Garalline 14

822 47 12
                                    

Happy reading's...

****

Prang!!

Gelas kristal itu langsung hancur begitu menghantam lantai marmer dengan sangat kerasnya. Suaranya yang memekakkan, seketika menghentikan semua laju aktifitas.

Wajah pasi dan ngeri kini menjadi satu-satunya ekspresi yang terpancar dari seluruh penghuni ruangan.

"Yang nyuruh bunuh siapa hahh!!"

Brakkk

Pria bersetelan parlente itu nyaris melompat dari bangku kebesarannya. Ia menerjang dan menampar orang yang sudah dengan berani bertindak diluar perintahnya.

Suara debukan dan pekikan terus terdengar. Pertanda emosi yang belum juga selesai dituntaskan. Sementara rekan-rekannya hanya bergeming menyaksikan. Walau sedikit tidak tega, tapi tak satu pun ada yang berani angkat suara untuk memberikan pembelaan. Semuanya tahu, semahal apa harga yang harus dibayar untuk sebuah kegagalan apalagi kelalaian.

Karena sejak awal memang tidak pernah ada perintah untuk menghilangkan nyawa. Bagaimanapun wanita itu adalah istrinya.

"Bos.."

Dengan nafas memburu dan wajah yang masih begitu pekat dengan nafsu, pria itu menghentikan sejenak aksinya. Matanya yang memang sudah terlahir tajam, semakin terlihat seram saat menghunus penuh ancaman. Ia paling tidak suka seseorang mengganggunya.

Tapi tanpa sedikitpun gentar, pemuda yang tadi menyela terus melenggang mendekatinya. Bahkan dengan sangat beraninya ia melerai. Menjauhkan tangan majikannya dari leher si terpidana.

Semua kompak menahan nafas mereka. Semoga saja Thanos berwujud manusia itu tidak akan bertambah murka atas kelancangan asisten barunya.

Tapi sungguh diluar dugaan. Alih-alih semakin meradang, sang diktator muda itu menurut dengan mudahnya. Matanya hanya nampak memicing sesaat, menyimak sesuatu dilayar gawai kepercayaannya.

"Hhhh.." desahnya kemudian, seraya mendudukkan kembali tubuhnya yang cukup berkeringat.

Kenapa bisa kebetulan sekali ada disana heh?!!

Bodoh!!

"Segera siapkan armada.."

Dan kita lihat, kemana lagi kau bisa pergi membawa putraku... Sayang!!

***

Byurrrrr

Bagas menyemburkan air minumnya pada wajah Ralline yang kini melotot garang kepadanya.

"Malihhhh!!!! Apa-apaan sih lo" Raung gadis itu murka.

Sedang yang diamuk malah menganga, tidak bisa mengedipkan mata apalagi menutup mulutnya.

"Ga usah diliat bangsat!!" Hardik Bisma menggeplak keras kepalanya.

"Astaghfirulloh..." Bagas akhirnya mengerjap sadar.

"Heh cabe-cabean, ngapain lo gentayangan pake handuk doang"

"Mau sodaqoh jahiliyah lo" decaknya dengan kepala yang terus digeleng-gelengkan.

"Cihh!! Sodaqoh pala lo!!" Tukas Ralline dengan kekinya. Apes banget ia, baru selesai mandi sudah kena sembur lagi.

"Yeee.. situ yang open"

Plakk

"Mangkanya ga usah diliat!!" Keplak Bisma untuk kedua kalinya.

"Ck! Minggir-minggir" dengan jengah Ralline menyeruduk keduanya yang malah sibuk bertengkar. Sementara ia terus menggerutu sembari berlari menaiki anak tangga.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang