Berubah lagi

8.9K 372 7
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Caramel mengintip dari balik jendela, sebuah mobil mewah sudah ada tepat di depan rumahnya, Nino tak main-main dia datang sangat pagi karna takut Caramel akan meninggalkan nya seperti yang sudah-sudah.

Membuka pintu itu seperti sudah menjadi miliknya, Nino mendudukkan bokong diatas kasur kecil milik Caramel, sementara perempuan itu datang dari arah dapur membawa sekotak nasi goreng buatannya. Sisir kecil sengaja di sisipkan diatas kepala, membuat Nino ingin menyisir rambut lembut itu.

"Kamu udah sarapan? Pagi banget datangnya" Caramel terkekeh, melihat tatapan memicing yang dia dapatkan.

"Kenapa?" Tanya Caramel lagi.

"Sok-sok an tanya kenapa? Kamu tuh ninggalin mulu kerjaan nya" Caramel menggeleng pelan.

"Aku takut kamu gak dapet pacar, karna nempel terus sama aku"

Nino menjitak kepala Caramel pelan, "Ntar kalo aku dapat pacar, kamu nya cemburu lagi" ejek Nino sambil menguyel pipi tembem Caramel.

"Dih! mana ada aku kayak gitu, seneng kali aku, kamu bisa cari pacar yang sayang sama kamu" Nino menggeleng. Caramel ini selalu mengutamakan orang lain, dibanding dirinya.

"Udah ah! Jangan bahas kayak gitu lagi, berangkat sekarang?"

Caramel mengangguk, merapikan sedikit lagi rambutnya, dan menyelempangkan tasnya.

"Ayo"

Nino membuka pintu mobil, mengambil alih kotak bekal ditangan Caramel dan meletakkannya di tempat duduk belakang.

"No! Kalo nanti perut aku tambah buncit gimana? Ketahuan dong" Nino menoleh sekilas, lalu mengusap kepala Caramel lembut.

"Izin aja sama Pak Zidane"

"Emang boleh?" Nino menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, dia juga tak tahu.

"Udah berapa minggu?"

"4 minggu alias 1 bulan"

"Kalo orang hamil, perut nya gede bulan keberapa?"

"Bulan ketiga kayaknya"

"Masih lama berarti" Caramel mengangguk, tersenyum sambil mengusap perutnya yang masih rata, melihat itu Nino tersenyum juga.

                                  ***

Sejak tadi Caramel tak melihat bayangan Keano, entah dia masuk kuliah atau tidak, Caramel berusaha untuk tidak peduli, namun nyatanya dia sangat memperdulikan suaminya itu.

Entah kenapa, Keano sedikit berbeda, seperti kejadian beberapa waktu lalu dirumahnya, Keano tak lagi membentaknya atau marah tidak jelas, bahkan dengan tenangnya dia mengakui Caramel sebagai istrinya.

Kesenangan tersendiri untuk Caramel, pertengkaran kecil yang membuat nya tertawa, saat lelaki itu berdebat dengan sahabatnya.

"Upss! Sorry ga keliatan" Suara tawa menggema saat kuah siomay mengenai kepalanya. Caramel tetap berjalan tenang.

"Aww!" ringisnya, semua orang kembali tertawa, menyorakinya bahkan merendahkannya, sudah terencana, lemparan kuah siomay yang berwarna coklat dan minyak yang dituangkan di marmer licin itu.

Membuat media bully untuk kesekian kalinya, air mata Caramel menggenang, Caramel sangat sensitif sekarang.

"Mau kalian apa?" Caramel membiarkan air matanya menetes, tak berniat menghapusnya.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang