(Lon)tong

463 61 32
                                    

Authornya stress lagi kali yak, buktinya judulnya jadi ngaco lagi.

Ehem, balik ke cerita.

Jadi, biar kujelaskan apa penjelasan Luz-senpai tentang kakak kelas yang telah membuli anakku-- eh maksudku Mafu.

Lon-senpai adalah putrinya guru BK sekolah, dan aku bingung oleh fakta tersebut. Kukira dengan ayahnya yang merupakan guru yang biasanya ditakuti para murid di sekolah, dia akan tumbuh menjadi gadis yang baik dan tidak macam-macam, namun tampaknya tidak semua buah jatuh di dekat pohonnya. Siapa tau ada badai waktu itu, buahnya terbang deh.

//jangan mulai bicarain peribahasa deh, Mat.

Pokoknya, kalo menurut Luz-senpai, Lon-senpai itu anaknya pencitraan banget. Di depan para guru, dia akan menjadi gadis baik hati, lemah lembut, dan tidak sombong. Tapi sekalinya dia sudah lepas dari pandangan para guru, dia akan berubah bak seorang ratu kejam yang hanya bertindak sesuka hatinya, tidak memedulikan perasaan orang lain.

Tidak ada pula yang berani melaporkannya, karena satu, mereka tak punya bukti, dan dua, ayahnya punya koneksi dengan orang di pemerintahan Jepang, jadinya macam-macam dengan Lon-senpai bisa langsung ditendang keluar sekolah, atau mungkin lebih buruk lagi. Mentang-mentang anak semata wayang, ayahnya jadi terlalu memanjakannya.

Teman-temannya juga sebenarnya bukan "teman yang benar-benar teman". Mereka udah kena ancam sama Lon-senpai sejak dulu, jadinya harus nurut perintahnya terus. Masalahnya tuh, mereka akan selalu diperlalukan baik olehnya setiap mereka sudah melakukan apa yang dia minta. Gimana yah, rasanya kayak mereka bersedia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati mereka demi kefanaan dunia.

//sisi alim Mamatsukijah beraksi gaes.

Itu benar-benar salah sih jika aku boleh berpendapat. Mereka terlalu buta oleh harta dan kenikmatan yang mereka dapat dari Lon-senpai, sehingga mereka juga tidak peduli dengan orang lain, hanya peduli dengan diri sendiri. Berasa apa ya...? Kalau menurutku sih seperti budak dan majikannya.

Oke, ini persepsi yang cukup rendah, tapi itu kan pendapatku.

"Namun ada tiga murid di sekolah ini yang Lon tidak mau bikin masalah dengan mereka. Saran kuh, jika Mafu-kyun mau tetap aman darinya, dia harus menjadi teman salah satu dari mereka. Ketiganya kalau memungkinkan" ujar Luz-senpai, menghembuskan asap rokoknya ke sampingnya lagi untuk kesekian kalinya.

"Siapa saja mereka?" tanyaku penasaran.

Seringai muncul di wajahnya, dan sekarang aku merasa seperti sedang meminta informasi dari seseorang di dunia gelap, "Pertama, ada bebeb Naruse. Dia sang Ratu Sombong di sekolah, yang punya rambut pink, wajah imut, tapi suara macem om-om yang demen ngemilin baygon di warteg sebelah sekolah"

Emang ada ya warteg di sebelah sekolah ini...?

"Kedua, ada Kradness terzayank. Dia orang paling kaya di sekolah ini, yang rumornya dia sarapan pake taburan emas yang bisa dimakan. Walaupun kaya, orangnya gak sombong kok, gak kayak bebeb Naruse. Jadi mending ke dia aja sich"

"Terus yang ketiga?" aku memiringkan kepalaku.

"Ketiga itu yayank Kain. Dia juara karate daerah, sabuknya udah nyampe sabuk hitam. Anaknya baik bingitz, enak dech pokoknya kalo jadi temen dia. Sekalinya macem-macem bisa tamat soalnya, jadi kadang yang lain juga berhati-hati dengannya"

Bentar, kok aku malah bingung sih? Yang pertama dipanggilnya bebeb, yang kedua terzayank, tapi yang ketiga yayank. Dia sebenernya mau sama yang mana sih?!

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang