Deg-degan

9.5K 389 8
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Sebuah mobil mewah terparkir di perkampungan kumuh, banyak anak kecil yang berlarian hanya memakai baju kaos yang kebesaran tanpa celana, terlihat sepasang kakek dan nenek yang saling tolong menolong memperbaiki atap rumahnya yang bolong.

Lelaki itu mengerutkan dahinya, masih ragu, apakah orang yang dia cari benar-benar tinggal disini. Mengetok pintu yang terlihat lapuk dibagian bawah, terlihat dari bunyi gesekan antara lantai yang kasar. Sepasang kaki kecil tepat di hadapannya sekarang.

Mata itu membola saat melihat siapa yang bertandang ke gubuk nya, Ajo tersenyum tipis, berdehem sebentar menghilangkan keterkejutan.

"Boleh masuk?" masih dalam keterkejutan Caramel mengangguk. Mempersilahkan Ajo duduk di atas kasur. Takut celana mahal itu berubah dekil karna rumahnya.

Caramel membawa segelas air putih, "diminum dulu" Ajo meminum air itu sampai habis. Lalu tersenyum sopan.

Setelah itu, diam, Ajo tak tau harus darimana ia mulai berbicara, Caramel pun sama. Memandang ke langit-langit, Ajo mengepalkan tangannya berusaha mencairkan suasana ini.

"Jadi lo tinggal disini?" Caramel menoleh, mengulum senyum lalu mengangguk. Hanya itu dan mereka kembali diam, berkutat dengan argumen masing-masing. Ajo memandang ke arah perut Caramel yang masih rata, yah, walaupun belum terlihat, namun berat badan Caramel bertambah.

"Udah sebulan?" Mengerti maksud Ajo, Caramel hanya menggeleng kan kepalanya, pelan.

"Udah 3 bulan" Ajo terdiam.

"Kenapa lo gak pindah lagi aja kerumah?" Caramel menelengkan kepala nya. Nampak berfikir.

"Rumah yang mana? Aku cuma punya satu rumah, ya ini, yah walaupun ngontrak juga" Caramel terkekeh, Ajo ikut tersenyum kikuk menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, suasana kembali canggung.

"Ken Sakit" bola mata Caramel bergerak, namun reaksi tubuhnya biasa saja. Seperti tak terpengaruh dengan perkataan Ajo.

"Gue udah suruh kerumah sakit, tapi dia gak mau dengerin, ya lo tau sendiri diapartemen dia tinggal sendiri, kemaren malam gue nginap karna dia sempat drop. Tapi untuk malam ini gue gak bisa, dirumah gue ada acara keluarga, gue gak tau harus ngomong ke siapa, lo kan istrinya" Ajo sedikit takut saat mengatakan kalimat terakhir. Caramel tersenyum pedih saat mendengar nya.

Caramel menghembuskan nafas nya pelan, "Dia kan punya pacar" Ajo menoleh meneliti raut sendu wanita di depannya, Caramel menatap kosong ke arah perut nya sendiri, seperti bicara dari hati ke hati dengan anak nya. Ajo melihat itu, tatapan ketegaran yang hakiki, Caramel wanita kuat.

"Gue bilang nih sama lo, Bianca bukan perempuan yang mau direpotkan, lagian wanita uler kayak dia mana mau ngurus orang sakit" Ajo mendengus, sedikit tak suka menyebut nama Bianca.

Caramel tersentak, menghadap Ajo sepenuhnya, "Loh kok gitu? Kan Ken pacar nya? Masa gak mau rawat" Caramel menopang dagunya dengan sebelah tangan yang bertumpu di atas lutut, kepala miring melihat ke lawan bicaranya.

Ajo berdecak malas, "Udah gue bilang, Bianca itu wanita uler, dia mah mau seneng nya doang sama Ken"

"Terus? Maksud kamu kesini cuma mau bilang itu?" Ajo mengangguk pelan. Caramel mengerucutkan bibirnya dengan kening berkerut, lucu sekali. Sampai tanpa sadar, Ajo tertawa pelan. Tangannya ingin mengusap kepala kecil dengan wajah chubby di depannya, namun dia urungkan.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang