Penyesalan

12.7K 427 8
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Suara langkah kaki yang lebar disertai bunyi decitan sepatu dengan lantai licin di rumah sakit. Keadaan yang membuat semua orang melihat prihatin padanya. Wajah yang terlihat pucat dan kering, mata sayu dengan lingkaran hitam menambah berantakan penampilan itu.

Lelaki itu sampai di tempat tujuan, menggenggan handel pintu dengan tangan bergetar, kakinya mematung, tak dapat melangkah saat melihat bagaimana istrinya terbujur kaku lengkap dengan semua alat medis yang mengelilingi.

Satu senyuman miring tercipta saat melihat seorang lelaki lain tertidur sambil mengenggam tangan istrinya. Kaki yang ingin  melangkah masuk  terhenti dengan sebuah suara bariton terdengar dari belakang.

"Anda kerabat mereka?" Ucap sang dokter sambil melirik ke arah Caramel dan Nino. Keano hanya diam, memikirkan apa yang akan dia tanyakan.

"Bagaimana istri saya?" Dokter menoleh dengan cepat, mengerutkan keningnya pertanda bingung, menatap pria muda di depan nya ini.

"Maksud anda apa? Bukan kah dia suami dari pasien?" Dokter menunjuk Nino dengan tangannya, Awalnya Keano terkejut namun tak lama ekspresi datar dia perlihatkan.

'Lo ambil posisi gue Nino!'

"Maksud saya, dia adik saya Dok, Gimana keadaan Caramel?" Keano memandang lurus ke arah tempat tidur, dan berucap dingin, entah apa yang membuat Keano seperti itu, yang jelas dirinya sedang marah.

Dokter berdehem, "Jika Caramel adalah adik anda, kenapa tidak tahu tentang kondisi adik anda sendiri, jika kalian memang keluarga, namun yang saya lihat hanya suaminya lah yang selalu menemani"

"Saya baru saja datang dari luar negri dan saya hanya punya adik saya itu" Ucap Keano dingin. Dan berbohong.

"Jadi bisa jelaskan kondisi adik saya dok?" lanjut Keano penasaran.

Dokter mengangguk, " Baiklah saya akan jelaskan, ikut saya keruangan"

                                  ***

Saat ini Keano lebih asyik melihat pemandangan kosong di depannya, sebuah danau dengan warna air yang begitu jernih, di sekelilingnya terdapat rimbunan semak-semak bersatu membentuk pegunungan kecil, saat Keano melempar sebuah batu kecil kesana, maka akan berterbangan burung-burung kecil,  tempat inilah yang menjadi surga bagi Keano, tempat yang memberikan begitu banyak kesan dan cerita penuh warna. Tempat yang mampu menampung segala keluh kesahnya. Tempat yang menyaksikan seorang Keano dalam keadaan suka maupun duka.

Dia bersandar pada sebuah pohon besar namun terlihat sangat kokoh, diatas nya terdapat sebuah rumah pohon yang nampak terawat.

Keano berteriak, menekan rasa sesak di dadanya, badannya yang panas bertambah panas, genangan air di pelupuk mata semakin memburamkan pandangan nya.

Sekali lagi Keano berteriak, mengepalkan tangan sampai terlihat urat-urat di lehernya, emosi memakan jiwa, dan rasa sakit di relung hati pun semakin kuat berdebuh.

Dia berteriak frustasi, memancarkan kilat amarah yang lama terpendam, tak lama, teriakan itu berubah menjadi isakan, isakan pilu yang membuat orang yang mendengar bisa merasakan betapa rapuhnya dia sekarang.

Dendam yang ditanam selama ini, sekarang menjadi boomerang untuk nya. Bagaimana dia berpura-pura bahagia dengan hati yang dipenuhi dendam dan kebencian?

Topeng yang dia gunakan selama ini, perlahan retak dan hancur tak bersisa. Beginikah hidupnya? Dipenuhi rasa bersalah dan ketakutan akan kehidupan?

Keano tak sanggup, dia tak sanggup menahan semua sendiri, dia butuh orang untuk berbagi, dia butuh sandaran, dia butuh topangan, dia butuh kekuatan, dan dia butuh kasih sayang.

Sangat jelas Keano bukan siapa-siapa, dia hanya manusia biasa. Lalu kenapa masalah nya tak pernah selesai- selesai? Kenapa cobaan selalu menimpanya?

Tolong, Keano juga seorang lelaki lemah. Sangat lemah.

"Begini, sebelumnya saya minta maaf soal yang tadi, mengenai kondisi adik anda saya cukup prihatin. Caramel saat ini dalam fase koma, dia sempat mengalami pendarahan yang sangat berdampak pada janinnya, karna benturan kuat di kepala, Caramel juga mengalami kejang-kejang akibat pembekuan darah di saluran menuju otak, kondisinya saat dibawa kesini pun, seperti sama dengan kondisi Caramel sebelumnya"

"Maksud dokter, Caramel sempat dirawat disini juga?"

Dokter mengangguk, " banyak luka disana-sini, seperti nya adik anda telah mengalami tindakan kekerasan yang membuat fisiknya dari hari ke hari semakin lemah, apalagi setelah saya analisa dia juga mempunyai penyakit anemia akut"

Keano mendengar kan, " bisa jelaskan secara detail mengenai kondisi awal adik saya?"

Sekali lagi dokter mengangguk, membenarkan duduknya lalu menghela nafas pelan, " suami nya membawa Caramel ke rumah sakit dengan kondisi yang cukup mengerikan sekaligus menyedihkan, entah apa yang terjadi Caramel seperti kehilangan jiwa sehatnya, dia terus melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya dan bayi dalam kandungannya. Saat itu, tubuhnya dipenuhi luka-luka, lebam dan kulit yang sedikit melepuh di bagian tangan, dia berusaha bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangan, awalnya dia tak menginginkan janin yang ada di rahimnya, mungkin saat itu dia terlibat konflik dengan suaminya sampai berbuat senekat itu"

Keano terdiam, raut nya bertambah pucat saat mengetahui Caramel memang tengah hamil. Dokter melanjutkan.

"Saat itu Caramel selalu menangis, berteriak histeris dan memukul-mukul badannya sendiri, saya sangat kasihan padanya. Dia sempat mengalami trauma dan syok yang berat, dan saat ini dia kembali dengan lebam-lebam di sekujur tubuhnya, apalagi di daerah kepala"

"Bagaimana kondisi janinnya dok?" tanya Keano dengan suara yang bergetar, dokter tersenyum pedih.

"Saya sempat memprediksi jika Caramel akan keguguran, mengingat bayinya yang memang sangat lemah, dan Caramel juga sering stres berat membuat bayi nya juga terguncang, tapi sampai saat ini bayinya dalam kondisi yang baik-baik saja, walaupun ibunya dalam kondisi koma, selagi kami memberikan asupan nutrisi untuk si bayi"

Keano mencoba memejamkan mata, berusaha tidur untuk menghilangkan nyeri hebat dikepalanya. Namun, rentetan kalimat itu terus berdengung  di bayangannya, dalam imajinasinya, dan dalam kepalanya.

Keano sadar, wanita itu berharga, wanita itu pantas mendapatkannya, wanita itu akan di dapatkannya. Keano berjanji atas nama pernikahan mereka, dia akan membuat semua nya baik-baik saja.

Keano lelah, ini waktunya ber istirahat, dia akan berhenti bermain-main dan ini adalah waktunya. Waktunya serius dengan kehidupan, dia sudah berkeluarga bahkan sebentar lagi akan ada mahkluk kecil yang memanggil nya 'Papa'

                                ***

Di tengah malam, sepasang mata itu terbuka, menormalkan pandangannya yang sudah lama tertutup, Caramel meneliti dimana dia sekarang, sampai bunyi alat-alat itu membuatnya sadar jika dia di rumah sakit.

Caramel melirik ke samping ranjang,  tersenyum lemah sambil menikmati dari dekat wajah terlelap Nino, merekam wajah tampan dihadapan nya, rahang yang cukup tegas, hidung mancung, alis yang tak terlalu tebal. Hampir keseluruhan mirip dengan Keano, namun Keano memiliki bulu mata yang panjang dan cukup lentik. Caramel terkekeh pelan, membayangkan wajah suaminya itu.

Deg!

Caramel sudah berjanji akan menjauhi Keano, dia sudah tak ingin punya masalah dan malah memberatkan Nino lagi. Caramel menggeleng pelan, mengusap perutnya yang masih rata.

'Aku siap jadi single parent'

TBC!!

VOMENT!!

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang