Masuk Kampus

7.9K 340 4
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Caramel menatap gedung bertingkat di depannya, menghembuskan nafas berusaha mencari kekuatan. Menggenggam tas di pundaknya, impian yang besar dari kecil menjadi motivasi untuknya sekarang berada di sini.

Seperti biasa, lalu lalang orang-orang mulai terlihat, memandang jengkel ke arahnya, karna terbiasa Caramel hanya menatap biasa saja. Satu mobil mewah berwarna putih yang Caramel  nilai memiliki harga fantastis itu mendekat ke arahnya.

Caramel tersenyum, lebih tepatnya menahan tawa saat melihat wajah pengemudi memandang kesal ke arahnya.

"Udah dibilangin, tunggu!" Caramel terkekeh, memeletkan lidahnya pada Nino. Caramel meninggalkan Nino untuk ke kampus sesuai perjanjian.

"Dibilangin malah ketawa, dasar Caramel" Nino meletakkan lengannya di pundak gadis itu. Mengacak rambutnya gemas.

"Ih! Rambut aku!" melihat Caramel cemberut, begitu menggemaskan, tak ada habisnya bagi Nino menggoda sahabatnya itu.

"Bodo amat" Nino menarik hidung mungil Caramel, hingga memerah. Membuat Caramel menahan air matanya yang hampir keluar.

Nino tertawa, lucu sekali. Apalagi saat Caramel menyerang nya dengan membabi buta, entah tenaga Caramel yang tak ada atau tubuh Nino yang kelewat berotot sampai tidak merasakan pukulan Caramel, hanya geli yang dia terima.

Semua nya sirna saat sebuah mobil mewah lainnya datang, Caramel tau persis itu mobil siapa. Tak mau menjadi masalah Caramel membawa tangan Nino untuk pergi dari sana. Keano yang melihat itu dari dalam mobilnya sedikit lega, melihat Caramel tampak baik-baik saja.

Nino yang tau dengan keadaan berusaha mencair kan suasana yang menjadi tegang. Mengantarkan Caramel ke fakultas nya, lalu pergi.

Sementara Keano, melangkahkan kakinya menuju fakultas kedokteran. Kakinya bergerak begitu saja, ada dorongan besar dalam dirinya.

Melihat kedatangan Raja kampus, semua orang disana memberi jalan, jarang sekali bahkan tidak pernah Keano berada di fakultas mereka. Lagi-lagi semua terpana, melihat indah nya ciptaan tuhan di pagi hari.

Walaupun sifatnya yang brandalan, siapa yang mampu menolak pesona mematikan dari Keano. Tak ada bahkan gadis polos dan lugu yang di kasarinya pun telah jatuh pada sosok Keano.

Berdehem sebentar sebelum bertanya, tampang datar dan dingin itu musnah tergantikan dengan senyuman hangat, membuat para gadis disana memberikan jawaban dengan terbata-bata, bukan takut melainkan ingin pingsan di saat itu juga.

Masih terlalu pagi, lagian Dosen yang mengajar pun masih dalam perjalanan terbang, Caramel mengeluarkan sebuah buku berwarna polkadot, mencoret-coret disana.

Kelas yang tadinya ramai berubah menjadi hening, Caramel merasakan, penasaran dia pun mendongak kan kepalanya, mata itu membulat penuh saat manik mata nya bertatapan langsung dengan manik mata coklat milik Keano.

Atmosfer di sekeliling Caramel mulai berubah, hawa panas yang menyengat sampai ketulangnya. Caramel berusaha tenang, tidak terpengaruh dengan tatapan intens dari Keano. Semua orang diam, tak ada yang berani bicara, untuk berbisik pun mereka segan.

"Kenapa balik?" Satu pertanyaan keluar dari mulut Keano.

Caramel tersenyum tipis, melayangkan tatapan nya keluar jendela. Apa keputusannya untuk ke kampus salah?

"Aku berhak, aku punya impian disini Ken"

Keano tertawa meremehkan.

"Hak? Kalo gue mau gue bisa DO lu dari sini, lo gak ada punya hak sedikit pun" Keano meletakkan kakinya di kursi depan meja Caramel menekuk lututnya dan melihat wajah itu dari dekat. Mengamati secara perlahan.

"Oh yaudah, kalo kamu mau DO silahkan, tapi jangan lupa aku bisa bilang semua nya sama Oma Ken"

Alis Keano terangkat bersamaan dengan seringaian yang membuat semua orang yang melihat menahan nafasnya.

"Udah berani ngancem? Iya?" Caramel terdiam, Keano mendekatkan Wajahnya pada Caramel lalu mendarat kan sebuah ciuman di pelipis kanan Caramel.

Semua terbelalak, begitupun gadis dihadapannya. Keano berlalu dengan santai melewati semua orang yang menatap nya.

Dalam hati terdalam Keano, dia mengumpat kasar, apa yang dia lakukan diluar kendalinya, semua terjadi begitu saja, ingin kembali merasakan sebuah perasaan aneh yang menghinggapinya akhir-akhir ini.

Sementara Caramel, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan, menahan degupan jantung yang berpacu cepat, menghembuskan nafasnya pelan agar tidak terlihat gugup. Caramel merasakan tatapan mematikan dari seluruh orang di ruangan ini.

                                   ***

"Mel?" merasakan ada yang memanggilnya, Caramel menoleh. Tersenyum lebar saat lelaki itu semakin dekat, siapa lagi jika bukan Nino, sahabat nya.

"Mau ke kantin?" Caramel mengangguk

"Ayo! Buruan aku udah laper banget nih!" Nino terkekeh, semenjak hamil Caramel sering sekali merasa lapar, padahal dulu dia bisa makan 1 hari sekali. Ah, tapi Nino lebih suka Caramel yang banyak makan seperti sekarang.

Setibanya di kantin, Nino memesankan makanan untuk Caramel.

" 1 nasi goreng special dengan beberapa gorengan bakwan, sosis dan bakso goreng, siomay, dan takoyaki untuk Caramel, dan minuman paling segar sedunia orange juice" Caramel tertawa lepas, Nino sudah seperti pelayan restoran tempatnya bekerja.

Mereka makan dengan khidmat, semua nya dihabiskan oleh Caramel sendiri. Wajahnya pun kini bertambah Chubby membuat Nino ingin menggigit nya.

"Acara itu minggu depan?" Tiba-tiba Caramel bertanya.

"Acara apa?" Nino berusaha mengingat.

"Yang itu, yang kita berdua sama Chenna, untuk intelligen show dengan kampus dunia"

"Oh? Itu. Jadi persiapan kita gimana? Tau darimana sih kamu? Aku pikir acaranya gak jadi, males sebenarnya aku"

"Ih! Gak boleh gitu, kamu mah, ntar Bapak Zidane marah lo. Tadi aku dipanggil sama beliau, karna kamu tau sendiri udah lebih 2 minggu aku absen untungnya gak dimarahin"

"Gak di hukum?" Caramel menoleh, memukul lengan Nino kesal.

"Kamu mau aku dihukum ya?"

Nino tertawa, " Ya enggak lah Mel, suudzon mulu bawaannya"

"Ya kamu sih! "

"Ya udah terus gimana kata si Bapak?"

"Ya Gitu, acaranya minggu depan, kita tuan rumahnya, gak pelajaran yang biasa, cuma seputar pengetahuan umum aja, kata Pak Zidane gitu"

"Hmm"

"Kok hmm doang?"

"Terus harus gimana Mel?"

"Bodo ah!"

Nino seperti nya harus bersabar dengan sikap nya Caramel, mood seorang bumil memang tak ada yang tahu, sekarang bisa jadi manja-manja, sedetik kemudian bisa marah-marah. Nino hanya menggelengkan kepalanya.

                                 ***

"Lu ngapain goblok!" Keano mengeryitkan dahinya, tak mengerti maksud Ajo.

"Ini" Ajo memperlihatkan ponselnya, menunjuk foto yang ramai diperbincangkan sekarang.

"Anjing!"

TBC!!

VOMENT!!

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang