Garalline 17

767 46 4
                                    


Happy reading's..

"Apa-apaan cewek ini??!!"

Dengan nafas tercekat, Gara memaksakan dirinya segera kembali berpaling, seraya memejamkan mata rapat-rapat.

Hhh..

Mendadak, sekitarnya terasa begitu pengap. Hingga untuk sekedar menelan ludah saja, rasanya sudah begitu berat.

God..

Apa sebenarnya dosanya sampai gadis didepan sana senang sekali menyesatkan pikirannya??!!

Gara makin mendesah. Terlebih setelah menyadari, jika teman mengobrolnya sejak tadi, ternyata sudah beranjak pergi untuk kembali bergabung dengan riuhnya keramaian. Sedang ia hanya bisa mengekor saja dengan sudut mata.

Hhh..

Terus mengekor, hingga tanpa sadar, pandangannya pun tahu-tahu sudah kembali lagi ke arah depan.

Glekkk

Tepatnya pada, gadis yang kini tengah asyik tertawa, sambil sesekali menggigit bibir merahnya yang kepanasan.

Shit!!

Terkutuklah matanya!!

Lagi-lagi Gara mengumpat. Kali ini sekaligus mengutuki baju putih Ralline, yang astaga.. sepertinya sudah nyaris basah semuanya.

Hell..

Apa gadis itu tidak tahu, jika dari tempatnya berada, Gara bisa melihat dengan jelas semua lekukan didalamnya??

Ya Tuhan..

Mendadak merasa pening, Gara memijat resah pelipisnya. Hhhhh.. Ia gelisah. mendadak saja ia juga merasa gerah, dengan secuil pemikiran, yang perlahan, mulai berkembang liar diotaknya.

Damn!!

Jangan sampai ia menorehkan sejarah pertama kekhilafannya pada seorang gadis saat ini Tuhan..

Mohonnya, berharap siapa saja tolong.. tolong segera enyahkan gadis berkaos putih polos itu dari hadapan juga jangkauannya sekarang, sebelum ia benar-benar kehilangan akal.

"Fuck!!" umpatnya semakin keras. Yang alih-alih menuju tenang, malah teringat kembali pada insiden bathrobe di depan kamar.

Damn!!

Sepertinya yang benar-benar butuh dimandikan adalah dirinya.

***

"Yaa Alloh.. kok berantakan gini... Kalian makan apa tawuran?"

Mba Siska yang sudah lama pergi tiba-tiba dibuat tercengang saat kembali. Dan dengan setengah histeris beliau mengusir adik ipar dan teman-temannya agar segera pergi dari sana.

Gara menghembuskan nafas lega. Akhirnya gadis-gadis bar-bar itu lenyap dari pandangannya.

Sungguh, tak terbayang jika ia harus memperpanjang lagi malam. Atau kegiatan tidak beradab ini tidak juga dihentikan. Entahlah.. mungkin ia bisa sakit jiwa.

Kemana perginya kontrol diri yang selalu ia junjung tinggi biasanya, hah?? Baru diuji mental segitu saja imannya sudah kewalahan.

Hhhh...

Tapi laki-laki mana juga coba yang sanggup berpaling dari cobaan seperti yang ia alami barusan??!!

Sial!!

Gara terus saja mengutuki akhir pekannya.

"Dasar bocah-bocah edan!!" Keluh Bisma saat kembali duduk disampingnya. Pemuda itu tak kunjung berhenti mencaci, sementara Bagas terus tertawa karena tadi ia yang menang paling banyak.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang