Titik terang?

4.9K 194 3
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Misterius.

Hanya satu kata itu yang mewakili perasaan mereka berlima. Sejak 5 menit yang lalu, setelah memasuki kapsul aneh itu, mereka sampai di sebuah ruangan lagi. Entah dibagian mana letak ruangan itu mereka juga tidak mengerti. Jika di liat dari sisi luar bangunan, semuanya terlihat biasa saja. Namun, tak se-simple kenyataan ternyata. Gelap lagi, itu yang mereka rasakan. Mencoba mencari penerangan dengan berbekal senter pada ponsel, akhirnya saklar ditemukan. Ruangan itu tak terlalu luas. Hanya ada sebuah meja dan kursi beroda disana. Tak ada hiasan lain, selain warna dinding di cat putih bersih.

Mereka hendak memeriksa meja berukuran cukup  besar, tapi sebuah teriakkan histeris datang dari belakang. Aji mendengus kesal, menatap saudaranya itu.

"Lo napa?" Ajo berdiri, memegang tengkuk nya memandang Keano malu.

"Kesandung," Ucap nya pelan.

Aji mendecih," kesandung apaan coba?" Tedy menajamkan tatapannya sebuah tali cukup tebal berwarna senada dengan dinding terbentang mengenaskan disana. Sedikit longgar karna sudah kesandung.

"Liat ini," Tedy mendekat, menarik tali itu cukup kuat. Hingga sebuah papan berukuran persegi ukuran 150 cm X 150 cm itu terbuka perlahan. Semua orang diam menyaksikan.

Keano tersenyum miring, melongo kan pandangan nya ke dalam lubang itu. Di dalamnya ada berbagai bahan minuman keras yang pasti sudah mahal harga. Keano masuk ke ruangan yang tinggi nya hanya sebatas kepala lelaki itu. Selagi Keano mencari mereka menunggu dengan raut gelisah. Sampai akhirnya, satu botol di lemparkan dari dalam lubang. Justin mengambilnya, menimang botol tersebut yang memang tak memiliki isi. Tapi saat membuka sebuah surat yang berwarna coklat dan jelek dimakan usia muncul di sana. Semua orang langsung berkumpul membentuk lingkaran termasuk Keano yang sudah keluar dari lubang yang dibantu Ajo.

"Identitas Mafia blackfire?" Gumam Keano.

"Ini nama sindikat mafia yang menculik istriku?" Tedy dan Justin mengangguk.

"Ya, Bos,"

"Kita kesana sekarang, gue hubungin pihak penerbangan dulu,"

"Maksud lu Ken?"

Keano berdecak pelan,"Pakai pesawat pribadi keluarga gue,". Semua nya mengangguk serentak.

***

2 jam menempuh jarak ke bandara, akhirnya sekarang mereka duduk di dalam pesawat dengan interior mewah. Decak kagum dari mulut Ajo sedari tadi tak berhenti terdengar.

"Ck! Jo! Lo bisa diam gak sih!?" Ajo menoleh dengan gelas vodka di tangannya. Keano menatap tajam sahabatnya itu. Sementara Justin dan Tedy sibuk dengan tablet di tangan mereka masing-masing. Mencari tahu lebih dalam tentang kumpulan mafia yang akan mereka hadapi.

"Ken! Kalo aja dari lama gue tau lu punya pesawat pribadi keren begini, udah gue minta jalan-jalan keliling dunia sama lu," Seru Ajo kegirangan. Aji melempar sepatu nya tepat mengenai sisi belakang kepala Ajo. Mencoba memberi peringatan lewat tatapan. Sedangkan Ajo hanya nyengir tidak tahu diri.

"Gue yakin nih, kenapa gue bego daripada lu? Gue curiga jangan- jangan lu sering timpuk pala gue waktu kecil! Ayo ngaku!" Mendengar itu Aji hanya bisa mendengus pelan. 

"Shit!" 

Umpatan itu membuat Keano menoleh dengan cepat, Justin berdiri dengan cepat. Nafasnya memburu, apa yang sejak tadi dia khawatir kan terjadi. Dengan langkah besar, dia menuju kabin pilot, fokusnya hanya satu, membunuh pilot itu.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang