Keluarga

4.4K 185 9
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Sesuai dengan rencana yang telah di sepakati, kini Keano dan rombongan telah berada di sebuah kota terpencil di daerah Amerika. Mereka dengan hati-hati menelusuri jalan setapak menuju hutan, cuaca yang agak mendung di dukung dengan suasana yang terasa menegakkan bulu roma.

"Apaan tuh!?" Ajo menolehkan pandangan nya ke segala arah. Sampai- sampai dia berputar beberapa kali.

"Ngapain lo Jo! Ngebalet?" Ajo berdecak dengan pandangan ngeri.

"Merinding gue," ucapnya sambil mengusap kedua lengannya. Melihat saudara nya seperti itu membuat Aji memberikan tumbler berisi coklat panas. 

"Tadi itu burung gagak," terang Justin yang diangguki oleh Teddy.

"Kapan kita nyampe?" Tanya Keano tak sabar. Lelaki itu berdecak kesal saat nyamuk mulai menyerang badannya. Menggaruk beberapa kali sambil memerhatikan Teddy yang fokus pada tab di tangan.

"Mungkin 45 menit lagi Bos,"

"Anjir! Lama banget, badan gue udah gatel-gatel," Justin pun memberikan lotion anti nyamuk dia memang yang paling siap siaga di segala kondisi.

"Ken! Minta dong!" Dengan tak tau malunya, Ajo langsung merampas dan menghirup baunya, apakah wangi atau tidak?

"Ini bukannya yang di iklan itu yah?" Ajo memerhatikan dengan seksama. "Yang wangi menenangkan seperti di tengah hutan," ujarnya cekikikan.

"Lo emang lagi di tengah hutan," Ujar Aji datar.

Mereka semua berjalan berurutan di mulai dari Justin sebagai pembuka jalan, Teddy, Keano, Aji, dan Ajo yang terakhir. Mereka menempuh tengah hutan itu untuk mencari persembunyian yang dulu ditempati oleh keluarga Verdan. Pada akhirnya, mereka menemukan sebuah rumah pohon yang tak terlalu tinggi dengan tanah. Berkat kejeniusan Justin yang memberikan arah dan Teddy yang mahir menganalisa berdasarkan logika dan data mereka sampai di titik ini.

Sebuah rumah yang tampak kosong dan tak terawat. Sampah daun kering maupun tanah bertebar liar di dalamnya. Atapnya yang dari pelepah dedaunan pun sudah ada sebagian yang terjatuh. Sangat tidak mungkin orang menempati tempat itu kecuali untuk para binatang.

Cukup lama mereka berlima beristirahat di sana, tiga di antaranya hanya duduk santai dan dua orang lagi sibuk berkeliling tempat mencari informasi yang mungkin di dapatkan. Namun, menjelang sore hari mereka belum juga menemukan apa-apa. Sampai suara daun kering yang di injak terdengar agak jauh dari mereka. Semua bersiap, untuk apa saja. Takut-takut jika itu binatang buas yang mendekat.

Semakin lama suara nya kian jelas, sampai tampaklah seorang lelaki dewasa memakai baju petualangan lengkap dengan topi dan sepatu boots nya. Lelaki itu terkejut, golok yang ada di tangannya menggantung begitu saja.

"Siapa kalian!?" Tanya nya dengan sikap waspada.

Teddy berdehem,"Kami yang harus bertanya, kau siapa? Kenapa kau bersikap seperti itu pada kami? Jika kau hanya seorang pengembara, kau tidak akan setegang ini melihat kami disini kan?" Tanya Teddy to the point

Lelaki itu tampak tergagap dan berusaha menormalkan raut wajahnya.

"Aku hanya kebetukan lewat sini,"

"Bohong!" ujar Teddy.

Lelaki itu tampak sangat marah,"Apa maksudmu? aku berkata yang sebenarnya,"

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang