Nyasar

521 70 25
                                    

A/N : Special story. Arigatou buat 200+ reads dan 20+ votes!

Latar cerita disini udah di masa mendatang ya!

"Anak-anak, sekolah kita akan mengadakan study tour minggu depan"

Aku mengedipkan matanya berkali-kali tanpa mengatakan apa-apa, nggak kayak murid-murid di kelasku yang udah kelewat seneng.

Lah kok tiba-tiba? 

"Sensei! Kita mau kemana?" tanya salah satu murid.

"Study tour ini merupakan study tour spesial. Karena itu, tujuan kita adalah ke Indonesia"

"UWOOOHHH!!!!" satu kelas langsung ribut.

Hah? Aku nggak salah denger? Indonesia? Jauh amat woi! Kirain bayarnya nggak mahal apa?! Ini kan cuman sekolah negeri?! Kepala Sekolahnya kerja sama dengan dukun kali biar bisa dapet duit sebanyak itu buat ngirim tiga angkatan sekaligus kesana!

"Sensei! Bayarnya berapa? Nyebrang dari Asia Timur ke Asia Tenggara kan kayak diriku yang berusaha meraih tangan dia! Jauh buanget!!"

Apa sih. Murid-murid di kelas ini sableng semua.
//gak nyadar dia kan juga sableng.

Sensei itu tertawa kecil, "Tenang. Biayanya yang harus kita bayar tidak terlalu banyak kok. Bahkan tidak sampai 1000 Yen. Karena rupanya ada seseorang yang berbaik hati mau menanggung semua sisa biaya kita selama 4 hari kita di Indonesia"

Aku mangap lebar. Siapa memangnya yang mau bayarin kita?

"Siapa, sensei?" eh, tumben Amatsuki mau angkat bicara.

"Sensei nggak terlalu tau detailnya sih. Yang sensei tau bahwa dia itu orang Indonesia, seorang perempuan. Katanya juga dia memang sudah merencanakan untuk mengajak sekolah kita dalam sebuah study tour ke Indonesia"

Aku terdiam di kursiku.

Wah, pasti si author asem nih yang ngerencanain.

.

Setelah perjalanan yang bikin pegel seluruh tubuh, kami akhirnya sampai juga di Bandara Internasional Achmad Yani. Bisaan si author, mentang-mentang deket kampung halaman ye. Kenapa nggak di Soekarno-Hatta aja dah? Kan itu deket sama rumah author.

"Ama-chan, tau gak nanti kita di Semarang mau kemana aja?" aku menghampiri Amatsuki yang baru saja balik dari toko di terminal bandara buat beli Koka Kola. Maniak soda emang dia.

"Hm?" Amatsuki kemudian meneguk minumannya sebelum menjawab pertanyaanku, "Aku nggak inget semua sih, tapi kalo nggak salah denger, salah satunya itu Lawang Sewu"

Aku mengangkat sebelah alisku, "Tempat apa tuh?"

"Semacam bangunan bersejarah loh, Mafu-kun. Katanya pintunya ada banyak banget, dan kabarnya tempat itu juga lumayan angker"

"Angker ya..."

Kami pun naik bisa yang disewa sama perempuan yang membiayai perjalanan kami (aku yakin itu pasti si author) menuju hotel yang hampir setengah total kamarnya disewa buat kita semua. Rupanya ni hotel mantep juga. Bintang 5 ehehe~. Sensei-nya bilang bahwa sekamar bisa berempat, dan gendernya harus sama semua.

Ya iyalah, ngapain cewek cowok satu kamar? Ish, nggak banget deh.

Seseorang menepuk bahuku, dan aku menoleh ke belakang. Melihat siapa itu, aku menghela nafas lega, "Ada apa, Kashitarou-senpai?"

Senpai bertopeng kitsune itu menyeringai kecil, "Kau dan Amatsuki-san mau sekamar dengan senpai dan Soraru-san? Daripada kami bareng sama teman-teman sekelas kami yang nggak jelas itu, mending sama kalian deh"

One, Two, Three, Slash!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang