Balik Ke Indo

4.8K 201 19
                                        

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Follow ig : annisaazhr02
Bagi yang mau berteman 😍

Oke, Happy reading..

Malam kembali lagi. Begitu seterusnya, berlanjut menyambut pagi dengan rasa yang berbeda-beda. Nino merentangkan tangan nya sekuat tenaga, mencoba menghilangkan penat yang bertengger di seluruh badan. Mengusap wajahnya pelan, segelas air putih berada tepat di sampingnya. Begitu banyak hal-hal yang berlalu lalang dalam otaknya sekarang. Salah satunya keberadaan sahabat mungil nya, Caramel.

Sebuah ketukan pintu membuat lelaki itu berdiri lalu dengan malas mendekat.

"Anda sudah ditunggu," Nino tak perlu repot-repot menjawabnya, karna pelayan itu sudah lebih dulu mengundurkan diri.

Nino memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Lalu, menatap pantulan dirinya di cermin, rambutnya yang  masih basah dibiarkan acak-acakan, sesekali terlihat air di rambutnya jatuh kesisi leher.

"Katanya nungguin! Ini malah makan sendiri bambang!" Nino menarik satu bangku disamping pemilik rumah, mansion lebih tepatnya.

"Lu kelamaan goblok! Ngapain aja lu? Hah!? Ngocok?" Nino tertawa renyah mendengar nya. Kata-kata yang keluar dari mulut sahabat kecilnya ini tidak berubah. Selalu frontal tapi dengan bahasa yang kasar dan vulgar.

"Rumah segede ini buat apa? Lah lu tinggal sendiri, makanya jangan jomblo kelamaan Xel," Axel menatap Nino dengan datar. Membuat Nino menatap nya juga dengan tampang cool andalannya.

"Bukan urusan lo,"

"Gue denger lu tunangan ya? Kenapa ga kasih tau gue? Anjing banget lu jadi orang, awas lu yah ntar kalo gue nikah, ga gue ijinin lu masuk," Ucap Nino panjang lebar, dengan sedikit emosi.

Terdengar helaan napas berat,"Gue ga tunangan. Siapa yang ngomong kayak gitu?"

Nino berdecak kesal, melempar garpu ke atas piring dengan kasar,"Yah nyokap lu lah. Christy, namanya kan. Lu pikir gue ga tau?" Ucap Nino sewot.

Axel menatap marah ke depan,"Gue dipaksa njing! Setelah misi gue selesai gue bakal pergi,"

"Misi apa? Pergi kemana?"

Axel tersenyum miring,"Misi buat hancurin musuh gue sampe berkeping-keping,"

***

Caramel menatap dirinya di sebuah cermin, seorang maid menyisir rambut yang sudah sangat berantakan itu dengan telaten. Lingkaran dimata menjadi penanda bahwa jarang sekali dirinya tertidur. Di sepanjang kakinya juga terdapat tanda seperti luka memar.

Maid yang melihat penampilan Caramel sangat sedih, wanita rapuh yang dipaksa kuat. Caramel tak pernah berbicara lagi, dia tak lagi mengedor-ngedor pintu ingin di bebaskan, dia tak lagi berupaya untuk kabur, dia tak lagi menginginkan kehidupan, semua nya mati. Caramel kini hanyalah sebuah rangka yang masih bernyawa.

Terlintas di otaknya, tak ada kebahagiaan sama sekali. Caramel hanya anak yatim piatu di usia dini, dibesarkan di panti asuhan, lalu menikah dengan seorang bajingan, lelaki yang berstatus menjadi suaminya yang selalu menyiksa dan menyakiti, hingga dimana Keano mulai menerimanya Caramel pikir ini adalah akhirnya, Caramel pikir dia akan bahagia. Namun kenyataan itu kini kembali sirna.

Kenapa susah sekali untuk bahagia? Hanya itu yang Caramel inginkan, semua nya hancur.  Pendidikan nya yang belum selesai, anaknya yang-- huft entahlah Caramel tak tahu anaknya masih hidup atau sudah di tangan tuhan.

"Non, saya sudah selesai. Makanan nya ada disana, jangan lupa dimakan Non," Maid itu pamit undur diri, namun sebuah kertas terselip di bagian jepitan rambutnya yang di buat oleh maid tadi, itu yang membuat Caramel penasaran.

Dengan hati-hati Caramel mengambil kertas yang terselip itu, membukanya perlahan. Tangannya gemetar karna saking lemah nya dia sekarang.

Hanya kertas kosong, namun saat Caramel mengelus permukaan nya terasa seperti serbuk halus yang tak terlihat. Caramel meraih kepala nya yang tiba-tiba pusing lalu meletakkan kertas kosong itu di atas nakas yang dekat dengan air putih. Caramel meminum sedikit air di dalam gelas, lalu meletakkan dengan sedikit kasar sehingga setitik air jatuh ke atas kertas tadi. Warna pada kertas sedikit berubah menjadi gelap.

Caramel mengeryitkan dahinya, lalu menuangkan seluruh air pada kertas. Detik berikut nya Caramel terkejut,  kertas tadi berubah menjadi hitam legam sehingga tulisan dalam surat itu menjadi jelas. Satu titik air mata turun begitu saja saat Caramel membaca isi pesannya.

Namun tak lama setelah itu, kertas yang berwarna hitam tadi perlahan-lahan menjadi abu dan luruh seperti habis terbakar. Caramel yakin suaminya bukan orang sembarangan. Dalam hati Caramel tersenyum. Keano tak akan meninggalkannya sendirian, dan Caramel percaya itu.

***

Aji melirik ke sebuah komputer, mencoba mendeteksi sebuah sinyal yang dia dapatkan dari Justin. Keano melipat tangan nya di dada, seolah bos besar yang menunggu hasil kerja anak buahnya. Sedangkan Ajo mendekap snack kentang yang dia minta dari Qibel tadi pagi, duduk di samping kiri Aji dengan mata yang sok serius padahal tak mengerti sama sekali.

"Gue mau nanya? Ini apa yah?" Ajo menggaruk kepalanya yang tak gatal, Keano ingin sekali menempeleng kepala Ajo saat ini juga.

"Kalo ga tau diem," Ajo cemberut menanggapi sikap dingin kembaran nya. Lalu memutuskan untuk memakan snack kentang.

Setelah 3 jam berkutat di depan layar komputer yang berjumlah 4 buah komputer itu. Akhirnya, Aji bernapas lega. Dengan bangganya dia menyodorkan hasil kerjanya pada Keano.

"Loh liat," Aji mengklik tombol play disana.

Sebuah rekaman CCTV di seluruh sudut mansion Axel. Aji berhasil meretas sistem keamanan nya dengan berbagai macam virtual dan connection yang diberikan Justin maupun Teddy dan tentunya Secret Code yang diberikan oleh orang dalam yang di kirim oleh Patih.

Kini mereka bisa mengawasi Axel di mansion nya, terutama Caramel.

Keano melihat dengan serius, jantung nya bergemuruh tak tentu, tangan nya panas dingin, matanya tak berkedip dari layar komputer yang mana sedang memperlihatkan Caramel yang disiksa oleh Axel dan anak buahnya.

Tangan Keano terkepal, melihat bagaimana istrinya yang dilakukan tidak manusiawi. Bahkan kini Keano tahu bahwa Caramel sudah melahirkan. Bagaimana dengan anaknya? Keano merasakan sesak yang luar biasa, tanganya berkeringat dan bergetar, ingin mengambil minum saja rasanya tidak sanggup. Bagaimana mereka bisa sekejam itu?

Semua orang di ruangan menyaksikannya. Bagaimana hancurnya Keano. Ringisan kecil dengan pundak bergetar hebat. Keano berusaha menahannya, namun tidak bisa, ini terlalu menyakitkan.

"Sampai kapan kita akan biarkan begitu saja?" Tanya Anya cemas.

Patih mengurut keningnya, berusaha tenang dan tak ingin salah langkah.

"Kita balik ke Indonesia sekarang," Ucap Mahendra tegas. Semuanya terdiam.

TBC!!

VOMENT!!

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang