Garalline 25

690 50 15
                                    

"Mba Siska katanya.. mau melahirkan.."

"APA??!!"

Bukan Gara, tapi itu Ralline yang bersuara. Sosoknya yang sejak tadi tersembunyi dihalang tubuh tegapnya, kini mendadak muncul setelah berhasil menerobos penjagaannya.

Ckk!!

Gara berdecak tak suka. Tapi tak sedikitpun dihiraukan. Gadis itu terus saja memaksa lututnya yang lemas berjalan, hingga nyaris oleng lagi ke belakang.

"Akh.."

Grep

"Pelan-pelan aja makanya.. bisa kan.." beruntung Gara menahan tubuhnya sigap. Walau hardik galak yang akhirnya ia dapat.

"Ishh jangan pegang-pegang!!"

Mendesah pelan, cowok itupun melepasnya. Lalu berjalan mengekor dibelakang, menghampiri Nadine yang sampai tak berkedip menyaksikan keduanya.

Oh God.. apa baru saja ada gempa?? Tumben si tembok es, lembut perangainya??

"Nad.. kata siapa Mbak Siska mau ngelahirin?"

"Ehh.." Nadine megap-megap terguncang. Rupanya, Ralline sudah sampai dan sedang mengayunkan tangannya menyadarkan. "Oh i itu.. ka kata Kak Bisma Ra" jawabnya yang masih dalam mode terkesima.

"Bisma??"

Gara menaikkan alisnya. Sementara Ralline dengan linglung meraba-raba setiap kantong baju dan celana. Dan mendadak wajahnya memucat, saat tak bisa menemukan ponselnya dimana-mana.

"Ssshhh... Bisma..." desisnya diiringi gigitan kecil pada bawah bibir. Segera saja semua ingatan tentang kejadian tadi pun berkelebatan dikepala.

Ponselnya dibawa oleh Bisma.

Yaa Tuhan..

Setragis ini malem minggu mereka..

"Ck.. jangan digigit terus!!" Ketus Gara tiba-tiba sambil melepas paksa tautan bibirnya. Membuat sang mpunya yang sedang sibuk membatin, spontan mendelik karena baru sadar. Eh sejak kapan dirinya sudah kembali dipeluk si cowok bar-bar??! Didepan Nadine pula!! Aiishhh..

Mendesah pelan, Gara memilih menggelengkan kepalanya dan mundur perlahan mencari aman. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyulut perang urat dengan gadis didepannya.

Lalu sambil tetap mempertahankan wajah datarnya, Gara pun menyingkir. Meninggalkan kedua gadis yang sudah saling bergandengan dan lanjut mengobrol dengan seriusnya. Ia sendiri belum ingin bertanya ataupun mendengar apa-apa. Otaknya masih terlalu ngebul. Dan masih perlu direfresh ulang, sebelum dipaksa kembali bekerja.

Menghadapi apapun yang mungkin sedang menunggu didepan sana. Karena seingatnya ini belumlah waktunya untuk bayi itu keluar dari rahim ibunya.

Mbak Siska belum genap sembilan bulan..

**

"Okay I know, but let's see.. what the faulth?

Final Nadine pada Ralline yang memang tidak banyak mendebat, tapi juga tidak kunjung mau sepakat. Well, walau lama tinggal diluar, bukan berarti Nadine lupa bagaimana adat hidup di negaranya. Tapi hanya sekedar untuk mengecek saja ada atau tidak, tak salah bukan?

"Ohh.. c'mon Ra.. Kita lagi ditunggu lho ini.." Dan Nadine yang sudah mulai tidak sabar, mendadak lebih cerewet dari biasanya. Terbalik sekali dengan Ralline, yang justru mendadak jadi lebih banyak diam.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang