarung Gajah Salto. Sip, (curut) albino kita dah tobat gaes.

"Mafu-kuuuuuuunnn!!!" di luar kamar, Amatsuki udah teriak-teriak gak sabaran.

"Iya maaaaakkk sabaaaaarrrr!!!" balas Mafu dengan high note khas-nya.

Mafu beranjak keluar dari kamarnya dan menemui ibu-- eh sahabatnya yang memakai kopiah sebagai penutup surai coklatnya, baju koko coklat muda, dan sarung Gajah Nyungsep//ini authornya kenapa sih bikin nama merek gak bener--

Mereka pun melangkah keluar rumah menuju masjid yang ada di depan komplek mereka, masjid dimana mereka pertama kali bertemu dan bersahabat sampai terjadilah sebuah keberkahan (?) yang membuat Mafu tinggal di rumah Amatsuki sejak 5 tahun yang lalu. 

Oke lanjut.

Karena mereka berdua udah wudhu di rumah, jadinya di masjid mereka tinggal duduk manis di antara para jama'ah lainnya sambil nunggu azan berkumandang. Dengarlah berapa banyak jeritan dari ukhti-ukhti yang terkagum dengan betapa cerahnya wajah seorang Amanogawa Amatsuki yang habis wudhu.

Yang pastinya lebih cerah daripada masa depan kalian--//yha.

Mafu sendiri? Mukanya makin putih sampai-sampai dikira air wudhu-nya itu tip eks.

Oke lanjut.

Di sisi lain, terdapat sekumpulan cogan datang-datang ke masjid sambil tebar bekas air wudhu mereka yang bisa bikin tamvan semua yang mendapatkannya. Dengan pakaian bersih dan kinclong, ditambah dengan wajah sesilau layar hp di saat malam hari, inilah para "Akhi Pembawa Angin Adem".

Personilnya terdiri dari tiga lelaki yang beneran bisa bikin angin adem berhembus ke tempat mana pun yang mereka masuki. Pertama ada seorang lelaki bersurai biru gelap dengan tatapan ngantuk bernama Soraru yang kabarnya pernah i'tikaf dari sahur sampai buka dengan alasan sajadah masjid adem jadinya dia keenakan disana.

Kedua ada seorang lelaki bersurai coklat dengan topeng rubah yang menemani peci hitamnya bernama Itou Kashitarou. Sejak dulu, keluarga Itou terkenal suka bagi-bagi takjil bagi para takjil hunter di kompleks tersebut. Berhubung anaknya baik-baik, murah senyum, hafidz qur'an, suami idaman--//hush, alhasil gak hanya takjil buatannya yang diincer, tapi orangnya sendiri juga diincer 737

Ketiga ada seorang lelaki bersurai silver yang entah kenapa matanya gak pernah keliatain soalnya poninya nutupin terus bernama Luz. Ada aja konspirasi kalo dia ada mata ketiga (halah) ataupun dia gak ada mata sama sekali (ngaco). Sebagai anak yang termasuk keluarga horkay, Luz rajin ngasih sumbangan ke masjid (diem-diem tentunya) dalam jumlah besar.

Ya, masjid di kompleks ini cukup mewah gegara sumbangan si jerapah alim satu ini.

Luz kadang suka bawa temennya kalo ke masjid, yang saat sholat pake atasan mukena pink, peci hitam, dan sarung ungu sebagai bawahan. Saking bingungnya sama gendernya sendiri ya ginilah jadinya saudara-saudara.

Azan 'Isya berkumandang. Semua jama'ah yang lagi duduk atau hampir molor cem Soraru pun berdiri semua, meluruskan dan merapatkan saf mereka. Iqamah berkumandang tak lama kemudian, diikuti oleh takbir merdu milik Ustadz Sakata.

Habis sholat 'Isya, langsung sreg tarawih dengan alasan Ustadz Sakata gak mau jama'ah-nya netep di masjid kemaleman biar sahurnya gak telat. Baik banget deh Ustadz Sakata ini unch unch--//author napa.

Seusai tarawih plus witir 23 raka'at yang berakhir pada jam 9 lebih, Mafu dan Amatsuki pun bangkit dari tempat mereka dan berniat untuk langsung pulang. Pasangan ibu anak-- eh sahabat itu terlalu asyik ngobrol tentang sahur apa yang akan Amatsuki siapkan nanti pagi sehingga Mafu tak sengaja menabrak punggung seseorang.

"Aduh!" Mafu mengaduh kesakitan, dan sadar bahwa itu karena dia nubruk seseorang, dia segera membungkuk minta maaf, "Afwan, akhi!" sahutnya malu-malu.

"Tak apa" padahal Soraru sendiri juga kaget punggungnya ditubruk putih-putih bersuara loli. Kan dia ngira ada kuntilanak tobat yang rela nyebrang alam buat nabrak cogan macam dia. Hampir aja dia cerocosin Mafu ayat kursi kalo dia gak balik badan untuk menghadapnya.

Mafu mengangkat kepalanya, dan mereka mematung di tempat mereka.

Merah darah bertemu biru langit. Dunia seakan-akan memudar dan menghilang. Hanya ada mereka berdua sekarang, dengan alunan bacaan qur'an Ustadz Sakata dari toa masjid mengisi keheningan yang sempat tercipta di antara mereka--

Udah weh, puasa kok malah nambahin bumbu-bumbu pemanis hidup (?).

"Luz-kun! Lu mau perang sarung gak?!"

Teriakan seorang lelaki yang bersarang pada tubuh seorang gadis menyeret dua lelaki itu kembali ke realita. Walaupun hanya Luz yang dipanggil, mereka berlima menoleh, dan melihat temennya si jerapah yang gendernya masih diselidiki WHO sudah memegang sarung di tangannya.

"Oh, Naruse-chan! Boleh, boleh!" Luz menerima ajakannya dengan senang hati. Dengan pedenya, dia menyeringai pada Mafu dan Amatsuki, "Mau ikut?"

"Ehm--"

"Ayo! Aku ikut!"

Ya udah lah, kalo Mafu ikut, Amatsuki juga ikut.

"Heh tunggu!"

Mereka; Mafu, Amatsuki, Soraru, Kashitarou, Luz, Naruse (si cewek macho) membeku di tempat masing-masing saat Ustadz Sakata menghampiri mereka.

"E-- Eh, ada apa, Ustadz...?" tanya Amatsuki takut-takut.

Ustadz Sakata berkacak pinggang, "Kalian...

Glek.

"... mau perang sarung tapi gak ngajak Ustadz?! Parah emang kalian. Ustadz kan juga mau ikut!"

Semua pada sweatdropped.

"Boleh deh, Ustadz..." ujar Naruse ragu-ragu.

Alhasil mereka perang sarung sampai hampir jam 11 malam. Attacker-nya terdiri dari Soraru, Mafu, dan Kashitarou, tank-nya terdiri Luz dan Sakata, dan supporter-nya terdiri dari Amatsuki dan Naruse. Mereka perang lawan anak-anak lain, dan berujung kena marah dari pemilik masjid yang pendec--//ditaboc.

~~~

A/N : Iya author emang garing, nyawa belum full broh...

Chapter baru update insyaallah habis Maghrib :)

See you next time!





One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang