Happy reading's...Suasana kantin Bu Harja siang hari ini, nampak masih hiruk pikuk seperti hari-hari biasanya. Yang begitu ramai dengan segala macam suara serta kelakuan antik dari para makhluk Tuhan yang sedang kelaparan dan mulai tidak sabar.
Semuanya yang belum mendapat makanan berdesakan, bersenggol-senggolan, bahkan sampai ada yang berteriak-teriak saking ingin didahulukan.
Sementara dipojokkan, sudah duduk anteng lima orang gadis yang sedang menyantap makanannya sambil tertawa. Hingga..
"Yanggg..."
Uhuk uhukkkk
Satu panggilan yang disertai rangkulan itu sukses membuat salah satunya tersedak.
"Eh ehhh.. minum Yang minum"
Dengan sigap, Bagas mengambilkan sebotol air mineral.
"Geser bebbb.." dan pintanya tanpa menoleh. Memaksa tubuhnya yang tinggi besar, ikut berhimpitan ditengah-tengah.
"Ish kampret!!" Ralline refleks menabok lengannya. Karena bakso yang tinggal sebijinya sekarang menggelinding ke kolong meja.
"Hehe sori bebb sori... pesen lagi gih, gue yang bayar" Bagas nyengir kuda sebelum kembali membelakanginya.
"Yang,, minum dulu" Modusnya lagi sambil terus merapat pada Dini dan mengusap-usap bagian pundak.
Plakkk
"Ga usah pegang-pegang bisa!!" Dengan mata melotot Dini menepak sadis tangan isengnya.
"Ngobatin beb.." dalihnya mencari pembelaan. Membuat Dini semakin mendelik sebal.
"Duhhh.. galak banget siii ayang.. Makin gemes deh aa.." Bagas tak mengindahkan pelototan Dini. Tangannya malah semakin berani mengelus-elus pipi mulusnya.
"Ishhh... Bisa diem ga si lo!" Dini kembali menghardik seraya menjauhkan wajahnya. Sungguh hanya pada satu manusia ini Dini yang terkenal sopan dan kalem sampai tidak lagi memberlakukan tatakrama.
Suara suitan dan tawa pun semakin ramai terdengar, melihat Bagas si playboy cap badak ditolak adik kelas.
Tapi Bagas tetaplah Bagas. Dengan santainya dia mengusak rambut Dini seraya menampilkan seringai isengnya.
"Ckkk.. Biarin makan dulu napa Gas... Kasian itu anak orang kelaperan!!" Trisha yang merasa kasihan akhirnya turun tangan.
Bagas menoleh sambil tertawa. Dan disaat itulah mata jelinya menangkap sosok gadis cantik disamping Trisha.
"Ehh.. sapa nih?"
"Anak baru?" Tanyanya khas orang penasaran.
Nadine yang merasa ditanya mengembangkan senyum ramah.
"Iya.. Nadine" angguknya sambil mengulurkan sebelah tangan.
"Ekhmm.. ekhmm.."
Bagas langsung berdehem maksa. Tangannya yang tadi masih berada di belakang kepala Dini kini sudah berpindah ke depan demi menyambut jari jemari lentik Nadine.
"Bagaskara Sanjaya, orang paling kaya dan ganteng se Bandung Raya" katanya dengan wajah sok alim beserta senyum menawan andalannya.
"Ehhmm.. mulai.."
Trisha dan Liana yang berada dihadapannya langsung mencebik. Sementara Ralline langsung melerai salaman mereka.
"Heh senyam senyum sama anak orang! Baru juga jadian ama sodara gue! Mau dicerein lagi lo!!" Hardiknya sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garalline
ActionRalline Azzara Kesialan demi kesialan terus saja bertubi dialaminya. Semenjak malam dimana sang kekasih memutuskan hubungan cinta mereka secara sepihak, dan ia bertemu dengan siswa baru di sekolahnya. Dari mulai kesialan biasa, luar biasa sampai yan...