8. Tarawih Dulu Baru Puasa?

4 1 0
                                    

Taraweh Dulu Baru Puasa?

Mon 8 July 2013
Pertanyaan : 
Saya pernah mengaji dan pendapat ustad tersebut ttg tarawih. Menurut beliau muslim Indonesia itu salah kaprah, seharusnya kita mengerjakan yang wajib dahulu, yaitu puasa Ramadhan, baru disusul malamnya yang sunat yaitu sholat tarawih.

Namun di Indonesia malam awal ramadhan sholat tarawih dahulu baru besoknya menunaikan puasa wajib ramadhan. Akhirnya saya tahu beliau dari syi'ah.

Menurut ustad gimana yang benarnya, takutnya pemahaman saya salah karena kebingunan ini... yang dalilnya saya belum nemu ttg hal ini.. mohon pencerahannya... syukron..

Jawaban : 
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam beberapa hal, mendahulukan yang wajib dari yang sunnah memang sudah menjadi keharusan. Tetapi tentu saja cara penerapannya tidak boleh salah kaprah. 

Istilah 'mendahulukan yang wajib' tentu tidak selalu harus berarti pengerjaannya harus dilakukan terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan 'mendahulukan yang wajib' disini adalah lebih mengutamakan yang wajib dari pada yang sunnah. Itu pun kalau pilihannya hanya satu dan tidak bisa dua-duanya. 

Misalnya, kita cuma punya waktu 3 menit untuk shalat, pilihannya mau shalat wajib atau shalat sunnah. Maka dalam hal ini kita mendahulukan shalat yang hukumnya wajib dari pada yang hukumnya sunnah. Maksudnya kita memilih untuk mengerjakan shalat wajib dan meninggalkan shalat sunnah.

Tetapi kalau sifatnya bukan alternatif pilihan, dan kita punya waktu banyak untuk mengerjakan shalat wajib dan shalat sunnah, maka kita kerjakan kedua-duanya. 

Dan dalam prakteknya sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, shalat wajib itu kadang didahului dengan shalat sunnah, misalnya shalat sunnah qabliyah untuk shalat Dzhuhur dan Shubuh. Karena Rasulullah SAW mengajarkan demikian, yaitu mendahului shalat Shubuh dan Dhuhur dengan shalat sunnah qabliyah. 

Demikian juga dengan shalat sunnah tahiyatul masjid. Sebelum kita mengerjakan shalat fardhu lima waktu, begitu kita masuk masjid, disunnahkan terlebih dahulu kita melakukan shalat sunnah, yaitu shalat penghormatan terhadap masjid. Setelah itu barulah kita mengerjakan shalat fardhu lima waktu.

Demikian pula dengan shalat tarawih. Beliau SAW mulai mengerjakan tarawih yang hukumnya sunnah itu sejak malam pertama Ramadhan. Puasanya baru keesokan harinya. 

Buat kita, apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, maka itulah yang kita jadikan panutan. Kita tidak diminta oleh beliau SAW untuk shalat atau puasa dengan menggunakan logika semata, dengan meninggalkan apa yang telah dicontohkan. Padahal contoh dan petunjuk yang jelas sudah ada.

Kalau dia bilang bahwa muslim Indonesia ini keliru, sebenarnya yang 'keliru' bukan cuma muslim Indonesia saja. Muslim seluruh dunia sepanjang masa juga 'keliru' dalam pandangannya. Sebab yang melakukan shalat tarawih di malam pertama Ramadhan bukan cuma muslim Indonesia saja, tetapi seluruh umat Islam di seluruh dunia mengerjakannya. 

Terlalu Pintar atau Terlalu Bodoh?

Kalau membaca apa yang Anda ceritakan di atas, saya jadi teringat sebuah anekdot suku terasing dan bantuan closet wc. Dikisahkan bahwa sebuah suku terasing didatangi rombongan pejabat dari pusat. Kepada mereka, pejabat itu menghadiahkan closet untuk membangun kamar mandi dan wc, agar terjadi peningkatan taraf hidup dan kesehatan.

Setahun kemudian sang pejabat balik lagi ke dusun suku terasing itu, untuk mengecek apakah sudah ada kemajuan taraf hidup mereka. Betapa terkejutnya si pejabat, ketika ada jamuan makan, di atas meja disediakan sup yang amat lezat, tetapi bukan disajikan di piring atau mangkuk, melainkan disajikan di dalam closet yang seharusnya buat buang air.

Rupanya si kepala suku terasing itu tidak tahu apa kegunaan closet itu. Tetapi dia sok tahu dan merasa pintar sendiri. Dia menyangka closet itu adalah mangkuk untuk menyajikan sup buat tamu-tamu kehormatan. Spontan si pejabat muntah-muntah melihat sop di dalam closet di atas meja.

Apa pelajarannya?

Pelajarannya, seharusnya suku terasing itu bertanya lebih detail tentang apa fungsi closet, bagaimana cara memasangnya, serta bagaimana cara menggunakannnya. Sayangnya, si kepala suku terlalu sok tahu dengan sesuatu yang belum dikenalnya. Akhirnya malah membuat dirinya ditertawakan semua orang.

Begitulah agama Islam ini, kalau dijalankan oleh mereka yang sok tahu tapi tidak ada ilmunya, yang terjadi justru panggung lawak dan kekonyolan. Dia hanya mengandalkan perasaan dan logika pikirannya sendiri. Dan apesnya lagi, dengan segala kebodohannya itu, dia malah merasa dirinya sendiri yang pintar dalam ilmu agama, sementara orang lain dalam pandangannya bodoh semua.

Maka semakin kelihatan saja kebodohannya dan semakin banyak saja orang yang mentertawakannya. Naudzubillah min dzalik.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Sarwat, Lc., MA

🌺🌺🌺

ملخص الفقه الإسلامي {٢} - كتاب أحكام الصلاة ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang