Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..
Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...
Oke, Happy reading..
Pagi hari Caramel terjaga dari tidurnya, perut yang semakin membuncit membuat nya susah untuk bergerak bebas, dia menyerngitkan dahi saat merasakan badannya membengkak, bukan hanya perutnya tapi juga wajahnya, tangan, dan kaki. Untuk membuka mata saja Caramel harus bersusah payah. Dengan semua kekuatan Caramel berjalan dengan memegang apa saja yang berada di dekatnya. Melihat seluruh tubuhnya di sebuah cermin. Badan mungil nya kini berubah menjadi seperti sumo.
Caramel tak mengira dampak dari kehamilan akan seperti ini. Jarang terjadi, apalagi Caramel anak cerdas yang tahu bagaimana tahap-tahap yang akan di tempuh oleh ibu hamil. Tak ada yang seperti nya. Baru akan melangkah kembali ke kasur, tiba-tiba dia merasakan nyeri hebat melanda.
Caramel berusaha bersuara, ternyata seperti ini bentuk penyiksaan selanjutnya, sungguh kejam, apa yang sudah mereka lakukan?
Caramel tak mampu berdiri, dia hanya bisa mengesot dari lantai marmer yang dingin menuju tempat tidur. Nyeri di perutnya tak kunjung hilang malah semakin bertambah.
"T-tolong!" Bobot tubuhnya yang besar, membuat dia kesulitan bernapas dan bicara. "T-ttolongg!!" rintih kesakitan Caramel. Tak ada yang menjawab padahal semua penjaga dan pelayan berada di luar ruangan. Bukan tak mendengar, meski terdengar sayup-sayup mereka hanya bisa terdiam dan menunduk. Menerka-nerka apa yang terjadi dengan wanita itu? Sungguh kasihan. Tapi apa bisa mereka melanggar perintah?
Sementara Caramel merasakan nyeri nya sudah hampir menghilang, namun, sebuah tanda biru seperti luka lebam menghiasi dari pangkal paha sampai ke betis, itu membuat Caramel sangat ketakutan. Takut bayi yang awalnya dia tolak kenapa-kenapa. Caramel memutuskan merangkak sampai di depan pintu, baru saja tangan nya hendak meraih handle pintu, pintu itu pun langsung di buka oleh seseorang.
Sebuah senyuman kematian dari wanita berlipstik merah itu membuat Caramel ngeri. Tangannya yang semula masih di udara dengan secepat kilat dia turunkan dan berniat berbalik pergi. Tapi, sebuah jambakan kasar membuat wanita berusia 19 tahun itu kesakitan.
"Eh! Lo dipanggil sama Bos besar di ruangan," Ujar Christy menahan tawa melihat bentuk Caramel sekarang.
"Aku gak bisa," lirihnya sangat pelan, karna sungguh kadang Caramel butuh tenaga ekstra untuk mengambil napas.
"Aakhh!"
"Berani lo ngelawan Bos! Hah! Dasar gak tau diri! Anjing!" Christy dengan tega menyeret lengan besar Caramel keluar dari ruangan.
"Apa yang kalian lihat!? Hah! Cepat bantuin! Mau gue laporin lu semua?!" garang Christy. Wanita itu akan jadi sesangar macan jika sedang marah. Membuat semua orang membantu nya. Caramel pasrah, air mata pun enggan turun dari matanya. Atau apa air matanya sudah habis? Caramel tak tau.
"Nih Bos,"
Axel menatap sinis, memperlihatkan mata elang nya meneliti keadaan Caramel sekarang. Dengan langkah congkak, Axel setengah berlutut di depan Caramel yang tergeletak di lantai.
"Harusnya sekarang lo mati," ucapnya datar. Caramel berusaha mendongak, malaikat penolong yang dia kira ternyata iblis sesungguhnya.
"Terus kenapa masih di biarin hidup?"
"Karna dia Ken akan kesini, biar mereka sama-sama mati, kayaknya enak liat keluarga kecil ini mati secara bersamaan," kekeh Axel dengan congkak. Tubuh Caramel bergetar, apa yang akan terjadi dengan hidupnya? Suaminya? Dan calon anaknya?
"Sebenarnya kamu siapa?" tanya Caramel susah payah, suara napasnya pun terdengar tak beraturan.
"Gue? Lo tanya siapa gue?! Gak selevel samo lo yang kampungan,"
"Asal lo tahu, siapapun yang akan ganggu hidup gue, mereka semua MATI,"
"Ken gak pernah ganggu kamu," Caramel terengah-engah. Efek racun yang dia campurkan ke makanan sangat manjur membuat bobot tubuh Caramel naik drastis dalam semalam penuh.
Axel menjambak rambut Caramel, menatap mata sipit itu lebih intens," LO GAK TAU APA-APA! TUGAS LO HANYA JADI PANCINGAN BUAT KEPARAT ITU! LALU MATI!"
Caramel tergagap dibentak kasar seperti itu, lalu pasrah saat kepala di benturkan ke lantai dingin. Entah itu sengaja atau tidak yang jelas sakit sekali, sampai ada bercak darah disana.
Axel memerintahkan para penjaga untuk kembali membawa Caramel ke kamarnya sambil memerhatikan biru-biru seperti lebam di kedua kaki Caramel. Dia rasa racun itu hanya untuk menaikkan bobot tubuh bukan untuk membuat memar.
Christy mendekat setelah menatap sinis Caramel yang dibawa pergi, menatap Axel penuh cinta lalu menciumnya tanpa permisi.
***
Atta membawa Keano dan rombongan ke markas mereka selama ini untuk mengecoh keluarga Viktor. Rasa deg-degan mendera Keano saat ini, rasa rindu pada orang tuanya dan juga sedikit kecewa namun Keano sangat bersyukur jika mereka semua masih hidup bahkan kakeknya juga.
"Ken, kamu siap?" Tanya Atta, Keano mengangguk mantab, sebuah tepukan di pundak Keano membuat nya menoleh, Ajo sangat merasakan apa yang dirasa oleh Keano sekarang.
Pintu besar mansion mewah itu terbuka, semua orang disana yang sedang bercengkrama dibuat kaget dengan kedatangan mereka. Keano memejamkan matanya, saat seorang wanita paruh baya yang sangat cantik memeluknya penuh rindu. Mamanya--Anyasonia Mahendra.
Tak lama, lelaki dengan kharisma yang kuat juga ikut memeluk nya, mereka benar-benar tak menyangka jika Keano datang ke persembunyian mereka.
"Mama kangen banget Ken," ucap Anya tak kunjung melepaskan pelukannya.
"Ma?" suara Keano bergetar. Tak percaya jika semua masih hidup.
"Iya, sayang?"
"MAMAAAA---" Keano menoleh kan pandangan nya kearah bocah perempuan kecil yang rambutnya baru setengah diikat. Mata bulat itu mengingatkan Keano pada Caramel.
"Bebel kenapa? Kok rambutnya baru satu kuncir?" Anak itu menggeleng lucu dengan mulut imut yang mengerucut. Lagi-lagi itu mengingatkan Keano akan Caramel.
"Mama mau kenalin seseorang ke Bebel mau?" Anak itu mengangguk patuh, kemudian mata bulat nya mendongak ke arah Keano. Dia tersenyum senang.
"Sama abang ganteng ini ya ma?" tanya Bebel. Anya mengangguk senang.
"Bebel punya abang, ini abang kandung Bebel," ucap Anya pada putrinya.
Bebel bertepuk tangan dengan riang nya, lalu, berlari ke arah seorang gadis usia 18 tahun yang baru turun dari tangga, dia anaknya Atta.
Namanya Jessica Anastasya Verdan.
Cantik dengan rambut berwarna seperti madu."Kakak! Bebel punya abang! Ganteng banget kak!" Anak itu menggandeng tangan Jessi lalu berjalan cepat ke arah Keano yang masih terdiam.
"Ini, kenalin abangnya Bebel," Ucap anak itu dengan riang. Suasana pun semakin lucu dengan salting nya jessi karna ulah Bebel.
"Ayo, kok masih berdiri, Kalian temannya Ken?" tanya Patih pada Ajo dan Aji. Sudah sangat jelas siapa dua orang lagi. Patih tersenyum pada mereka.
"Iya Om, mau numpang makan boleh? Laper banget," kekeh Ajo.
"Oh boleh banget, kita semua juga mau makan kok ayok," Ajak Anya. Dia selalu berada di dekat Ken karna memang sangat rindu. Sementara Patih dan kakeknya hanya memeluk singkat namun berkesan.
"Aku pengen ngomong sesuatu,"
"Apa nak?"
"Aku harus nyelamatin istriku,"
Semua orang terdiam.TBC!!
VOMENT!!
![](https://img.wattpad.com/cover/213582787-288-k74520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL
Romance"Lo boleh jadi istri gue, tapi lo gak ada sedikitpun hak untuk ngatur hidup gue!!" - Keano KM "Aku hanya berusaha menjadi istri yang baik untuk mu" - Caramella Fishio Tentang Keano dan Caramel. Dua anak manusia yang tak mengenal dipaksa bersatu de...