Happy reading's...What the... Hell??!!
Gara menarik nafas tajam. Ditatapnya gadis yang masih menyunggingkan senyum itu sambil menggigit pipi bagian dalam. Gadis ini, dua menit lagi saja ada disini, bisa beneran khilaf dia lama-lama!! Shit!!
"Kamu mau aku makan Ralline?" Tanyanya setengah menggeram yang serta merta membuat gadis itu menoleh dengan wajah terperangah.
"Hah?? Apa?!"
Awalnya Ralline mengira ia hanya salah dengar, tapi demi melihat wajah yang sudah menunduk begitu dekat dan tatapan yang memang seperti ingin menelannya bulat-bulat, membuat Ralline refleks mundur dengan mata mengerjap-ngerjap.
Glekk
Astaghfirullah ni cowok, kanibal apa ya?? Kok maen mau mangan-mangan aja!! Dikira dia baso cilok apa?? Heh gila!!
Ralline bergidik, menelan saliva. Mengingat-ingat kembali apa mungkin kesalahannya sampai Gara bisa terlihat begitu murka.
Ssshhh..
Perasaan tadi ia cuma bilang jagoan dah. Terus apa kabar kalau ia bilang bajingan ya?!! Njirrr... Kelar idup Lo Ra!! Auto pulang tinggal nama!!
Hiii..
Mendadak memasang muka masam, Ralline kembali menunduk melanjutkan sisa pekerjaan. Sudah jangan ditanya lagi ikhlas tidaknya sekarang, menempel plester saja tenaganya nyaris keluar sepenuhnya.
"Awwssshh..."
Rasakan!!
Huh!!
Sambil mendengus melihat Gara yang mengaduh, Ralline buru-buru membereskan peralatannya. Sedang pakaian salin yang tadi ia bawa, ditaruhnya begitu saja dipangkuan Gara. Ha.. Sebodo sekali dengan bagaimana cara cowok itu nanti akan memakainya. Ia sudah ingin segera hengkang saja dari sana.
Tapi..
"Ssshhh.. hahhh..."
Apa maksudnya??
Suara desahan pasrah yang ia dengar beberapa saat kemudian, mau tak mau membuatnya menoleh lagi sebelum beranjak pergi kedalam.
Dibawah, diarah jam enam dari berdirinya. Nampak Gara yang masih meringis kesakitan, melirik sekilas baju yang ia berikan, lalu mendangak memelas saat kembali menatapnya tepat di pupil mata. Sungguh sesuatu yang sangat-sangat tidak pantas sekali dilakukan oleh seorang bertampang seperti Gara. Terlebih cowok itu juga kini bahkan, dengan sengaja mengarahkan pandangan Ralline pada tangannya yang masih berdarah-darah. Ohh.. What the fuck!! Cowok ini!! Ralline memejamkan matanya geram, mencoba memanjangkan sabar.
Apa-apaan coba?!! Tadi saja sok galak ngancam-ngancam!! Dan sekarang??!!
Maunya apa!!Astaghfirullah.. Sabar Ra sabar.. anak cantik ga boleh ngumpat ya. Positif thinking aja mungkin tadi palanya sedikit kepentok apaan, jadinya gitu rada-rada ada gegar.
Hahhh..
Menghela nafas jengah, Ralline kembali berlutut ogah-ogahan. Menaruh lagi semua peralatannya, dan mulai menyingsing lengan memakaikan pakaian.
Please..
Tahan.. jangan dulu muntah..
Walau tidak berdekatan, tapi Ralline tidak bisa lupa jika ada orang yang nyaris putus lehernya berada disana. Sungguh amazing.. ia tidak sampai menjerit-jerit pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garalline
ActionRalline Azzara Kesialan demi kesialan terus saja bertubi dialaminya. Semenjak malam dimana sang kekasih memutuskan hubungan cinta mereka secara sepihak, dan ia bertemu dengan siswa baru di sekolahnya. Dari mulai kesialan biasa, luar biasa sampai yan...