Badmood

271 18 0
                                    

Nana turun dari mobil di bantu dengan temannya, dia menggunakan tongkat untuk berjalan.

“Udah gue bisa sendiri kali, kalian jalan dulu” Nana menolak bantuan dari temannya.

“Yaelah Na dibantuin gamau lu” ucap shena sambil bersendekap.

“Udah udah kalian duluan sana, gue bisa jalan sendiri jangan dibiasain nanti gue jadi manja” ucap Nana yang terus melanjutkan langkahnya.

“Nih pala batu kalo dah lahir dibawa susah ya ngilanginnya” ucap Finsa sambil menjitak kepala Nana.

“Aww gak ada akhlak lu fin gak berperi ketemanan” ucap Nana sambil mengelus kepalanya yang terkena jitakan finsa.

“Hillih sok sok an sedih lu, biasanya kepala kepentok meja lu B aja” balas finsa.

“Udah jangan ribut disini, udah malem jangan ganggu yang lain” ucap lyli.

Mereka pun memasuki apartemen dengan Nana yang berada di paling belakang, dia sengaja menyuruh temannya masuk karena malas jika harus berjalan sempit sempitan. Saat ingin membuka pintu apartemen tiba tiba seseorang memegang pundak Nana dari belakang.

“A-Mpph” orang itu membekap mulut Nana. Nana memutar kepalanya ke belakang dan melihat siapa yang ada di belakangnya, orang itu melepas bekapan mulut Nana.

“J-Jisung?”

“Beberapa minggu tidak bertemu sepertinya kau sudah lupa bagaimana cara memanggilku hm?”ucap Jisung sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Nana, reflek Nana memundurkan kepalanya.

“I-itu bisa tolong mundur sedikit dulu? Aku tidak bisa bicara dengan baik kalau kau terus begitu” pinta Nana dan jisung langsung memundurkan kepalanya.

“katakanlah” ucap jisung sambil memasukkan tangannya ke saku depan celananya.

“aku tidak lupa bagaimana memanggilmu” ucap Nana.

“Kalau begitu coba panggil”

“sekarang?”

“Hm”

“O-oppa” Nana berucap dengan nada pelan.

“Aku tidak dengar coba ulangi!”

“Ya! Kau-“

“NANAAAA KALAU KAU DI LUAR CEPAT MASUK, SUNBAE MENCARIMU” suara nyaring terdengar dari dalam.

“Kau pergilah dulu aku akan masuk”Nana membalikkan badannya tapi jisung menahan tangannya.

“cepat lepas, oppa sudah mencariku”

“Kenapa kau bisa terluka?”

“Aishh kita bisa bicara nanti, sekarang kau pulang dulu, hati hati jangan sampai paparazi tau” ucap Nana sebelum akhirnya masuk ke dalam apartemen.

“Hah...” jisung mendesah kasar, dia cepat cepat datang kesini untuk bertemu dengan Nana padahal dia baru saja sampai dari bandar tapi sepertinya Nasib baik tidak memihak kepadanya.


“Naaa sini cepetan tuh sunbae dari tadi nyariin lu dah kek orang gila keilangan anaknya” ucap Zesa sambil berjalan disamping Nana yang berjalan perlahan dan agak kesusahan dengan tongkat.

“Lu ngatain oppa orang gila?” balas Nana sambil memijakkan tongkatnya selangkah demi langkah.

“Haishh nih anak udah ayo cepetan hush hush” Nana hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Zesa.

“Annyeonghaseo” setelah sampai di depan laptop Nana langsung menundukkan kepalanya mengucapkan salam.

“YA! APA KAU TIDAK LIHAT LIHAT LIHAT DULU SAAT MELANGKAH HUH?” suga langsung berbicara dengan nada tinggi sedetik setelah mereka menjawab salam dari Nana.

“Oppa jangan berteriak seperti itu...ini hanya terkilir 2 hari lagi pasti bisa dipakai loncat dari lantai 5”ujar Nana santai sambil dibantu duduk oleh Shena.

“APA? Apa kau berniat bunuh diri setelah kakimu sembuh? Kenapa tidak sekarang saja? Kenapa? Kau takut menjadi hantu pincang?” Suga berbicara tanpa jeda sedikitpun membuat Nana memegangi pelipisnya mendengar ocehan suga, sedangkan temannya menahan tawa saat mendengar suga mengoceh tapi seperti sedang Rap.

“Pffft”

“Heh Napa lu ketawa ketawa? Mau gue sumpel sama sandal mau lu?” ucap Nana sambil menudingkan sandal di depan muka shena.

“NANA! Kenapa kau tidak mendengarkanku?” ucap suga kesal.

“ck kenapa semua orang begitu cerewet hari ini?  Oppa sebelum kau mengenalku dan sebelum aku pergi ke korea, memanjat dan meloncat dari pohon atau gedung adalah hal biasa bagiku, terkilir ataupun terluka sudah seperti makanan bagiku jadi kau tidak perlu berlebihan seperti itu, aku bukan seorang putri kerajaan jika tergores sedikit akan menangis. Aku mengantuk, oppa jagalah kesehatan aku pergi tidur dulu” ucap Nana sambil mencoba berdiri menggunakan tongkatnya.

“Na lu kok gitu sih jawabnya? Senior khawatir sama lu tapi jawaban lu kek gitu? Lu udah keterlaluan Na! Cepet minta maaf!” ucap Finsa.

“Minta maaf? Gue bicara sesuai kenyataannya emang salah ya?”

“Sudah sudah kalian jangan berdebat, aku tidak mengerti apa yang kalian katakan tapi berhentilah berdebat, Finsa aku tidak apa apa jangan khawatir bukankah dari awal bertemu kata katanya sangat pedas?” ucap suga dan Finsa mengangguk mengerti. Nana langsung pergi menjauhi mereka menuju kamarnya.

“Maafkan atas sika Nana, aku juga tidak tau apa yang terjadi dengannya hari ini mood nya sangat buruk” ucap shena.

“Sudah tidak apa apa mungkin dia punya beberapa masalah pribadi, berikan dia waktu sendiri” ucap RM yang terlihat sedang menonton TV.

“hm benar yang dikatakan Namjoon” ucap seokjin menyetujui.

“Yasudah kalian cepat lah tidur, ini sudah larut bukankah besok kalian harus mulai latihan? FIGHTING ! Aku yakin kalian pasti bisa” ucap Jungkook menyemangati mereka.

“FIGHTING !!!” dan diikuti oleh member BTS lain yang memberi semangat. Setelah itu mereka mengakhiri panggilan Video itu. Shena melihat jam yang ada di dinding, dan saat dia melihat wajah Zesa yang merengut dia langsung mengejek Zesa.

“ekhmm kayanya ada yang masih kangen sama cowonya nih, barusan gak cukup mbaknya ?” shena berucap sambil melirik Zesa, Zesa yang merasa tersindir dengan ucapan shena langsung melirik ke arahnya.

“Apaan si? Sotoy lu shen” ucap Zesa.

“lah? Lu kenapa tiba tiba ngegas gitu? Emang gue ada ngomongin lu?”

“itu barusan apa?”

“lah gue kan gak nyebut nama lu, oh atau jangan jangan lu ngerasa kalo...”

“ishh minggir minggir gue ngantuk mau tidur” Zesa pergi meninggalkan mereka.

“Ck ck dasar bucin” ucap Finsa sambil geleng geleng kepala.

“Hillih gak sadar diri”

“lah lu ngomongin gue?” tanya finsa.

“Kagak, gue lagi ngomongin pucek girl, gue ke kamar dah ngantuk” shena meninggalkan Finsa yang sedang merengut.

“Huh emang kenapa kalo jadi pucek girl? Orang mereka gak baper juga” ucap Finsa santai.

“Udah fin ini udah malem ayo tidur besok harus bangun pagi” ucap Lyli.

“siap bu bos” ucap finsa sambil memperagakan gerakan hormat.

Kesunyian pun menemani apartemen tersebut, mereka sudah terlarut dalam mimpi masing masing. Tapi tidak dengan Nana dia baru saja tertidur dan ponselnya tiba tiba berbunyi, Nana meraba meja nakas yang ada disampingnya.

"Hoammm orang gila mana si yang ganggu tidur gue?" Ucap Nana sambil menguap, dia tidak sadar kalau  dia telah mengangkat panggilan itu.

"Nana coba beritahu aku hukuman apa yang pantas bagi orang yang menyebut kekasihnya sendiri orang gila?" Ucap suara disebrang yang tak lain adalah Jisung.

"Hoamm kau bisa mengikatnya dan mengurungnya di kamar oh atau kau bisa menyuruhnya  menulis kata ' aku tidak akan mengulanginya lagi ' sebanyak 500 kali" ucap Nana, dia masih tidak sadar dengan siapa dia berbicara sekarang.

"Hmm ide yang bagus Nana"

"Ya tentu sa-" dah akhirnya  sekarang Nana tersadar dengan siapa sedang berbicara, dia langsung memukul mulutnya sendiri sambil mengatakan.

"Mulut bodoh, mulut bodoh, mulut bodoh, kenapa kau harus berbicara  seperti itu?" Ucap Nana dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar oleh Jisung.

"Hei berhenti memukul mulutmu sendiri, jangan menyalahkan mulutmu dengan mengatakan kalau mulutmu bodoh, manusia akan  mengatakan apa yang mereka pikirkan, jadi salahkan saja otakmu yang bodoh" ucap Jisung.

"Kau-"

"Sudahlah aku ingin tidur, dan seseorang harus bersiap besok untuk diberi hukuman" ucap Jisung.

"Tidak bukan begitu, aku-"

Tut tut tut

Belum selesai Nana bicara jisung langsung mematikan telponnya

"Aghhh sial kenapa gue gak liat dulu si siapa yang nelpon"

"Mati besok gue, hahhhhh padahal mau santai santai mumpung libur, huaaa Nana begooooo" ucap Nana dengan suara kencang.


WE ARE YOUR FANS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang