Berita Duka

6.4K 206 35
                                    


"Caramel" suara lirih itu berlalu begitu saja bersama angin yang membawanya. Nino mencengkram pegangan balkon dengan kuat spai buku tangan nya memutih. Semalam dia memikirkan bagaimana cara menyudahi penderitaan Caramel, namun belum menemui titik terang. Penampilan Caramel yang buruk membuat hati Nino teriris, sakit sekali. Gadis yang sudah dianggapnya seperti adik, kini harus kembali menderita akibat masa lalu yang tak kunjung berkesudahan. Nino tahu, sangat tahu, bagaimana buruknya hubungan Axel dan Keano di masa lalu bahkan sampai sekarang pun mereka tetap mengibarkan bendera perang.

"Halo?"

"Lo dimana?"

"Balkon. Kenapa?"

"Anak itu hilang! Shit!" Umpat seseorang dari balik telepon.

"Kenapa bisa!? Bego!" Napas Nino memburu cepat. Berucap dengan nada sengit dan dingin.

"Gue ga tau! Padahal keamanan udah yang paling tinggi! Anjing banget! Tolong lo lacak!"

"Oke" Nino mematikan handphone. Senyum smirk nya terbit. Menatap geli smartphone nya dengan sedikit kekehan. Kemudian, tak lama panggilan lain masuk.

"Gimana?"

"Aman Bos"

Nino memijat keningnya, membawa secangkir kopi ditangan dan berjalan menuju ruangan lain. Kini Caramel tidak lagi di kamar super mewah milik Axel melainkan sebuah tempat kumuh bawah tanah yang cara masuknya hanya dengan sidik jari Axel. Tentunya, Nino sudah perpengalaman akan hal ini. Sangat mudah baginya.

Memastikan tidak ada yang melihat, Nino mengeluarkan sebuah botol kecil yang memiliki kuas, mirip seperti kuteks bening anak perempuan. Nino menyapukan cairan itu dibagian sidik jari, tak lama cairan tersebut bereaksi menampilkan pola rumit yang bisa diretas oleh Nino. Dan akhirnya pintu yang seperti lift itu terbuka. Nino menyeringai, masuk ke dalam dengan membawa sampel pola rumit tadi.

Tempat itu terdiri dari banyak ruangan yang besarnya mungkin 3x3 meter. Nino mengintip, ada seorang perempuan yang disana. Dengan dua tangan di rantai dan kaki yang di pasung dengan pasung kayu. Lutut Nino gemetar, rasanya jantung jatuh seketika, mata bulat yang selalu bercahaya kini memandang kosong ke arahnya.

Nino berjalan mendekati, dengan hati-hati dia melangkah. Nino, menyapanya. Namun, tak ada respon.

"Hai Mel. Aku Nino. Masih ingatkan Mel? Aku kangen kamu Mel" ucap Nino sendu. Air matanya tak berhenti mengalir. Memegang tangan mungil yang dekil itu, Nino kembali bergetar.

"Aku masih berusaha buat keluarin kamu dari sini Mel. Kamu yang sabar" Nino melirik Makanan disudut ruangan. Ternyata makanan nya sudah di kerubungi semut kecil.

"Anak Aku mana?" Tanya Caramel parau, mata nya berkaca-kaca. Nino mengelus rambutnya yang berantakan sambil tersenyum.

"Dia aman, kamu tenang aja"

"Kamu lapar kan? Aku bawain roti kesukaan kamu," Nino mengeluarkan 3 bungkus roti dari dalam jasnya. Caramel mengangguk, menerima suapan demi suapan dari Nino.

Ini sudah terjadi 3 hari yang lalu, saat Axel menerima kabar jika seluruh keluarga Mahendra masih hidup. Itu membuat nya sangat marah, lalu melampiaskan amarahnya pada Caramel yang tak tahu apa-apa. Caramel di kurung di tempat ini dan di pasung. Kejadian itu juga yang membuat Nino tambah geram dengan perbuatan Axel. Lalu, diam-diam menemui Caramel dan menceritakan kenapa dia ada disini.

****

Qibel memerhatikan semua orang yang berlari dengan wajah panik dan khawatir, kerutan samar di kening menandakan jika gadis kecil itu tengah memahami situasi saat ini.

Teriakan Anya yanga baru tersadar dari pingsannya, membuat Qibel berlari menghampiri Mamanya. Dengan langkah kecil penuh perhitungan Qibel menaiki tangga satu persatu.

Semua orang menenangkan Anya yang terlihat berantakan, mata bengkak dengan hidung yang merah. Rambut yang terlihat seperti singa. Anya yang berbeda dengan biasanya yang selalu terlihat anggun dan berwibawa. Patih membawa sang istri ke pelukkan. Mencoba menenangkan namun suara pilu itu terus terdengar. Disamping nya Oma Shinta juga merasakan hal yang sama. Menangis sesegukkan terlihat tak karuan. Bagaimana ini bisa terjadi? Rencana yang seharusnya berjalan, namun harus gagal begitu saja dengan sebuah malapetaka. Ini bukan bagian dari rencana!?

Qibel memeluk kaki Anya di atas tempat tidur. Ingin memberikan kenyamanan pada sang Mama. Melihat itu Patih memangku putrinya tersebut. Melihat ke mata besar putrinya seakan tersirat sebuah pertanyaan besar. Patih tersenyum lemah. Berita yang mampu membuat semua orang lemas tak berdaya.

Diberitakan: Pesawat GS170 dengan membawa sebanyak 110 penumpang, 1 orang pilot, 2 co pilot, 6 Pramugari. Telah hilang kontrol di daerah Nouth Atlantic Ocean dan diperkirakan terjatuh pada pukul 22.45 waktu setempat. Berdasarkan pencarian, diketahui 85 korban meninggal, dan selebihnya masih dalam tahap pencarian.

Salah satu dari korban meninggal adalah seorang anak konglomerat, yang cukup berpengaruh di dunia. Dengan kartu identitas yang ditemukan bernama Keano Ksatria Mahendra.

TBC !!
VOMENT!!

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang