Apakah Bacaan Quran Harus Khatam Pada Sebulan Shalat Tarawih?
Thu 22 May 2014
Pertanyaan :
Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh.Sebentar lagi kita akan masuk bulan Ramadhan dan kita biasa melaksanakan shalat tarawih. Saya punya dua pertanyaan terkait dengn shalat tarawih.
1. Mohon penjelasan dari ustadz, kira-kira bacaannya ayat Al-Quran sebaiknya pendek-pendek saja atau panjang-panjang. Di masjid Al-Haram Mekkah dan Madinah saya perhatikan mereka baca satu juz tiap malam. Tapi di negeri kita, rata-rata cuma baca ayat yang pendek-pendek. Sebenarnya bagaimana sunnahnya semasa Rasulullah SAW. Dan mana yang lebih utama?
2. Tentang bacaan selingan di sela-sela rakaat shalat tarawih. Kira-kira dari mana sumber bacaan itu dan apakah termasuk di syariatkan?
Demikian pertanyaan saja, semoga Allah SWT membalas dengan ganjaran yang lebih baik amin.
Jazakallahu Khairan Khatsira.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,A. Bacaan Al-Quran Dalam Shalat Tarawih
Dalam masalah memilih bacaan ayat Al-Quran dalam shalat tarawih, setidaknya ada tiga pendapat yang berbeda.
1. Dalam Sebulan Sekali Khatam Al-Quran
Sebagian ulama, di antaranya mazhab Al-Hanafiyah menekankan bahwa setidak-tidaknya dalam shalat tarawih selama sebulan penuh bisa dikhatamkan 30 juz Al-Quran. Salah satu hikmahnya agar jamaah shalat tarawih bisa mengkhatamkan tasmi' Al-Quran secara keseluruhan dalam bulan Ramadhan sepenuhnya.
Menurut mazhab Al-Hanafiyah, disunnahkan khatam Al-Quran sekali saja. Dan seorang imam jangan menguranginya karena kemalasan jamaah.
Untuk itu bila imam membaca kira-kira 10 ayat, maka dalam satu malam akan bisa dibaca 200 ayat. Dan kalau dikalikan 30 malam, jumlahnya kurang lebih 6.000 ayat. Dan jumlah ini sudah mendekati jumlah total ayat Al-Quran.
2. Dalam Sebulan Tiga Kali Khatam Al-Quran
Pendapat kedua ini lebih berat tiga kali lipat dari pendapat pertama, yaitu dalam sebulan mengkhatamkan Al-Quran sampai tiga kali.
Dan pendapat ini sejalan dengan pendapat Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhu yang memerintahkan agar dalam sebulan bisa dikhatamkan tiga kali.
Maka dalam satu rakaat imam membaca kurang lebih 30 ayat. Dan dalam satu rangkaian shalat tarawih yang 20 rakaat bisa dibaca 600 ayat. Maka bisa dikhatamkan Al-Quran dalam 10 malam saja. Dan dalam sebulan penuh bisa khatam 3 kali.
Namun Al-Kasani menyebutkan bahwa apa yang diperintahkan Umar bukan kewajiban atau syarat, melainkan termasuk bab fadhilah atau keutamaan. Sehingga tiap sepuluh malam bisa dikhatamkan satu kali Al-Quran.
3. Ayat-ayat Pendek
Sedangkan pendapat yang ketiga adalah antitesis dari pendapat pertama dan kedua, yaitu lebih utama membaca ayat yang pendek-pendek saja.
Alasan terkait dengan pendeknya bacaan ayat Al-Quran dalam shalat tarawih bahwa shalat sunnah itu ditegakkan di atas prinsip takhfif, yaitu prinsip memberikan keringanan. Sehingga bacaan shalat tarawih itu lebih baik seperti bacaan pada shalat Maghrib yang memang pendek-pendek.
Alasan lain adalah bahwa kita hidup bukan di zaman para shahabat. Sehingga kalau imam memaksakan diri untuk membaca satu juz tiap malam, apalagi 3 juz, dikhawatirkan jumlah jamaah jadi berkurang.
Padahal shalat tarawih yang tidak terlalu lama dengan jumlah jamaah yang banyak itu lebih utama dan lebih afdhal dari pada shalat yang lama tetapi jamaahnya sedikit.
Namun bila tidak ada kekhawatiran akan berkurangnya jamaah, maka tidak ada shalatnya untuk memanjangkan bacaan. Maka di Masjid Al-Haram Mekkah dan Madinah, walaupun imam membaca 1 juz tiap malam, tidak ada yang bergeser sedikitpun.
Malah makin mendekati hari hari akhir Ramadhan, jumlah jamaah makin penuh dan sesak. Mereka yang di negaranya jarang-jarang tarawih, ketika di Mekkah dan Madinah jadi rajin. Bahkan mereka yang biasanya cuma tarawih 8 rakaat lalu pulang, ternyata selama disana anteng menjalani 20 rakaat hingga selesai.
Ketika saya tanya, biasanya kalau sudah 8 rakaat terus pulang, tumben kok nggak pulang? Jawabnya sambil berbisik,"Ustadz, ongkos umrah Ramadhan ini mahal banget. Jadi sayang sekali kalau ikut tarawihnya cuma 8 rakaat doang".
Maka saya cuma tersenyum kecut sambil manggut-manggut.
B. Yang Dibaca Di Sela-sela Shalat Tarawih
Doa atau wirid yang dibaca diantara sela atau jeda di dalam rakaat-rakaat shalat tarawih sebenarnya tidak memiliki dasar masyru'iyah dari Rasulullah SAW.
Baik wirid itu dalam bentuk doa atau dzikir atau syair-syair yang biasa dilantunkan oleh para jamaah, kesemuanya tidak ada kaitannya dengan apa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW maupun para shahabat.
Sehingga bila kita mendapati di setiap shalat tarawih ada perbedan bacaan, karena memang tidak ada dasarnya, sehingga masing-masing penyelenggara shalat tarawih berimprovisasi sendiri-sendiri.
Terkadang mereka meniru ucapan-ucapan dari tempat lain yang tidak mereka sendiri tidak tahu dasar masyru'iyahnya. Apalagi maknanya sehingga semua itu berlangsung begitu saja tanpa kejelasan hukumnya.
Disinilah sesungguhnya kita umat Islam dituntut untuk belajar secara serius tentang praktek ibadah kita langsung dari sumber yang muktamad dan kepada para ulama yang faqih di bidangnya.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA
🌺🌺🌺

KAMU SEDANG MEMBACA
ملخص الفقه الإسلامي {٢} - كتاب أحكام الصلاة ✓
Spiritualبِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمدلله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى. وبعد... Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Fiqih sangat penting bagi kehidupan umat Islam. Karena...