Terkuak

9.9K 363 10
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Dalam ruangan dengan luas 3x4 m ini lah, Caramel bersembunyi. Hidup dengan bermodalkan uang dari hasil kerja keras yang dia tabung, terbesit keinginan untuk kembali lagi ke panti, tapi itu tak mungkin. Akan banyak pertanyaan yang akan di lontarkan, Caramel belum siap menjawab semuanya.

Tak ada yang dilakukan, seolah mati, Caramel menunggu ajalnya sekarang, berdiam diri dengan pandangan kosong menatap lantai licin di depannya, duduk dengan kedua lutut yang ditegakkan.

Memang, tak ada yang bisa menebak setiap alur kehidupan, tapi apa boleh Caramel berharap nanti hidupnya bahagia?

Menggelengkan kepala nya pelan, membuat air yang menggenang terjatuh dari tempatnya. Caramel tak kuasa, sesak yang menghimpit dadanya semakin kuat terasa.

Namun sekian banyak luka yang diberikan, nyata nya Caramel telah dibudak oleh yang namanya cinta. Sungguh Ironi, bukan?

Tetap menjaga perasaan tulusnya untuk suami seorang, tapi tak diharapkan malah di campakkan. Tersiksa, apa mereka semua tak merasa? Sudah cukup Caramel diberlakukan seenaknya, mungkin ini saat nya, Caramel menjauh, Semua orang akan senang terutama Keano- suaminya.

Isakan yang semakin kuat menggema di setiap sudut ruangan sempit itu, Caramel merasakan kepalanya mulai diserang, perlahan pandangan nya mulai memburam bersamaan dengan suara pintu usang yang telah berpulang.

Suara ambulance menjadi melodi lalu lintas siang ini, seorang lelaki membalut luka sayatan di pergelangan tangan gadis yang terbaring lemah di depannya ini.

Sangat tampak kecemasan di wajahnya, membawa tangan itu untuk di cium berkali-kali. Melihat tampilan berantakan sahabatnya, membuat sesuatu di diri Nino tercubit. Kenapa mereka selalu membuat gadis ini menderita?

Sampai di rumah sakit, sekelompok perawat membawa tubuh lemah Caramel ke dalam ruangan gawat darurat, Nino menjambak rambut belakangnya, melihat ke segala arah kemudian duduk di tempat yang di sediakan.

30 menit berlalu

" Ekhm" Nino mengangkat pandangan, berdiri cepat saat dokter berdiri tepat didepan nya sekarang.

"Gimana temen saya dok?"

"Keluarga nya?" Melihat Nino menggeleng, dokter tersenyum, " Ikut keruangan saya"

Nino mengikutinya, walaupun sangat ingin bertemu dengan Caramel.

Dokter berdehem, " Sebelumnya saat minta maaf, apa gadis itu mengalami kekerasan fisik selama ini?" Nino membeku.

"Saya kurang tau dok, tapi yang saya tau temen saya itu selalu di bully, bahkan satu kampus" Tanpa sadar tangan Nino mengepal kuat.

" Menurut hasil penelitian saya, teman kamu itu sering mendapatkan kekerasan fisik terbukti dengan luka-luka yang ada di seluruh tubuhnya yang meninggalkan bekas cukup banyak, dan tak hanya itu saya juga simpulkan bahwa teman kamu juga mengalami kekerasan psikis sehingga batin dan mental nya agak terganggu" Nino mendengarkan dengan seksama.

"Oleh karna itu, dia menjadi sangat tertekan dan melukai dirinya sendiri seperti luka yang kamu lihat di tangannya, dan menurut saya dia mencoba melakukan percobaan bunuh diri, bukan sekali tapi sudah kesekian kalinya" Rahang Nino mengeras, matanya memerah mendengar penjelasan dari dokter.

***

Disini, Nino mengenggam tangan mungil di tangannya, membawanya ke bibir untuk dia kecupi. Nino merasa sangat bersalah, membiarkan Caramel menanggung beban berat ini sendiri.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang