Hari ini adalah hari pertama Nana, Finsa dan zesa sekolah. Mereka bersiap siap untuk berangkat sekolah, mereka membagi tugas untuk menyiapkan barang barang. Nana dan Finsa bagian menyiapkan tas sekolah beserta perlengkapan alat tulis, shena dan Lyli bagian memasak untuk sarapan dan bekal sedangkan zesa bagian menyiapkan seragam. Mereka sudah melakukan hal itu sejak mereka bersahabat karena menurut mereka itu akan mempersingkat waktu. Setelah semua selesai mereka berjalan ke garasi dan masuk ke dalam mobil mewah milik zesa yang sudah ada supir di dalam karena mereka belum cukup umur untuk memeliki SIM, sebenarnya lyli sudah memiliki SIM tapi dia tidak bisa mengendarai mobil.
Mobil berjalan meninggalkan asrama, perlu waktu 15 menit untuk sampai ke sekolah itupun sudah waktu yang paling singkat karena asrama mereka jauh dari kota.
15 menit kemudian mereka sampai di sekolah, mobil itu berhenti di depan gerbang sekolah membuat siswa yang berjalan di dekatnya melihat mobil itu. Nana, zesa, Finsa, shena dan lyli turun dari mobil mereka menyita perhatian dari siswa lain, mungkin karena wajah mereka yang asing bagi siswa siswa itu.
Mereka berjalan memasuki gerbang saat bertemu dengan security mereka menyapanya sambil membungkuk. Security itupun membalasnya dengan hal yang sama pula.
Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah ternama di korea itu, banyak pasang mata yang memperhatikan kedatangan mereka.
'mereka murid baru?'
'sepertinya begitu'
'aku tidak pernah melihat mereka, dan wajah mereka juga seperti bukan wajah asia'
'kau benar, mereka pasti akan di bully nantinya'
'ada tambahan tontonan seru sepertinya'
Begitulah bisikan dari siswa yang mereka lewati tapi mereka bersikap acuh dan melewati mereka dengan santai.
"Permisi, boleh aku bertanya dimana ruang kepala sekolah?" Tanya Nana kepada seorang pria yang sedang berdiri membelakangi mereka sambil mentap ke arah lapangan basket yang ada di bawah. Pria itu berbalik mendengar orang yang berbicara di belakangnya.
"Kau berbicara kepadaku?" Tanyanya.
"Benar"
"Kau lurus saja setelah itu belok kiri, disitu ada hanya ada satu ruangan dan itu ruang kepala sekolah" ucapnya.
"Ah baiklah, terimakasih"
"Kalian murid baru?"tanyanya sambil memperhatikan mereka dari atas kebawah.
"Benar" jawab shena.
"Berhati hatilah, di koridor ini kalian pasti akan bertemu para pembully" peringatnya lalu langsung pergi sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana depannya.
"Mayan tuh cowok" ucap Finsa.
"Hadehhh mulai lagi si playgirl" ucap Nana.
"Eh apaan orang gue cuma suka doang, gue mah mana pernah mainin cowo paling cuma koleksi doang" balas Finsa.
"Udahlah jan debat dulu keburu masuk nih"
"Iye iye" mereka pun melanjutkan berjalan menyusuri koridor itu, mereka bertemu dengan sekumpulan gadis yang make upnya mencolok dan bajunya yang hampir ketat. Mereka mengabaikannya tapi tiba tiba seseorang menarik rambut Shena dari belakang membuat shena mengaduh kesakitan, sontak mereka berempat menoleh dan Nana langsung memegang tangan gadis yang menarik rambut Shena lalu dia memelintir tangannya hingga menimbulkan bunyi 'krakk'
"Awww sakit lepaskan bodoh" ucapnya mengaduh kesakitan.
"Cuihh"bukannya melepaskannya Nana malah meludahi wajah gadis itu membuat teman temannya melotot kaget dan juga gadis itu terpejam menahan amarah.
"YA!! Lepaskan dia! Apa yang kau lakukan?" Ucap gadis berambut panjang.
"Kenapa? Temanmu saja tidak mau melepaskan jambakan nya" ucap Nana sinis.
"Aku akan laporkan pada guru" ancam gadis berambut pendek.
"Laporkan saja" ucap Nana tak takut.
"Kau-"
"Ada apa ribut ribut?" Tanya pak guru yang kebetulan lewat.
Melihat hal itu Nana langsung memutar kembali tangan gadis itu untuk menyembuhkannya.
"Akh" jerit gadis itu kesakitan, sedangkan Nana tetap santai memegangi tangan gadis itu walaupun pak guru sudah datang.
"Ada apa ini?" Tanya pak guru.
"Pak tanganku sakit pak dia membuat tanganku patah" tuduhnya kepada Nana. Pak guru itu menoleh kepada Nana.
"Kenapa kau memegangi tangannya?" Tanya pak guru curiga.
"Ah saya tadi hanya ingin bertanya ruang kepala sekolah, dan sekalian saja ingin berkenalan dengannya" ucap Nana santai. Sambil melepaskan cekalannya.
"Bohong! Lihat tanganku sa-" saat Ingin menunjukkannya dia malah merasa tidak sakit lagi.
"Kenapa tidak kamu lanjutkan?" Tanya guru itu.
"Pak saya berani bertaruh kalau tangan dia benar benar patah saya bersedia membersihkan seluruh bagian sekolah" ucap Nana sambil bersedekap.
"Bagaimana young mi? Apa kau mau memeriksakan tanganmu?" Tanya pak guru.
"Ti-tidak perlu pak sepertinya tadi hanya kram saja" tolaknya sambil melihat ke arah Nana, Nana membalasnya dengan tersenyum sinis.
'awass saja kau' batin young mi.
"Baiklah kalian semua kembali ke kelas masing masing sudah waktunya jam pelajaran di mulai" Ucap pak guru kepada siswa yang mengelilingi mereka.
"Lalu siapa namamu?" Tanya pak guru kepada Nana.
"Nama saya Nana" jawab Nana.
"Baiklah maafkan atas kejadian barusan, kalau ingin pergi ke ruang kepala sekolah kau tinggal belok kiri saja, maaf saya tidak bisa mengantar karena sudah waktunya mengajar" ucap pak guru lalu pergi dari hadapan Nana.
Nana berbalik badan dan teman temannya memberikan acungan jempol kepada Nana, Nana membalasnya dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Nahh ini gunanya ada Nana, bisa bebas dari bullyan mereka" ucap Finsa.
"Kok kesannya kek gue tuh bodyguard kalian ya?" Ucap Nana.
"Hahaha lu emang bodyguard kita Na, bodyguard yang paling pinter ngedrama hahaha" ucap Shena.
"Syalaaan lu pada" ucap Nana dengan muka yang dibuat kesal, lalu sedetik kemudia mereka tertawa bersama. Setelah itu mereka melanjutkan berjalan menuju ruang kepala sekolah.
Setelah beberapa menit berbincang dengan kepala sekolah dan akhirnya kepala sekolah memberi tahu kelas yang akan mereka tempati.
![](https://img.wattpad.com/cover/214211773-288-k702030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE YOUR FANS (COMPLETED)
Fanfictionkisah tentang 5 orang sahabat yang pergi ke korea untuk menjadi trainee disalah satu agensi di korea (BIG HIT Entertaiment) mereka berusaha sekuat tenaga belatih dance dan vokal supaya mereka bisa lolos ujian menjadi trainee di agensi tersebut. Baga...