Garalline 24

830 52 40
                                    


Bisma baru saja hendak mendaratkan tubuhnya di kursi tunggu Rumah Sakit Salamun, saat handphone disakunya mulai bergetar.

Mengernyit sedikit bingung saat menatap layar, Bisma tercekat sadar, jika yang dipegangnya itu ternyata bukanlah ponsel miliknya.

"Astaghfirullah.. ini hp nya Ralline" Desahnya lelah. Mungkin tadi saking gentingnya keadaan, ia sampai lupa untuk mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.

"Ya?"

Dan langsung saja, suara seorang gadis terdengar menyapa, saat ia mengangkatnya didering ketiga.

"Hallo Ra.. dimana?"

Deg

Hening menjeda untuk sesaat. Hingga tanpa disadari, Bisma sudah menegakkan lagi punggungnya.

"Ekhm.. ini Bisma. HP Ralline nya kebawa, ada apa?"

"Emang Ralline lagi kemana?"

"Dirumah.. baik-baik aja kan?" Dengan was-was, Bisma terus bertanya-tanya. Ahh pikirannya sudah melayang lagi saja kemana-mana.

"Oouhh.. maaf kak Bisma, ga ada apa-apa kok.. gimana Mba Siska?" Desah halus suara ramah Nadine dalam sekejap kembali membuatnya tenang. Sejenak Bisma pun memejamkan matanya untuk merilekskan urat-urat syarafnya yang sepintas kembali tegang. Namun tak lama, kernyit heran nampak diwajahnya.

Wait..

Tadi Nadine memanggilnya apa?

Kakak??

Anjayy... Berasa punya adik dua dia..

Bisma menjauhkan benda pipih ditelinganya itu untuk menggelengkan kepala. Entah kenapa geli saja mendengar, ada teman sepermainan yang masih memanggilnya kakak. Haaa.. Gadis itu pula!!

Bisma jadi tak berhenti mendengus membayangkannya. Terbiasa saling tarik urat dengan Ralline, Trisha dan yang lainnya yang terlampau nyaris tidak berakhlak, membuatnya jadi sedikit kikuk juga saat ada yang dengan sopan kembali memanggilnya kakak. Ahh.. bahkan Dhea yang betulan adiknya saja, kadang hanya memanggil nama. Ckk!! Pencapaian ini!!

Huh!!

"Hallo.. kak.. kak Bisma..??"

Bisma menahan senyumnya saat kembali menempelkan ponsel Ralline ke telinga.

"Ekhmm iya.. Mba Siska masih diperiksa, belum ada kabar apa-apa" jawabnya tenang setelah berdeham kedua kalinya. Yang disusul setelahnya, sebuah getar peringatan, bahwa ponsel yang sedang ia gunakan akan segera kehabisan baterai.

"Ahh.. begitu ya.. Ya sudah aku tutup dulu telfonnya ya kak. Tolong kabari aja kalo ada apa-apa atau ada perlu apa-apa"

"Iy.."

"Bye.. kak" Nadine memutus sambungan mereka secara tiba-tiba. Meninggalkan Bisma, dengan segala kecengoannya, yang bahkan belum sempat meneruskan katanya walau mulut sudah terbuka.

Jezzz... Ini kaya diputusin pas lagi sayang-sayangnya ga sih?? Kok gedeg ya!!

Astaghfirullah.. apa sih Bis!! Kaya si Bagas lo lama-lama!!

Cihh!!

Refleks mengusap wajahnya dengan kasar, Bisma menimang-nimang ponsel Ralline sebentar, sebelum memasukkannya kembali kedalam saku celana. "Saatnya beristirahat.." gumamnya pelan seraya lanjut menyandarkan tubuhnya yang sudah begitu remuk dan lelah.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang