Sahabat Kecil

4K 187 24
                                    

Maaf up nya lama, dan pas up pun part nya tetap pendek. Tapi kayaknya gpp deh soalnya ga ada yang nungguin juga 🙈 wkwkkwwk

Enjoy, happy reading...

Semua mata melihat pada satu gerombolan yang datang menggunakan pesawat mewah pribadi. Hari cerah dengan sedikit angin yang cukup kencang menyambut kepulangan keluarga Mahendra. Fashion yang dipakai pun tak tanggung-tanggung, mungkin mencapai diatas 1 Milyar. Mereka berjalan ala slow motion yang mengundang decak kagum, bukan hanya karna penampilan namun juga wajah-wajah yang terpatri juga sangat mempesona. Tak jauh di belakang, anak buah Patih dan Mahendra pun turut serta meramaikan jalanan, dengan wajah datar memakai seragam, kacamata hitam, dan badan yang besar membuat orang bertanya-tanya siapakah kumpulan orang-orang ini?

Di satu belokkan, terlihat disana wanita lansia yang masih kokoh berdiri menyunggingkan senyuman manis, membuat semua orang terpukau karnanya.

"Kenapa kalian lama sekali?" Anya memeluk wanita itu dan mencium pipinya lama.

"Maaf, Ma. Tadi Qibel cukup rewel. Katanya ga mau kesini," semua orang bergantian memeluknya. Saat giliran Keano, Oma Shinta memeluknya lama, memegang tengkuk Keano sambil berucap kata maaf.

"Aku ga papa," Keano berusaha meyakinkan semuanya.

"OMAA!!" seperti biasa, suara lengkingan Qibel membuat orang tiba-tiba terkejut karnanya. Oma Shinta mendekatinya dan menggendong makhluk mungil tersebut. " Kangen sama Oma?" Tanya Oma Shinta. Qibel mengangguk polos, dengan masih memeluk boneka kesayangan dia mencium pipi Oma singkat. Lalu, kembali ke gendongan Patih. Oma Shinta terkekeh kecil.

Rombongan itu kembali melanjutkan perjalanan menuju mansion. Terdapat 5 mobil sudah berjejer menunggu untuk ditumpangi. Keputusan Mahendra sudah sangat tepat. Ini tidak bisa dibiarkan lagi, mereka sudah sangat keterlaluan.  Memikirkan rencana dalam waktu singkat memang penuh pertimbangan, banyak yang harus dirancang agar semua pengorbanan nanti tidak akan sia-sia. Kabar terbaru, juga sudah terdengar. Kepulangan keluarga fenomenal pasti menjadi sesuatu yang viral. Apalagi dimata masyarakat Indonesia, keluarga itu sudah meninggal karna tragedi berdarah belasan tahun silam.

Entah kenapa, Mahendra tidak menyembunyikan identitas mereka lagi, semua sudah dibuka. Mahendra rasa ini saatnya, saat dimana ketamakkan dan kesalahpahaman yang berujung aksi saling tikam-tikaman patut untuk disudahi. Jika mereka menginginkan nyawanya, maka mereka akan mendapatkannya. Mahendra memejamkan mata, sahabatnya -- Verdinan, mencoba menenangkan fikiran Mahendra dengan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

"Ken, Apa kamu ga keberatan?" Anya khawatir karna ide kali ini benar-benar membuat Keano diam tak berkutik.

"Mama tau rasanya Ken, nanti biar mama bilangin sama kakek kamu ya?" Anya tersenyum tulus. Senyuman seorang ibu untuk anaknya. Keano sudah lama tidak melihat senyuman itu, sangat damai dan tentram rasanya. Anya membawa kepala anaknya ke dekapan. Memeluknya dengan mata terpejam sembari melantunkan doa-doa yang diharapkan terkabul.

"Aku bisa Ma, tetap lanjutin rencananya," Tangis Anya pecah, mengelap air mata itu dengan pelan. Yah, Anya percaya anaknya pasti bisa.
Isak tangis itupun, membuat Qibel terbangun. Mengamati wajah kakaknya dari samping, membuat Qibel menelengkan kepalanya. Tak lama, Qibel berjalan melewati Anya yang berada di tengah.

"Abang? Why?" Tanya Qibel sangat pelan, mengelap air mata Kakaknya dengan jemari mungil. Keano tersentak, mencium jemari itu, lalu memangku Qibel sepenuhnya. Rasanya sakit sekali, menangis dalam diam membuat oksigennya berkurang. Meletakkan dagunya di atas kepala Qibel, gadis mungil yang tak bisa diam itu mendongak ke atas.

"I love you," Ucap Qibel sedih, bibir kecilnya agak bergetar. Entah kenapa, gadis mungil itu juga merasakan rasa sakit kakaknya.

"I love you too," balas Keano pelan, nyaris tak terdengar.

***

Pagi harinya, semua sudah di persiapkan. Rencana tetap pada pendirian awal. Keano harus membawa istrinya kembali meski nyawa nya dipertaruhkan. Pengawalan bagi keano dilakukan, tak tanggung-tanggung ada 10 bodyguard yang mempunyai ilmu beladiri tingkat tinggi, tak hanya itu beberapa diantara nya juga mantan agen FBI yang sudah sangat fasih bersenjata tajam maupun api. Lucu bukan, Keluarga Mahendra sebenarnya pemimpin mafia namun memiliki anak buah yang pernah menjelajah di dunia yang bertolang belakang dengan nya. Semua melihat, Patih percaya putra satu-satunya pasti berhasil melaksanakan misi tersebut walaupun sangat berbahaya. Keano sosok yang pantang menyerah dan juga handal dalam siasat, turunan keluarga ini tidak main-main.

"Bos!! Ntar kalo lo berhasil gue traktir mie ayam Mang Maman 2 porsi!!" Teriak Ajo dari kejauhan. Semua terkekeh saat Keano memberikan jari tengah untuk sahabatnya itu.

Hari itu bubar, dengan perginya Keano, membuat mereka juga pulang ke rumah masing-masing. Tadinya Ajo masih ingin menginap di rumah Keano, namun terlambat Aji berhasil menyeretnya lebih dulu. Jessie yang geleng-geleng kepala melihat tingkah laku si kembar. Sementara Qibel selalu menatap Ajo dengan permusuhan entah karna apa, Ajo pun tak tahu penyebabnya.

***

"No, lo harus tolongin gue!" Nino yang sedang membaca buku menoleh singkat. Dan lanjut membaca lagi.

"Woi!! Lo dengerin gue ga sih!?" Axel membentak cukup keras, membuat Nino melepas kacamatanya. "Apa yang perlu gue bantu?"

"Lo tau keluarga Mahendra kan? Gue mau lo bantu buat hancurin mereka," ucap Axel dengan nada menahan geraman. Nino mengernyitkan dahinya, sambil mengingat-ingat kemudian Nino membulatkan matanya.

"Keluarga Mahendra yang mana nih? Kan banyak, siapa tahu gue kenal," ucapnya berusaha santai.

"Anjing! Masa lo ga tau? Keano sahabat kecil lo dulu,"

Nino menaikkan satu alisnya, sambil tersenyum miring, "Bukannya sahabat kecil lo juga ya?" Axel menatap tajam. Nino terkekeh pelan.

"Gua pikir hanya dia satu-satunya yang bakal gue singkirin, ternyata selama ini mereka masih lengkap, dan bersembunyi di suatu tempat yang gak gue tahu! Bangsat!!" Ucap Axel dengan emosi, dadanya naik turun dengan muka memerah.

"Gue hampir bikin Ken, nangis darah karna udah nyiksa Istrinya dan ngebuang anaknya, tap---"

Byuurrr!!

Ucapan Axel terhenti seketika saat Nino tak sengaja menyemburkan minuman yang sedang dia minum.

"Lo nyiksa istri dan ngebuang anaknya!!?? Sumpah demi apa lo Xel? Kenapa lo jadi psikopat gini haaa??!!" Napas Nino memburu, jantungnya sudah bergemuruh tak karuan. Tangannya mengepal ingin menghajar manusia berhati iblis di depannya.

"Kenapa lo peduli?"

"Gue ga peduli, apapun yang menyangkut Ken gua udah ga peduli. Yang gue khawatirin itu Lo!! Lo Xel !!" Nino menunjuk kasar dada Axel. Berusaha menekan ego sekuat mungkin. Beruntung Nino anak yang pintar dan pandai mengalihkan situasi. Dia akan jadi pengkhianat sekarang, Axel sudah kelewatan.

"Kalo gitu bantu gue," Nino mengangguk. Mendekatkan dirinya, dan berbisik "gue akan bantu lo" ---" buat masuk penjara," katanya dalam hati.

TBC !!

VOMENT !!

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang