Tak lagi sama

11.5K 384 7
                                    

Jangan jadi readers gelap ya, Ayo dong bantu Vote klik tombol BINTANG..

Tinggal di klik doang lo gaes, gak akan bikin pahala kurang...

Oke, Happy reading..

Detak jarum jam yang selalu berjalan sesuai rotasinya, mengukir senyum pada dua insan yang tengah bercanda. Waktu seakan enggan berjalan, hanya ingin setia di satu angka yang membuat semuanya menjadi bahagia.

Kadang, adakala nya kita harus bangkit, melihat jauh bayangan dari masa depan yang menunggu, hari pun tanpa tahu orang yang terlihat tertawa nyatanya terdapat luka yang menganga. Bukan sebuah alasan, namun itulah teka-teki alam.

Suara denting sendok dan piring beradu, cukup memekak kan namun begitu menyenangkan. Andai semua orang bisa, bagaimana bahagia tanpa tahu artinya terluka.

Mengawali pagi yang cerah, disambut sinar mentari yang sudah melambung tinggi ke tempat dimana dia berada, satu langkah memulai hari tanpa paksaan ehmm mungkin sedikit paksaan.

"Aku pengen pulang" Nino mengangkat wajahnya, melihat Caramel yang sedang meminum air putih setelah mendapat suapan terakhir.

Nino mendengus, " Iya. Tapi nanti, badan kamu belum fit" Nino  mengusap pipi chubby Caramel. Benar-benar lembut, tanpa skincare atau make up, kulit Caramel sudah sehalus bayi.

"Besok kita harus lomba itu" Caramel mengucek-ngucek matanya, melihat itu Nino berinisiatif menghembus debu yang masuk ke mata sahabatnya.

"Udah" Nino mensejajarkan pandangannya, melihat mata Caramel dari jarak dekat, begitu cantik, bulat dengan bulu mata panjang nan lentik, Nino tersenyum, sahabatnya ini gadis yang langka, cantik bukan sentuhan cosmetik namun natural yang mempesona.

"Masih perih" ucap nya dengan suara serak menahan tangis, Nino melihat lagi dan menghembus nya berkali-kali, Caramel terkekeh geli.

"Gimana?"

"Apa?"

"Lomba itu Nino" Caramel cukup dibuat geram oleh tingkah Nino yang acuh tak acuh. 

"Udah ah! Jangan dipikirin, biarin aja, dari awal aku emang udah gak suka"

"Ih! Jangan gitu dong, kita udah janji"

"Kamu lagi sakit Caramel, Pak Zidane pasti ngerti"

"Iya, tapi kamu kan gak sakit" Nino menaikan satu alis nya, memandang kesal ke arah Caramel. Bukannya merasa takut, dia justru memakan buah apel yang sudah dipotong Nino tadi dengan polosnya.

"Terus, cuma aku berdua sama Chiena doang, ga mau" Caramel mengangguk kuat, sampai rambut menutupi wajahnya. Nino mengambil ikat rambut, membawa rambut panjang itu kebelakang dan di ikat menjadi satu.

Mencubit kecil hidung mungil itu, "Jangan makan terus, nanti gendut" ejek Nino saat Caramel tak henti- hentinya makan.

Caramel menyipitkan mata, memukul bahu Nino dengan sekuat tenaga, " Eh, eh! Ampun deh ampun! Tenaga kamu udah kayak hulk aja hehehe" Nino tertawa lepas, membiarkan lengannya menjadi amukkan Caramel dan melindungi wajah tampannya.

"Ih! Nino! Sebel sama kamu! Nyebelin aku gak gendut!"

"Iya, tapi nanti pasti gendut" Nino sengaja mengambil piring yang berisi potongan buah dari pangkuan Caramel, memakan nya satu potong lalu meletakkan di atas meja.

"Gak akan" Caramel mengambil piring itu lagi. Dan memeletkan lidahnya ke arah Nino. Membuat Nino hanya geleng-geleng kepala.

"Tapi No, kok aku gak ngerasa mual, capek atau muntah-muntah ya? Aku beneran hamil gak sih!?" Caramel berpikir dengan kepala yang sedikit teleng, mengerucutkan bibirnya dan memandang Nino dengan mata bulat nya.

SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang