Morning sickness

9.9K 380 18
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Pukul 2 dini hari, Keano terbangun dengan perut yang tidak enak, ini sudah ketiga kalinya Keano bolak balik kamar mandi. Memuntahkan sesuatu yang hanya berisi cairan bening, kepalanya pun ikut pusing.

Keano berjalan tertatih menuju ranjang, berusaha tidur dengan perut yang masih bergejolak, namun bukan ketenangan yang dia dapatkan tapi kegelisahan pada sesuatu yang tak diketahuinya.

Keano menggeram, bangkit dari ranjangnya menuju area dapur, meminum air putih disana.

Rasa kantuk nya menghilangkan, tergantikan dengan mual-mual yang selalu menyerang. Tiba-tiba dia menginginkan sesuatu, meraih ponselnya lalu menekan nomor yang akan dia tuju.

Cukup lama nada dering nya tersambung tapi tidak diangkat-angkat. Keano mengumpat kesal saat Ajo belum mengangkat telfonnya.

"Paan!?" Suara kekesalan terdengar dari seberang telfon.

"Lo dimana?"

"Ih! Apaan sih!? Gue lagi ngedesah! Ganggu aja lu!" Keano mengumpat kesal.

"Beliin gue martabak mesir! Cepetan! Gak pake lama, kalo lama gue sleding lu!"

"Ogah! Gu----"

Keano mematikan sepihak, entah kenapa akhir-akhir ini badannya kurang bertenaga, kurang sehat dan sangat lemas. Dia pun sering muntah-muntah jika mencium bau beberapa bahan masakan.

Setengah jam Keano menunggu, akhirnya Ajo sampai juga. Sangat telihat muka bantal diwajahnya. Menatap tajam Keano yang sudah asyik dengan martabak mesir ditangannya.

"Enak banget lu! Jarang nelfon, eh  sekalinya nelfon bikin gue ambyar"

"Bodo amat"

"Napa sih lu Ken?! Heran gue, gak biasanya tau gak"

"Gue laper goblok, gak liat lu gak ada pembantu disini, bisa kurus kering gue"

"Gak tengah malem juga anjir! Lo sakit?"

Keano menepis tangan Ajo yang hendak mengecek suhu tubuhnya. Ajo menatap sinis. Keano sangat lahap memakan itu semua tanpa mau berbasa-basi menawarkan pada Ajo.

"Muka lu pucet bat dah" Keano menyeringai, menatap Ajo dengan tatapan genitnya, melihat itu Ajo merinding.

"Gue tau sekarang kenapa lu jomblo"
Ajo yang merilekskan badannya di sofa kembali mengangkat wajahnya.
Menatap Keano dengan tatapan tak terbaca.

"Maksud lu?"

"Lo homo" sebuah sepatu langsung melayang di kepala Keano, Ajo tak perduli Keano sahabatnya apa bukan yang jelas ingin sekali dia kuliti hidup-hidup. Menatap Keano berapi-api.

"Atas dasar apa lo bilang kalo gue homo! Hah! Temen bangsat emang!" Ajo menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Yah lo sok perhatian sama gue, jangan sampe lu suka sama gue ya! Awas aja lu"

Ajo langsung bergidik, bulu romanya seketika meremang, dia bukan homo, dia masih suka lubang, bukan pisang seperti miliknya.

"Ih! Jijik gue Ken!" Ajo berlari menuju kamar Keano membanting pintunya kesal. Keano hanya diam, melanjutkan makannya.

***

Tetesan cairan infus yang terjatuh, mata yang tak kunjung terbuka, dan suara nafas teratur yang menjadi pelengkap nya. Sebuah tangan membelai lembut sisi wajah Caramel begitu sayang. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening mulus itu. 

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang