Ketakutan

5.9K 213 0
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

"Akh-!"

Satu pukulan tepat menghantam sisi wajah seseorang. Menatap tajam sosok pria kekar yang di penuhi tato mulai dari sisi sebelah kiri wajah sampai ke punggung tangan. Pria itu terbahak, melihat wajah yang semula bersih penuh dengan darah. Ruangan remang-remang dengan kondisi lembab di selingi dengan  aroma anyir yang tercium pekat.

"Hiks. Hiks. Hiks,"

Suara tangis tertahan menggema di ruangan sesak itu. Caramel tak mengerti apa salahnya, kenapa mereka sampai memperlakukan dia dengan cara yang sangat menyakitkan. Caramel tak punya musuh. Dia yakin itu, selama ini dia hanya membiarkan dirinya di hujat habis-habisan oleh semua orang. Caramel tak pernah membalas, lalu apa yang dia dapat sekarang?

Wajah lusuh penuh derai air mata dan beberapa aliran darah yang mulai mengering mendongak ke atas secara paksa. Seorang wanita cantik dengan tampilan rocker tersenyum miring, menatap jijik paras wanita di depannya. Wanita itu berjongkok, seakan tahu segalanya dia mengelus lembut perut Caramel. Bukannya senang, Caramel justru sangat takut sekarang. Membuatnya menahan tubuh agar tidak gemetar.

"Bos dimana?" Wanita itu melirik sekilas, tepat dihadapannya berdiri seorang laki-laki berusia kurang lebih 30 tahun, pria itu memegang sebuah samurai panjang berlumur darah. Dilihat sekilas semua orang sudah tau bahwa tadi terjadi pembantaian disana. Lelaki tatto juga sudah pergi setelah lelaki itu muncul.

"Saya tidak tahu," ucap wanita itu dingin. Berdiri dengan menyilangkan tangannya di dada, seolah mengintrogasi lawannya saat ini. Caramel diam dalam keadaan menunduk.

"Cepat sebarkan berita!" wanita itu menatap tajam. Sedangkan lelaki itu menghela napas jengah, dan duduk di salah satu sudut di ruangan. Lelaki itu santai mengelap samurainya dengan sapu tangan.

"Sebelum kau perintah, aku sudah melaksanakannya," Ucap nya tak kalah dingin.

"Mau diapakan wanita itu, Christy? Kalau tidak berguna bunuh saja," Refleks tatapan Caramel langsung  terangkat, menatap lelaki yang sibuk dengan peralatannya. Wanita yang dipanggil Christy tertawa renyah.

"Aku tidak menyuruh mu tertawa Christy, dan kau! Berani sekali kau menatap ku seperti itu!" Caramel kembali menunduk takut.

"Owh, Ayolah Jack. Dia mainan yang menyenangkan, lagian kau tau wanita ini akan sangat menguntungkan," Ucap nya dengan tawa menggelikan. Jack hanya mengerdikkan bahunya, acuh. Namun sedetik kemudian pandangannya terangkat menatap manik mata Caramel. Melihat sebuah kerapuhan dan ketakutan yang teramat dalam. Jack tidak tahu apa masalah gadis itu dengan bosnya. Namun, apapun itu gadis yang menatap kosong ruangan sampah ini sangat jauh dari kata beruntung.

Jack juga tidak bisa membantah, perintah tuannya adalah mutlak. Terbelit dengan seorang mafia kelas dunia memang berat, mengorbankan apa yang seharusnya tidak dia lakukan. Namun, hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membalas jasa orang yang sudah membantu orang tuanya dulu.

***

"YAH! AKU MENEMUKANNYA!" seruan dari Tedy membuat semua orang menoleh padanya. Bahkan Ajo yang duduk terkantuk-kantuk, langsung berpindah duduk di samping Tedy.

"Lo nemuin sesuatu?" Tanya Keano berharap bahwa pencarian istrinya menemukan titik terang. Tedy tersenyum bangga, lalu mengangguk.

"Ini?" Tedy menunjuk layar komputer yang berlayar lebar itu, bahkan di kedua sisi layarnya pun memiliki masing-masing satu layar tambahan di kedua sisi. Kiri dan kanan. Melihat itu Ajo mengusap keningnya, menajamkan matanya melihat disana hanya deretan angka-angka yang tampak terus berjalan. Jika diperhatikan lebih seksama di sisi kiri atas layar utama terdapat sebuah layar kecil yang menunjukkan grafik naik turun dengan cepat dan terdapat berbagai warna. Hitam, merah, hijau dan Biru. Semua sangat membingungkan.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang