Garalline 16

860 45 13
                                    


Happy reading's...

"Mercy hitam, Alphard silver"

"...."

"Bukan.. bukan.. dua-duanya bukan yang punya rumah.. tapi.."

"...."

"Huh??"

"...."

"Oh.. oke oke.."

Klik

Seorang pria bersorban sarung, tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya diantara semak-semak yang memanjang. Entah sejak kapan ia berada disana. Mengintai rumah dua lantai milik seorang pengusaha muda terkemuka, yang tengah santer-santernya diisukan, hendak mencalonkan diri sebagai anggota dewan perwakilan.

Hupft

Pria pengintai itu membenahi letak sarungnya. Ia mendesah sembari celingukan. Pasalnya, sejauh ini, sepertinya tidak banyak lagi yang bisa ia laporkan selain hal remeh temeh seperti barusan. Bukan tak mau lebih berusaha. Namun sekalipun pagar rumah yang menjulang tinggi sebagai satu-satunya akses masuk atau keluar itu bisa saja ia buka jika memang harus dan terpaksa, tapi ia tetap tidak boleh mengambil resiko tertangkap oleh kamera, yang tidak diketahuinya ternyata sedang dalam keadaan tidak menyala.

Shit!!

Umpatnya jadi sedikit kesal.

Mikir Raka mikir..

Pria yang memang dikenal bernama Raka itu menendang kerikil kecil dibawah sandalnya.

Ckkk!!

Lo ga bisa cuma nangkring nunggu keajaiban aja buat nyari tau punya siapa itu kendaraan dua!! Ya minimal lo harus..

"Mas.."

Deg

"Punten mas.."

Akkhh..

Raka yang sedang melamun, sontak langsung melompat saat ada yang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang. "Anj***!! Setan!! Bab*!! Kunyuk.. Saha siah!!" Latahnya sambil memasang berbagai posisi kuda-kuda.

Membuat si bapak tua yang sama-sama terkaget-kaget, refleks melompat juga karena takut terkena bogeman nyasar tak terduga. "Astaghfirullah.. ampun den.. saya cuma tukang ojek" jawabnya kelabakan.

Hah??

Ojek??

"Haisss!! Si bapakk!! Ngagetin aja!! Untung saya ga jantungan pak!!" Mendengarnya Rama jadi setengah emosi tapi tak menampik merasa lega juga.

"Hehe iya punten mas,, abis dari tadi saya panggilin ga nyaut si mas nya" ucap si bapak yang ternyata seorang driver online yang tengah mencari alamat disekitar sana.

"Hhhh.. ya kan ga usah ngagetin juga pak!! Huh!!! Kenapa?" Ketus Raka terlanjur kesal.

"Emm... I iya mas maaf. Punten, ini teh saya lagi nyari alamat. Barangkali si mas tau rumahnya Siska Andriani yang mana.." takut-takut tukang ojek tersebut pun kembali mendekatkan dirinya untuk menunjukkan layar ponsel yang dibawa.

Dan meski masih merasa kesal, Raka pun tetap tak urung ikut menundukkan kepalanya, untuk membaca alamat yang tertera.

Tapi..

Bagaimana mau mencarikan, ia sendiri juga kan tidak hapal nama-nama warga disana, apalagi alamatnya??!!

Ahh..

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang